Mohon tunggu...
Handarbeni Hambegjani
Handarbeni Hambegjani Mohon Tunggu... -

press any key to continue ...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Istri Itu Raja, Suami Itu Babu

13 Februari 2014   13:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:52 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terkadang, terlalu banyak wanita membari bonus kepada laki laki. Ada yang bilang, tugas wanita itu: Sejak bangun pagi hingga terpejamnya mata suami, ladhalah....

..Terlalu banyak wanita memberi bonus. Sejak cuci pakaian, momong anak, masak, ngepel, nyuci piring dan seterusnya. Lagi, jelas menurut ukuran Islam yang lebih baku, demikian tadi bukan kewajiban, selain daripada bonus, bonus dan bonus yang diberikan untuk suaminya. Ingat, bagaimana nabi Muhammad pun, oleh orang tuanya, dicarikan `buruh wanita` yang mau menyusuinya (Halimah as-sa`diyyah).

Sayangnya terkadang, kaum ibu saya sendiri terlena dan terlalu bangga diri, sehingga lupa akan hal yang non bonus yang musti diberikan, gara gara merasa sudah memberikan banyak bonus ini.

[caption id="attachment_322361" align="aligncenter" width="440" caption="`Jalan Raja Istri` Nama salah satu ruas Jalan di kota Seria; catatan tercecer dari muhibbah di Brunei, Gambar copyright pribadi."]

139227326136601176
139227326136601176
[/caption]

Karenanya, dari semburat wajah pun kita bisa tahu, sunguh mereka bukan Wanita Perkasa. Tapi terpaksa dalam ruang kelemahan diri dihadapan hidup. Terperkosa dalam nilai daya tawar yang tiada arti dimata Pemimpin pemimpin yang lebih mementingkan Indeks Saham Negaranya, Indeks Inflasi dan seterusnya, dibanding Indeks kehidupan kaum bawah.

Dalam kacamata Kuda, mereka akan nampak sebagai wanita Perkasa. Tapi bila kita mau menilai bahwa Wanita adalah Kaum Ibu Saya, sungguh penilaian yang jahat. Sebab Wanita, Ibu, Istri itu Raja, Suami itu babu

Kemudian anda laki laki yang sempat baca tulisan ini, atau pernah menulis tentang hal hal berkaitan perkasa, perkosa dan terpaksa, lalu tidak siap jadi Babu? jelas, dalam nilai kemanusiaan kaum Ibu saya, wajib hukumnya mempertanyakan lagi benarkah anda, saya, kita adalah Laki laki sejati untuk wanitamu?

Sekali lagi, jangan katakan mereka Perkasa, sunggguh mereka menjalaninya karena Terpaksa dan terperkosa.

sebab, Wanita, Ibu Istri itu Raja, dan Laki laki, Suami itu Babu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun