Agile menawarkan proses yang sangat fleksibel. Sebagai contoh, kita sedang dalam proses pembuatan sebuah software. Di tengah proses tersebut, ada koreksi dari yang dilakukan dari product owner atau user berubah penambahan fitur. Proses penambahan fitur ini tidak perlu menunggu keseluruhan software selesai, namun dapat dilakukan para iterasi atau sprint berikutnya. Dengan cara ini, pekerjaan menjadi lebih cepat dan mudah.
Lalu, bagaimana menerapkan pendekatan Agile untuk mencapai tujuan kita dalam kehidupan sehari-hari? Izinkan saya melakukan sedikit rekayasa dan cocoklogi di sana-sini.
Ibaratkan hidup kita adalah sebuah proses pengembangan diri. Tetapkan tujuan yang jelas dan terukur untuk dicapai. Di dalamnya terdapat masalah yang kita hadapi dan berbagai target yang ingin kita capai. Dengan cara memecahnya ke dalam daftar tertulis, kita akan mengetahui masalah mana yang menghambat target mana. Lalu, kita dapat menentukan skala prioritas dan menentukan masalah mana yang perlu diselesaikan terlebih dahulu dan target mana yang ingin dicapai terlebih dahulu.
Misalnya, dalam waktu dekat ini kita ingin membangun sebuah usaha jualan online. Riset market, menentukan jenis usaha, menentukan model bisnis, modal, alur kerja dan sebagainya adalah hal dasar yang pertama kali perlu dilakukan.Â
Berikutnya kita perlu mengatur persediaan barang yang akan dijual, membuat materi pemasaran, membangun media sosial dan e-commerce, dsb. Tulis semua hal yang perlu dilakukan, lalu buat sebagai proyek-proyek kecil.
Di sprint pertama, kita melakukan riset pasar untuk menentukan suplier terlebih dahulu. Kita mungkin perlu melakukan uji coba pembelian untuk memastikan barang yang akan dijual memiliki kualitas yang sesuai standar kita. Setelah mendapatkan barang yang sesuai, kita dapat mulai melakukan pembelian barang dan memproses barang tersebut hingga layak jual. Sprint review dapat dilakukan bersama teman ataupun calon pembeli.
Dalam sprint selanjutnya, kita mulai menyiapkan materi promosi. Siapkan alat yang dibutuhkan, lakukan pemotretan atau pengambilan video, proses pembuatan konten, penjadwalan dan sebagainya. Lakukan review terhadap kelayakan konten tersebut.
Di sprint selanjutnya, mulai buat akun sosial media dan e-commerce secara bersamaan. Upload konten sesuai jadwal. Dan lakukan evaluasi pada akhir sprint. Lakukan hal ini secara kontinyu.
Kita juga dapat menerapkan prinsip ini untuk tujuan-tujuan lain yang ingin kita capai. Misalnya, dalam sprint pertama kita ingin menerapkan kebiasaan membaca. Kita dapat fokus pada projek ini selama empat pekan dengan memilih buku yang menggugah selera dan menerapkan kegiatan membaca secara kontinyu. Lakukan review dengan teman pada akhir sprint.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, prinsip Agile mengutamakan adanya iterasi, proses yang berkelanjutan, dan terus meningkat. Harapannya, dengan menerapkan prinsip ini kita dapat memecah problem-problem yang kita hadapi dalam mencapai tujuan hidup untuk terus berkembang.Â
Dengan begitu, kita dapat menyelesaikan atau mencapainya satu per satu. Secara tidak sadar, masalah hidup kita akan berkurang dan perlahan kita akan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu hingga tujuan hidup kita tercapai.