Mohon tunggu...
Rihadatul Aisy Hanayudha
Rihadatul Aisy Hanayudha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lakukan yang terbaik disetiap waktu yang kamu miliki

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga NIM 21107030045

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Desa Wisata Gumelem Banjarnegara

9 Maret 2022   14:37 Diperbarui: 9 Maret 2022   14:43 1491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa wisata Gumelem terdiri dari dua desa, yaitu Desa Gumelem Kulon dan Desa Gumelem Wetan. Kedua desa ini terletak di Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Desa wisaya Gumelem memiliki keunikan tersendiri, misalnya sejarah desa ini merupakan tanah hasil perdikan yang dipimpin seorang Demang pada masa Kerajaan Mataram. Sampai saat ini masih banyak sisa-sisa peninggalan peradaban dari Kerajaan Mataram yang terwariskan secara turun temurun dan hingga saat ini masih terpelihara dengan baik. Seluruh peninggalan itu, kini menjadi potensi wisata ziarah religi hingga budaya.

Berbagai objek wisata yang berada di Desa Gumelem yaitu Pemandian Daya Pikat Pingit atau biasa disingkat Dapit dengan sumber air panas. Wisata ziarah meliputi Makam Kademangan, Makam Ki Ageng Giring, dan Makam Sunan Geseng.

Potensi wisata ekonomi kreatif lainnya meliputi Batik Gumelem, Empu atau pande besi, kuliner khas Landan Petis, kopi goong dan lain sebagainya. Seluruh potensi wisata tersebut akan dipersiapkan menjadi wisata unggulan setelah Dieng. Desa Gumelem sangat berpotensi sebagai wisata unggulan, karena pada desa ini terdapat wisata religi, wisata alam, ekonomi kreatif, dan event-event yang sangat kental dengan adat budaya di desa setempat.

Wisata dan event Desa Gumelem yang bisa anda kunjungi pada saat berkunjung ke desa Gumelem

1. Makam kuno Girilingan

Pemakaman ini dikelilingi oleh batu bata merah, bangunan kuno dan pintunya yang terbuat dari kayu dengan ukiran atasnya yang khas. Makam kuno ini merupakan makam Ki Ageng Giring, seorang ulama dan juga pembesar agama islam. Ki Ageng Giring berasal dari keluarga Kerajaan Mataram yang konon jasadnya hilang saat tanah yang digunakan untuk meletakan keranda jenazahnya itu ambles di sebuah bukit yang pada akhirnya bukit tersebut diberi nama Bukit Girilangan.

Akses jalan menuju makam Ki Ageng Giring masih berupa bebatuan. Karena makam ini terletak di bukit yang jalannya dapat dipastikan menanjak dan sesekali terdapat kelokan. Banyak wisatawan yang berkunjung untuk berziarah di makam ini, namun ada beberapa juga yang mengatakan bahwa kisah Ki Ageng Giring hanyalah sebuah mitos.

2. Batik Tulis Gumelem

Banjarnegara juga memiliki sentra batik tulis, batik tulis Gumelem ini sangat terkenal dikalangan masyarakat meskipun saat ini sudah mulai redup di passaran. Minat masyarakat untuk membeli batik tulis cenderung menurun dan para pengrajin batik juga mengeluhkan jika semakin sulit untuk menjual atau memasarkan batik tulis ini.

Batik Gumelem sudah berdiri sejak Kademangan Gumelem. Pada saat itu pengrajin batik  membuat batik untuk keperluan busana keluarga, kerabat, dan sentana dalam Kademangan. Motif batik tulis Gumelem terbagi menjadi dua corak yaitu corak klasik dan kotemporer. Ciri khas corak klasik pada batik Gumelem terletak pada corak warna yaitu coklat tanah dan hitam yang terkesan berwibawa. Contoh motifnya yaitu seperti motif Kawung, Udan Liris, dan batik khas kraton seperti Sidomukti dan Sidoluhur. Sementara corak Kotemporer, para pengrajin memilih potensi atau kekhasan Banjarnegara sebagai motifnya contohnya menggunakan motif seperti dawet ayu, candi, sungai serayu, dan kekhasan dari Banjarnegara lainnya yang diangkat menjadi motif batik tulis ini.

