Mohon tunggu...
Sri Handayani
Sri Handayani Mohon Tunggu... Editor - Social Media Marketing

I like to talk about psychology, education, language, health, art and culture, and technology

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Menerapkan Prinsip Agile Development dalam Kehidupan Sehari-hari

14 Juni 2022   12:00 Diperbarui: 15 Juni 2022   02:01 1805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penerapan prinsip agile development dalam kehidupan sehari-hari. Sumber: Freepik.com

Sejak masih sekolah, saya memang memiliki ketertarikan yang cukup tinggi dengan teknologi. Saya bahkan pernah berkeinginan masuk ke jurusan teknologi informasi (TI). Impian itu sempat terkubur beberapa saat, bahkan kemampuan saya di bidang IT sempat tidak berkembang karena kuliah dan bekerja di bidang yang lain.

Saat itu saya bekerja sebagai jurnalis. Sehari-hari saya menulis berita dengan Notepad, kemudian mengirimkannya via email. Komunikasi dengan redaktur dan rekan-rekan jurnalis dilakukan melalui Whatsapp. Update berita dan informasi saya lakukan melalui Youtube dan sosial media. Seperti umumnya jurnalis di era digital, saya tumbuh menjadi seorang gadget freak yang tak bisa lepas dari perangkat selular.

 Beberapa tahun kemudian, saya masuk di sebuah perusahaan konsultan investasi saham berbasis aplikasi digital. Di sana saya belajar mengelola akun Instagram perusahaan, hingga melakukan produksi konten Youtube. Saya melihat sosial media dari yang berbeda.

Selepas bekerja di perusahaan tersebut, saya belajar menjadi pebisnis dengan menerapkan ilmu yang saya peroleh di perusahaan sebelumnya. Usaha ini berjalan selama dua tahun. Kini saya masuk di perusahaan berbasis IT dan mendapatkan kesempatan untuk belajar banyak hal. Mengelola Google Ads dan blog tech adalah beberapa dari banyak hal tersebut.

Dalam keseharian kerja, tim developer dari perusahaan ini menerapkan prinsip Agile Development. Sebuah prinsip kerja yang menurut saya bisa diterapkan di bidang-bidang yang lain, termasuk dalam keseharian kita.

Agile Development

Dalam pekerjaan developer, Agile sering disebut sebagai framework karena di dalamnya memang terdapat berbagai metode yang digunakan sesuai kebutuhan. Pada dasarnya, Agile mengacu pada prinsip atau pendekatan yang digunakan dalam manajemen proyek pengembangan software. Menurut Anblicks, ada beberapa poin utama untuk menjabarkan prinsip Agile.

  • Approach to Software Development (pendekatan dalam pengembangan software)
  • Gather Requirements (kegiatan mengumpulkan informasi, kriteria, dan kebutuhan)
  • Iterative and Increment Development (dilakukan bertahap dan terus meningkat)
  • Last from Two to Four Weeks Time Frame in a Sprint (berlangsung dalam waktu singkat, umumnya dua hingga empat pekan per sprint)
  • Early and Continuous Deployment (awal dan berkelanjutan)

Dalam praktiknya, Agile diterapkan dengan membentuk sebuah tim yang bertugas mengembangkan software. Proses pengembangan dibagi dalam beberapa sprint. Durasi setiap sprint dapat bervariasi dipengaruhi oleh jenis proyek dan metode yang digunakan, namun umumnya berlangsung selama dua hingga empat pekan.  

pmoadvisory.com
pmoadvisory.com

Penerapan Agile dalam Kehidupan Sehari-hari

Agile menawarkan proses yang sangat fleksibel. Sebagai contoh, kita sedang dalam proses pembuatan sebuah software. Di tengah proses tersebut, ada koreksi dari yang dilakukan dari product owner atau user berubah penambahan fitur. Proses penambahan fitur ini tidak perlu menunggu keseluruhan software selesai, namun dapat dilakukan para iterasi atau sprint berikutnya. Dengan cara ini, pekerjaan menjadi lebih cepat dan mudah.

Lalu, bagaimana menerapkan pendekatan Agile untuk mencapai tujuan kita dalam kehidupan sehari-hari? Izinkan saya melakukan sedikit rekayasa dan cocoklogi di sana-sini.

Ibaratkan hidup kita adalah sebuah proses pengembangan diri. Tetapkan tujuan yang jelas dan terukur untuk dicapai. Di dalamnya terdapat masalah yang kita hadapi dan berbagai target yang ingin kita capai. Dengan cara memecahnya ke dalam daftar tertulis, kita akan mengetahui masalah mana yang menghambat target mana. Lalu, kita dapat menentukan skala prioritas dan menentukan masalah mana yang perlu diselesaikan terlebih dahulu dan target mana yang ingin dicapai terlebih dahulu.

Misalnya, dalam waktu dekat ini kita ingin membangun sebuah usaha jualan online. Riset market, menentukan jenis usaha, menentukan model bisnis, modal, alur kerja dan sebagainya adalah hal dasar yang pertama kali perlu dilakukan. 

Berikutnya kita perlu mengatur persediaan barang yang akan dijual, membuat materi pemasaran, membangun media sosial dan e-commerce, dsb. Tulis semua hal yang perlu dilakukan, lalu buat sebagai proyek-proyek kecil.

Di sprint pertama, kita melakukan riset pasar untuk menentukan suplier terlebih dahulu. Kita mungkin perlu melakukan uji coba pembelian untuk memastikan barang yang akan dijual memiliki kualitas yang sesuai standar kita. Setelah mendapatkan barang yang sesuai, kita dapat mulai melakukan pembelian barang dan memproses barang tersebut hingga layak jual. Sprint review dapat dilakukan bersama teman ataupun calon pembeli.

Dalam sprint selanjutnya, kita mulai menyiapkan materi promosi. Siapkan alat yang dibutuhkan, lakukan pemotretan atau pengambilan video, proses pembuatan konten, penjadwalan dan sebagainya. Lakukan review terhadap kelayakan konten tersebut.

Di sprint selanjutnya, mulai buat akun sosial media dan e-commerce secara bersamaan. Upload konten sesuai jadwal. Dan lakukan evaluasi pada akhir sprint. Lakukan hal ini secara kontinyu.

Kita juga dapat menerapkan prinsip ini untuk tujuan-tujuan lain yang ingin kita capai. Misalnya, dalam sprint pertama kita ingin menerapkan kebiasaan membaca. Kita dapat fokus pada projek ini selama empat pekan dengan memilih buku yang menggugah selera dan menerapkan kegiatan membaca secara kontinyu. Lakukan review dengan teman pada akhir sprint.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, prinsip Agile mengutamakan adanya iterasi, proses yang berkelanjutan, dan terus meningkat. Harapannya, dengan menerapkan prinsip ini kita dapat memecah problem-problem yang kita hadapi dalam mencapai tujuan hidup untuk terus berkembang. 

Dengan begitu, kita dapat menyelesaikan atau mencapainya satu per satu. Secara tidak sadar, masalah hidup kita akan berkurang dan perlahan kita akan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu hingga tujuan hidup kita tercapai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun