Mohon tunggu...
Hana Rosita
Hana Rosita Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Dasar

Saya adalah guru sekolah dasar yang senang berbagi konten pendidikan dan hasil penelitian pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ada Matematika dalam Pengomposan, Kok Bisa?: Studi Kasus Literasi Matematika di SDN 2 Kepatihan

3 Desember 2024   16:01 Diperbarui: 3 Desember 2024   16:12 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Asesmen Sumatif tentang Pengomposan

Soal asesmen sumatif tersebut dapat meningkatkan pemahaman anak tentang bagaimana cara menghasilkan pupuk kompos dalam waktu yang lebih cepat dengan memperhatikan komposisi bahan penyusunnya. Peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (kritis) yaitu C4 (Analisis) dan C5 (Evaluasi) melalui mengerjakan asesmen sumatif tersebut. 

Yang terakhir aspek budaya numerasi juga turut dibangun dalam proses pembelajaran. Hal ini terbukti dari guru selalu memberi apresiasi terhadap tindakan yang dilakukan anak atas inisiatif sendiri. Kondisi ini tercermin juga dengan semangat dan keberanian anak untuk mengambil inisiatif dalam proses pembelajaran tanpa merasa takut. Kondisi ini menunjukkan adanya growth mindset (pola pikir berkembang) pada diri anak yang didukung oleh guru. 

Foto Anak Berinisiatif Membersihkan Tempat Kegiatan Pengomposan
Foto Anak Berinisiatif Membersihkan Tempat Kegiatan Pengomposan

Pelaksanaan pembelajaran numerasi di SDN 2 Kepatihan sudah baik dan sesuai dengan pedoman implementasi pembelajaran numerasi sesuai Peraturan Dirjen GTK. Namun ada beberapa hal yang perlu diperbaiki agar pembelajaran numerasi lebih berdampak dan berkelanjutan. Pertama, kegiatan pembuatan kompos sebaiknya dilakukan secara berkelompok tidak klasikal, sehingga anak lebih memiliki tanggung jawab yang lebih dalam proses membuat dan menghasilkan pupuk kompos. Kedua soal asesmen sumatif sebaiknya dibuat berdiferensiasi agar peserta didik dengan kemampuan yang berbeda dapat dievaluasi ketercapaian pembelajarannya sesuai dengan kemampuan kognitif masing - masing. Ketiga proses perawatan pengomposan juga sebaiknya dinilai, sehingga hal ini juga dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan ketekunan dalam pembuatan pupuk kompos secara berkelanjutan. 

Pembelajaran numerasi sangat berdampak dalam mengembangkan karakter generasi yang numerat. Anak - anak dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan percaya diri melalui pembelajaran numerasi yang diintegrasikan dalam muatan lokal PLH. Semoga pembelajaran numerasi di SDN 2 Kepatihan dapat menjadi inspirasi dan dapat diimplementasikan di sekolah lain sehingga semakin banyak anak yang mendapat pembelajaran numerasi yang tepat, sehingga dapat membentuk generasi - generasi yang numerat. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun