Mohon tunggu...
Hana Ratri Septyaning Widya
Hana Ratri Septyaning Widya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa S1 Sastra dan Bahasa Indonesia angkatan 2007, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, Semarang. Penulis Kumpulan Cerpen Cinta Lewat Facebook yang diterbitkan oleh PT Elexmedia Komputindo (2010)

Selanjutnya

Tutup

Humor

Plastik Untuk Pulsa

1 Maret 2012   06:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:42 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekian lama saya nggak pernah nulis di sini, akhirnya saya kembali lagi dengan cerita unik dari sebuah desa.. cerita kali ini adalah tentang hal yang berhubungan dengan pulsa dan saya beri judul "Plastik Untuk  Pulsa".

Begini ceritanya :

Seorang bapak yang berumur lebih dari setengah abad resmi dilantik menjadi kepala desa di desa tersebut. Masyarakat memilih beliau karena beliau merupakan sosok yang patut dicontoh oleh semua orang. Contohnya, beliau tidak pernah mau melakukan korupsi meskipun dalam jumlah sedikit. Beliau juga seorang yang taat beragama. Meskipun dia seorang pejabat penting di desa tersebut, tetapi beliau berbeda dengan para kades kebanyakan. Dalam hal komunikasi misalnya. Beliau tidak membawa handphone sendiri, padahal tugasnya sebagai Kades sangat penting, ia harus berhubungan dengan semua perangkat desa dan kadus, juga dengan camat. Namun, karena beliau tidak paham dengan kecanggihan teknologi, akhirnya beliau memberikan amanat kepada sekretarisnya yang memiliki HP. Ia memberikan amanat jika ada sesuatu yang penting dari atau untuk desa tersebut langsung mengabari dia lewat sekretaris tersebut.

Pada suatu ketika, sang sekdes mendatangi rumah pak Kades.

Kades : "Ana kabar apa, Pak?" (ada kabar apa, Pak?)

Sekdes : "Mboten wonten kabar apa-apa, Pak Kades. Niki kula mriki badhe nyuwun arta kagem mundhut pulsa. Sakmenika pulsanipun sampun telas." (Tidak ada kabar apa2, Pak. Saya ke sini mau minta uang untuk beli pulsa. Pulsanya sudah habis).

Kades : "Pulsa?" (sambil berpikir apa itu pulsa)

Sekdes : "Inggih, Pulsa, Pak. Kagem ngisi Handphone." (Iya. Pulsa, Pak. Buat isi handphone=maksudnya ngisi pulsa).

Kades : "Yo.. yo.." (iya.. iya..)

Pak Kades pun masuk rumah dan kembali lagi ke ruang tamu sambil membawa selembar uang lalu diberikan pada pak Sekdes.

Sekdes : "Matur nuwun, Pak. Kula langsung pamit badhe ten kecamatan mundhut pulsa riyin." (Terima kasih, Pak. Saya langsung pamitan, mau ke kecamatan untuk beli pulsa dulu).

Pak Kades : Yo.. yo.. Tapi sek.. sek.. Aku tak neng mburi sik. (Ya.. ya.. tapi tunggu dulu, aku tak ke belakang dulu).

Sekdes : (demi menghargai pak Kades, akhirnya beliau mau menunggu).

Pak Kades pun kembali dari belakang sambil membawa sebuah plastik kresek. Plastik kresek itulah langsung diberikan kepada Sekdes.

Pak Kades : "Ini plastiknya, buat wadah pulsanya."

"Gerrr..." tawa seisi keluarga Pak Kades, yang kala itu melihat kejadian tersebut.

"O alah, Mbah. Yang namanya Pulsa itu nanti langsung masuk ke HP-nya, nggak perlu dimasukkan ke plastik segala. Makan'e Mbah, mbok punya HP sendiri," seloroh salah seorang cucunya.

Mari tertawa hahahaha :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun