Kedua, rumah tangga akan menjadi sumber masalah bila gagal menterjemahkan bahwa hakekat nikah adalah Menyatukan dua hati, bukan Menyamakan atau Menseragamkan, Catet!
Ada kata bijak yang bilangnya demikian, Dunia yang tidak seberapa ini, sanggup menampung berjuta hati manusia sejak Zaman nabi Adam sampai saat ini. Tapi hati satu manusia, terkadang tidak cukup untuk menampung dunia, bahkan sampai angkasa.
Perilaku hati inilah, yang berpotensi besar menjadi faktor diantara sumber masalah dalam menikah. Al-Quran juga sudah menyinnggung permisalan suami istri adalah Tanaman (yang di cocok tanamnkan) dengan Tanah/bumi tempat ia bercocok tanam.
Lalu, berbicara hal ini, yakni tentang menyatukan hati, marilah kita lihat hal sepele disekitar kita yang mungkin kita lupakan, bagaimana tanaman mampu tumbuh dari benih lalu sehat dan menjadi tumbuhan yang bermanfaat bagi manusia.
Menyatukan hati, atau sebutlah dengan kata lain Jatuh Cinta, menjalani cinta dan setersunya.., Â itu seperti menyemai benih tanaman. Sebesar, sebaik, seunggul,. apapun bibi tanaman. kalau kita mengacuhkan, tidak pernah mau menyirami, tidak mau merawat dari rumput rumput yang mengganggu, maka benih itupun tidak akan bisa menjadi besar. Mungkin bisa tumbuh, Â tapi hampir pasti, lambat laun akan layu, kering dan habis dengan sendirinya
Maka, kita dapat melihat pelajaran betapa disekitar banyak pasangan yang dulu kuat cintanya, tapi akhirnya kandas dengan perpisahan (Naudzubillah hi min Dzalik).
Karena, sedahsyat apapun cintanya kepadamu, kalau tidak mau merawatnmya, menyiramnya hampir pasti, lambat laun Cinta itupun akan layu, kering dan habis dengan sendirinya.
Sebaliknya, cinta yang pada mulanya hanya biasa saja, tapi jika kita mau merawatnya, menjaganya, memeliharanya, maka lambat laun cinta itupun akan terbangun semakin besar.
Peliharalah Cinta seseorang itu, bahkan dengan sekecil apapun yang bisa kau buat untuknya, itulah oleh filsafat cinta ala Jawa, dimanifestasikan dengan kalimat `witing tresno jalaran soko kulino`
Lalu bagaimana pernikahan adalah menjadi penyelesai masalah? Jika pointnya adalah pada seksualitas, yang perlu di Ingat, segala masalah yang ada pada pasangan, sejatinya pada diri kita adalah obat yang mujarab. Bila ada pasangan yagn suaminya dirasa kurang seksualitasnya, boleh jadi wanita harus mengaca diri, sudah cukup sexykan dia berusaha ketika suaminya ada di rumahnya, atau jika ada masalah dengan suaminya, seorang kawan berkata, jika masih cepat keluarnya.. coba diperbanyak frekuensi hubungan intim, biar dedeknya tidak telalu sensi, cobala menjadi istri yang tahu masalah buwat suami, bukan malah menjadi sumber masalah tambahan. Demikian sebaliknya bagi suami, semoga ada tulisan lain dari ladies yang baca sebagai tambahan nantinya .... :-)
Namun, tidak hanya dalam urusan seks saja, lebih luas tentang penyelesai masalah, saya teringat kata kata Bos Samsung, Lee Kun Hee, Â ketika tahun 1993 memulai `revolusi perusahaan` Samsung secara radikal, ada kata Hebat yang perlu kita catat bersama : `Ubah Semua Hal kecuali istri dan Anak anakmu`