Sayangnya, stok kopi kemasan tinggal beberapa. Hanya tinggal kopi bubuk, sedangkan kopi dalam bentuk biji yang telah disangrai, habis dan belum tersedia. Karena terburu waktu, kami segera berpamitan dan bergegas kembali melanjutkan perjalanan. Nantilah di Palu, saya coba kopi ini yang katanya memiliki aroma yang khas.
Para fasiltator desa dalam proyek FP III ini pun kembali ke rumah masing-masing, mereka semua warga lembah Napu. Sedangkan kami, dibawa oleh Om Donatus, driver kami, kembali menanjak dan menurun dalam kelokan, untuk menuju Desa Bulili di Kecamatan Palolo.
Sepertinya tetap ada yang kurang bagi saya. Mudah-mudahan di lain waktu ketika kembali ke sini, saya ingin melengkapi cerita-cerita yang saya anggap belum lengkap dari lembah Napu ini. * (habis)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H