Bagi kami, menyaksikan sebuah tradisi khas suatu daerah sudah cukup luar biasa. Walaupun saya tidak mendapatkan ikan, tapi bisa bergabung dan merasakan kebersamaan dalam tradisi unik ini, merupakan suatu kehormatan.
Sebelum kembali ke Gintu, kami disuguhi makan siang. Ya, tentu dengan ikan dari kolam ini yang telah ditangkap sebelum acara mo'hangu dilakukan pagi tadi. Ikan segar selalu terasa enak. Ketika kami pergi meninggalkan kolam, para peserta kembali bergiat setelah istirahat juga. Kolam kembali ramai.
"Bukan sekedar ikan yang ingin kami dapat. Kami cukup senang banyak masyarakat dan teman-teman berkumpul di sini. Biasanya juga nanti, hasil yang kami peroleh akan kami bagi-bagikan kepada tetangga di rumah," terang Ithong.
Semoga penghidupan kembali tradisi warisan mo'hangu di lembah ini, tidak saja terus mempererat persaudaraan dan kebersamaan masyarakat, namun juga bermanfaat secara ekonomi, serta menjadi komitmen masyarakat Bada untuk terus menjaga hutan dan lembah mereka yang indah ini. *
Catatan: sebagian narasi dalam naskah ini, khususnya mengenai makna mo'hangu, disampaikan oleh Robby Tungka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H