Mohon tunggu...
Handarbeni Hambegjani
Handarbeni Hambegjani Mohon Tunggu... -

press any key to continue ...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Terbukti, Kita memang Bangsa yang Gila Seksualitas

6 Januari 2014   13:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:06 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

`Sejarah adalah Bukti yang Berbicara dengan Nalar yang teramat kuat` Di Internet ini, saya pernah membaca quote status, konon pelecehan seksual kepada wanita, bukan karena pornograpy atau yang lainnya, bukan juga karena Rok mini. Tapi karena isinya.! Hmm, dalam hati sebagai orang normal --dan saya pastikan wanita sendiri pun akan bilang sama-- saya mengamini. Meski entah, saya tidak tahu siapa yang pertama kali mencetuskan quote cerdas itu. Tidak hanya cerdas, jika tanya umumnya laki laki, `isi` rok itulah yang kelewat kuat daya magisnya, dan Faktanya (seharusnya) menjadi tersangka utama. [caption id="" align="alignnone" width="225" caption="Relief Seks Candi Sukuh (http://candinusantara.com)"][/caption] Saya teringat informasi yang pernah saya dapat, bahwa pada relief Borobudur, Candi Sukuh dan lainnya, ternyata memberikan gambaran jelas bahwa pada nenek moyang kita keberadaan energi Seks sungguh sesuatu yang berlimpah ruah. Apalagi kalau anda juga sering bertemu Cowek dan Ulegan di rumah anda, yang sebenarnya adalah gambaran Kemaluan laki laki dan Wanita. Kemudian jika dalam sebuah traveling, menemukan ornamen Lingga-Yoni, yang rata rata mudah kita temukan kharakter ini dalam berbagai situs purbakala. [caption id="" align="alignnone" width="400" caption="Linnga Yoni (http://dudu-tasikmalaya.blogspot.com)"]

Linnga Yoni
Linnga Yoni
[/caption] Analog pembenarnya mengatakan, bahwa tidak mungkin bila Ornamen seks di umbar sedemikian rupa, muncul dalam situs situs penting yang dibuat dengan odo ini itu dan Ada wujudnya, jika energi seksualitas tidak lebih besar dari perwujudan kharakter itu. buktinya, adakah ornamen berkharakter seksualitas yang `nangkring` di depan kantor Gubernuran untuk masa ini? tersebut adalah bukti, memang hasrat seksualitas kita lah yang tengah terkikis atau sedang ada beberapa `pihak` yang sengaja membunuhnya. Itulah mengapa,  fakta relief pada Candi candi tersebut mengatakan pada kita : bukan Munafik koq, Nenek moyang kita, adalah Bangsa yang Gila Seksualitas [caption id="" align="alignnone" width="400" caption="Bukti Energi Seksualitas di bangsa Kita yang Berlimpah (http://fresh-inside-outside.blogspot.com)"]
Bukti Energi Seksualitas bangsa yang Berlimpah (http://fresh-inside-outside.blogspot.com)
Bukti Energi Seksualitas bangsa yang Berlimpah (http://fresh-inside-outside.blogspot.com)
[/caption] Sehingga ada yang nyenthil demikian : `Tidak ada sesuatu yang lebih mulia-kah, selain memikirkan Seksualitas? bahkan dengan membawa bawa logika Luhur Agama tertentu dan membenturkannya dengan urusan selakangan ini. Dengar ya Nduk..., Le...,! Seks itu tidak Butuh Agama! Seks itu tidak butuh Pengajaran! Seks tidak butuh Informasi! Seks tidak butuh Pornografi, juga tidak butuh Rok Mini! Lha wong, Seks dan imaji seksualitas itu adalah bakat alamiah dari Sono, seperti bakat kita untuk Makan ketika Lapar! Itulah mengapa, ketika Rok Mini Belum ada, situs Esek esek, Ngentot, Memek dan sebagainya belum ada, Lingga dan Yoni sudah lebih dulu Ada. Jauhhh, sebelum data data ngoogle kita yang sering kita jadikan rujukan itu, belum kita temui. Nah, kita kita ini, dan Penulis penulis Hebat Itu? Dan kita semua ini ada , bukankah hasil dari Nge-Seks? Lalu kalau ada yang bilang seks tidak Mulia? Wah, berarti ngece Aku dan Panjenengan sami yang membaca Tulisan ini, Jelas saya gak terima di ece seperti itu! Maka Ingat yang saya sebut ini : Bahwa Orang Tersebut-lah yang sebenarnya Tidak memiliki Nilai Bisa jadi berpikir seks tidak mulia mulia amat, Tapi Jelas lebih tidak mulia lagi, bila orang hidup tanpa ada orientasi Seksual. Sebaliknya apalagi,  bila malah berorientasi materi, alias homo economicus. Itulah mengapa orientasi-berpikir seks itu Penting, Maha Penting dan Perlu. Sebab Seks adalah Energi pendorong Alamiah supaya orang punya tanggung jawab. Energi Kasih kepada pasanganlah yang memberikan energi kekuatan para Laki laki itu mau bekerja! Tapi, laki laki!, Tidak mesti setiap ketemu lawan Jenis njuk di tubruk gitu saja. Mekanismenya perlu di atur, tentu, sesuai kepercayaan yang masing2 kita Anut, wong kita kn yaa manusia yang sudah kenal `adab`. Itulah sebabnya, saya pun menulis, Penting! Pendidikan Pernikahan Poligami sejak Dini. Kenapa? Supaya Hasrat dan Energi Seksualitas yang ada itu tersalurkan sebgaimana lumrahnya. Kenapa Pendidikan Poligami sejak dini?, karena hakekatnya adalah ndidik Kharatker. Supaya ketika kelak dewasa memiliki kharakter Laki laki atau Perempuan sesuai jenis kelaminnya, bukan pada titik Poligaminya sendiri. Atau, bukan juga malah bila Kabar-kabur orientasi seksualitasnya, Jadi laki laki Ndak.., cewek pun juga tidak. Sedangkan kharakter kewanitaannya, bisa tumbuh dengan Jenis kharakter keperempuanan yang matang, dewasa, yang yakin dengan Pilihan Hidupnya.  Bukan hanya ngikut-ngikut apa yang di bilang orang lain. Misalnya saja, jadi malah jadi cewe yang isinan gara gara di ece, bisanya hanya Macak, Manak, Masak!  koq masih di Anggap katrok!?! Lha yang Miss Universe, Acara Master Chef,  sampai Kuliah Tinggi di kebidanan? Iintinya ya itu koq.  Apalagi, jika kita melihat sejarah dalam Sumpah `Tan Amukti Palapa` : Terjadi di waktu Pemerintahan Tribuana Tungga Dewi, Ratu Majapahit yang perempuan. Lagi lagi bilang. Lewat kata diatas,  wanita wanita selalu dibodohi dengan kata Macak, Manak, Masak. Jelas,  itu pilihan hidup yang di orak arik sama orang orang Srei itu! [caption id="" align="alignnone" width="175" caption="Tribuana Tungga Dewi Ratu Majapahit 1328 - 1350 M. (http://majapahit1478.blogspot.com)"]
Tribuana Tungga Dewi Ratu Majapahit 1328 - 1350 M. (http://majapahit1478.blogspot.com)
Tribuana Tungga Dewi Ratu Majapahit 1328 - 1350 M. (http://majapahit1478.blogspot.com)
[/caption] Tribuana Tungga Dewi yang Ratu itu, saya haqqul Yaqin, pasti mengetahui pilihan hati masing masing wanita dengan Macak, Manak, Masaknya.  Dia yang ratu, kalau nggak rela dengan hal --anggaplah-- sebagai kodrati seperti ini  dan bukan berasal dari Kata hati wanita, tentu dengan Power `KeRatu-an` yang dimiliki akan mengganti budaya itu dengan Macul, Mikul dan seterunsya. Bagaimana tidak yakin, lha wong dia Ratu yang Powerfull, Gajahmada yang Suangar itu saja bisa menjadi Bawahannya, apalagi kalau hanya keinginan merubah urusan Macak, Manak, Masak itu. Itulah, saya katakan kepada panjenengan wanita wanita yang masih genep, waras pikirannya. Jadilah Piyantun estri yang matang dan dewasa. Tidak semua panjenengan musti Jadi Prajurit Perang!   Sebab, di dunia ini berlaku hukum : `Ada seseorang yang Dibutuhkan Untuk Melakukan Pekerjaan itu`. Inilah yang dimaksud dengan Nilai, Value! [caption id="" align="alignnone" width="320" caption="Macak : Spa Nenek Moyang kita di Relief Candi (http://indahdancantik.wordpress.com)"]
Spa Nenek Moyang di Relief Candi (http://indahdancantik.wordpress.com)
Spa Nenek Moyang di Relief Candi (http://indahdancantik.wordpress.com)
[/caption] Dalam ilmu manajemen modern pun juga bilang, kalau seseorang mampu menjadi pribadi yang bernilai, Sudah hampir pasti, adalah orang yang menggapai Kesuksesan. Tapi kalaupun seseorang mampu meraih prestasi, belum tentu orang itu memiliki Nilai. [caption id="" align="alignnone" width="271" caption="(sumber : http://blogger-pesta.blogspot.com)"]
(sumber : http://blogger-pesta.blogspot.com)
(sumber : http://blogger-pesta.blogspot.com)
[/caption] [caption id="" align="alignnone" width="300" caption="Silahkan di Praktekkan. Term And Condition Apply (http://www.razalimohdamin.com)"][/caption] Aktual : Wong Jowo Bukan Bangsa Klemar Klemer Ini Seabnya Timnas U 23  Kalah Final Sea Games Sekelumit cerita Natal Lalu Blogger Wanita berbicara Poligami

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun