Mohon tunggu...
Hanom Bashari
Hanom Bashari Mohon Tunggu... Freelancer - wallacean traveler

Peminat dan penikmat perjalanan, alam, dan ceritanya

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berjumpa Loga di Bada

31 Maret 2021   19:15 Diperbarui: 31 Maret 2021   19:32 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petunjuk arah menuju beberapa situs megalitik di pertigaan Lengkeka, Kecamatan Lore Barat, Sulawesi Tengah. (@Hanom Bashari)

Arca Loga dan Lembah Bada di hadapannya yang terhampar. (Hanom Bashari) 
Arca Loga dan Lembah Bada di hadapannya yang terhampar. (Hanom Bashari) 
Samar-samar cahaya matahari yang telah menembus kabut membuat semuanya menjadi lebih jelas. Ketika berdiri berdampingan dengan sang patung, tingginya hanya sedada saya, sehingga saya perkirakan sekitar 1,3 meter saja.

Patung Loga ini berbentuk seperti manusia, walau tidak dalam ukuran yang proporsional manusia biasa. Wajahnya agak rata dan lebar dengan bentuk oval serupa telur. Terlihat jelas ukiran mata, hidung, dan telinga di bagian kepalanya. Walau tidak ada ukiran mulut, namun entah kenapa saya menangkap kesan muram dari wajah ini, seperti sedih dan galau. Mungkin karena bentuk alisnya yang agak menukik ke tengah wajah.

Terlihat juga ukiran kedua tangan di bagian samping badan, menekuk sedikit ke arah perut. Saya tidak tahu, sedalam apa patung ini tertanam dan apakah ada ukiran kaki juga di dalam tanah yang tertanam. Patung ini berdiri (atau mungkin tepatnya tertanam) sedikit miring ke kanan.

Walaupun tidak tepat berada di puncak bukit, patung ini jelas menghadap ke arah lembah nan luas di depannya. Hamparan padang rumput liar bercampur beberapa titik kumpulan pepohonan. Kami pun segera perspekulasi ngawur yang penuh khayalan tingkat tinggi. Mungkin patung ini menggambarkan sosok perempuan, yang sedang mencari dan memanggil-manggil anaknya di bawah bukit sana. Sedangkan si bapak, entah juga ada di mana.

Sesaat setelah matahari terbit, tiba-tiba kabut kembali menyelimuti bukit ini. Terang dan berkabut tentu menjadi suasana yang cukup dramatis. Sayang, kamera hape saya jauh dari sempurna untuk mengabadikan ini. Namun saya cukup senang, suasana cerah pagi ini, menghantar kami pada sang Loga yang kami idamkan sejak kemarin.

Patung atau arca Loga ini telah ditetapkan sebagi cagar budaya yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2010. Dalam situs web kemendikbud, disebutkan bahwa Loga dalam arti masyarakat setempat adalah patung yang menerawang di tengah padang, sehingga lokasi arca tersebut dinamakan Padang Loga. Namun dalam Wikipedia disebutkan bahwa Loga ini berarti “Relieved Heart”, yaaa mungkin kalau di-Indonesia-kan tentu sama dengan “lega”.

Arca Loga sesungguhnya bukanlah yang paling ikonik di Lembah Bada ini. Patung Sepe atau Palindo yang menjulang tinggi 4,5 meter miring itu, yang terletak di Desa Kolori, Lore Barat, merupakan yang terdepan kalau dinilai dari yang paling populer. Belum lagi hamparan puluhan benda-benda megalitik di situs Suso di Desa Bewa, sungguh luar biasa.

Arca Palindo yang sangat ikonik di Lembah Bada, Desa Kolori Sulawesi Tengah. (Hanom Bashari)
Arca Palindo yang sangat ikonik di Lembah Bada, Desa Kolori Sulawesi Tengah. (Hanom Bashari)

Dalam laporan Kajian Delineasi Kawasan Megalitik Lore Lindu oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Gorontalo, disebutkan bahawa di kawasan Bada berhasil didentifikasi tinggalan arkeologi sebanyak 186 buah yang tersebar di 35 situs. Tinggalan arkeologi yang terdapat di kawasan ini berupa kalamba baik wadah maupun tutupnya, bakal wadah kalamba, arca megalit, batu berlubang, lumpang batu, dulang, lesung batu, umpak batu, monolit, struktur, batu datar, batu bergores, wadah tempayan, tutup tempayan, dan buho atau lumbung.

Salah satu hamparan tinggalan-tinggalan arkeologi di Situs Suso, Desa Bewa Sulawesi Tengah. (Hanom Bashari)
Salah satu hamparan tinggalan-tinggalan arkeologi di Situs Suso, Desa Bewa Sulawesi Tengah. (Hanom Bashari)

Masih menurut sumber yang sama, selain temuan-temuan tersebut, di kawasan ini ditemukan juga sebaran fragmen gerabah di beberapa lokasi situs dengan jumlah yang banyak. Temuan fragmen gerabah dapat mengindikasikan adanya ruang aktifitas pemukiman pada masa lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun