Pria itu diam. Anak remaja tadi akhirnya menemaninya duduk. Pria itu menangis. Akhirnya ia menceritakan kejadian-kejadian memilukan yang ia alami. Anak remaja itu ingin menemaninya lebih lama, namun ia harus membeli barang di toko. Ia akhirnya meminta nomor pria itu dan menawarkan untuk menelpon rumah sakit. Pria itu menolak, namun ia akhirnya tetap menelpon. Ambulans datang dan membawa pria itu.
Beberapa bulan setelahnya, ia mendapat telpon dari pria yang ditemuinya di pinggir jembatan itu. Ia bilang, kalau saja ketika itu ia tidak menanyakan kabarnya, mungkin ia tak akan mampu menjalani hidup lebih baik seperti yang ia rasakan sekarang. Hari itu ia berniat untuk bunuh diri.
Sederhana sekali ya, hanya tiga kata. Are you okay? Ini bisa menyelamatkan hidup orang lain.
Banyak orang depresi atau stres tidak mempunyai tempat untuk mencurahkan masalah dan apa yang mereka rasakan. Banyak dari mereka merasakan beban yang sebenarnya juga dirasakan oleh orang lain, namun ia tak pernah tahu karena tak pernah berbagi. Banyak dari mereka punya kekhawatiran untuk sekadar bercerita. Banyak yang takut akan persepsi orang lain setelah tahu masalah yang dihadapi. Banyak yang tidak siap menghadapi kehidupan yang sedikit suram di saat biasanya prestasi mereka gemilang. Banyak yang menganggap berat masalah yang dianggap sederhana oleh orang lain. Banyak yang merasa ia paling tidak beruntung di dunia, padahal masih banyak hal yang seharusnya bisa mereka syukuri.
Ayo dukung mereka untuk terbuka, dan ayo terbuka kepada mereka. Buat mereka tahu bahwa mereka bukan satu-satunya manusia sejuta perkara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H