3. Pemandian Air Panas

Pemandian air panas menjadi potensi wisata alam di Gumelem. Gumelem memiliki pemandian air panas dengan nama dapit atau daya pikat pingit. Air panas ini bersumber dari mata air alami dari perbukitan Kendeng, pada awalnya air panas ini dimanfaatkan oleh warga setempat untuk menyembuhkan penyakit kulit seperti gatal-gatal karena diyakini pada air panas ini terdapat kandungan belerang. Namun, karena memiliki peluang untuk dijadikan objek wisata alam, maka pihak desa pun menjadikan air panas ini menjadi destinasi wisata.

Wisata pemandian air panas tempatnya tidak begitu luas dan cukup banyak didatangi wisatawan. Akses jalan menuju pemandian air panas itu mudah diakses karena sudah beraspal halus. Setibanya dilokasi wisatawan perlu bersabar dan jalan pelan dikarenakan akses jalannya belum bagus yaitu berupa jalan berundak dengan sebelah kanan dan kiri terdapat pegangan dari bambu tua.

4. Sentra Gula Merah

Desa Gumelem menjadi desa penghasil gula merah tertinggi di Banjarnegara. Tidak sedikit masyarakat memilih untuk bertani dengan membuat gula merah, tidak hanya itu di desa Gumelem juga terdapat koperasi khusus untuk mewadahi hasil pertanian gula merah.

5. Ujungan Fest

Source: https://visit.banjarnegarakab.go.id
Source: https://visit.banjarnegarakab.go.id

Selain itu Gumelem juga memiliki ritual tradisional pemanggil hujan. Musim kemarau menjadi awal lahirnya ritual tradisional ini, ritual ini juga menjadi tradisi turun temurun dari nenek moyang selama ratusan tahun lalu dan hingga saat ini tetap dijaga kelestariannya.

Ujungan Gumelem mempunyai acara festivalnya sendiri, Masyarakat Banjarnegara biasa menyebutnya dengan Ujungan Fest (Ujungan Festival). Tradisi Ujungan Gumelem dikemas dalam sebuah atraksi seni budaya. Atraksi seni ini diharuskan untuk memukul lawan mainnya dengan sebilah batang rotan keras, yang katanya memiliki guna mempercepat datangnya hujan. Para pemain Ujungan ini harus memperbanyak pukulan pada bagian kaki kepada lawan hingga terluka dan berdarah. Pemain yang bersedia ikut bermain akan memakai kostum dan perlengkapan keamanan dirinya serta dipersenjatai dengan sebilah rotan.

Tradisi ini hanya boleh diikuti oleh pria dewasa yang mempunyai nyali besar sebagai petarung. Ritual pemanggil hujan sangat diperlukan sebab pada musim kemarau petani sangat membuhkan air untuk mengairi sawahnya. Karena kekeringan otomatis petani merugi dan gagal panen hal ini menyebabkan petani merugi dan gagal panen.

Pada Ujungan Festival ini juga terdapat kolaborasi pelengkap acara ritual dengan menggabungkan antara seni musik, tari dan bela diri seperti kuda lumping, kenthongan, dan lainnya. Event ini tidak pernah sepi pengunjung, tetapi karena adanya pandemic covid-19 membuat event ini sementara diberhentikan.


Selain potensi wisata yang ada di atas, Desa Gumelem juga rutin mengadakan event tahunan yaitu Gumelem Batik Carnival atau ritual Sadran Gede yang merupakan pelestarian kegiatan dari zaman Kademangan. Ritual nyadran ini dilakukan seminggu menjelang bulan suci Ramadan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun