Mohon tunggu...
Handarbeni Hambegjani
Handarbeni Hambegjani Mohon Tunggu... -

press any key to continue ...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Welcome to Sex Mountain: Fenomena Seks di Gunung Kemukus

20 November 2014   02:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:22 1109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan adanya Imbuhan Kontradiksional -- seperti biasa-- dengan menyebutkan  Indonesia sebagai negaara berpopulasi  Muslim terbesar dunia, lalu disandingkan dengan aktivitas Pernikahan Islami ritual Sex Bebas di Puncak Gunung.

Lengkap sudah,  paradigma yang tercipta tentang Islam yang bersiafat paradoksal. Kasihan kalian orang Islam. Kena deh!

Aktifitas sex bebas, telah menarik ribuan Muslim Indonesia (baca : Bukan Muslim di Indonesia) untuk berbuat zina dengan orang bebas lain (baca : pelacur) di Puncak Gunung Kemukus

Selamat yah buat kalian orang orang Muslim, yang disebut ribuan diantara kalian nyata suka dan tertarik dengan seks bebas he he he!

Sex Bagi Kita Adalah Tradisi

Sebenarnya sex adalah Kita, dan Kita adalah Tradisi !

Kita adalah bangsa yang Gila seksualitas. Orang Asing tidak perlu kaget dengan ini. Mereka sebenarnya butuh mengkaji Indonesia secara menyeluruh, sebelum menuliskan berita seperti itu. [Baca Kita Bangsa Yang Gila Seksualitas]

Cuma tulisan yang di ankat oleh SBS.co.au, dan Dailymail.co.uk ini, syangnya hanya mengangkat berita sepotong sepotong saja.  Membenturkan populasi Islam dengan Budaya.

--padahal dalam Islam di arab, sex itu harus lewat nikah-- itu yang coba di import oleh wali songo dan di-adopsikan ke budaya kita.

Sex yang punya aturan!

-- In the world’s largest Muslim majority country, thousands of Indonesian pilgrims travel to the Gunung Kemukus, otherwise known as ‘Sex Mountain’ in Central Java, " (dailymail)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun