Mohon tunggu...
Hana Ratri Septyaning Widya
Hana Ratri Septyaning Widya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa S1 Sastra dan Bahasa Indonesia angkatan 2007, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, Semarang. Penulis Kumpulan Cerpen Cinta Lewat Facebook yang diterbitkan oleh PT Elexmedia Komputindo (2010)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

alfamart, memanjakanku

27 Oktober 2011   15:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:25 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Lima tahun yang lalu, ibuku sering berbelanja bulanan di sebuah supermarket yang letaknya di pusat kota Semarang, yang ditempuh dalam waktu setengah jam jika naik angkutan kota. Kini, seiring perkembangan waktu dan teknologi, kota Semarang menjadi kota yang sibuk sekali, hampir menyamai kota Jakarta. Tak peduli pagi, siang, sore atau malam, jalanan di berbagai sudut kota pasti macet. Inilah yang membuat ibuku malas berbelanja ke pusat kota dan beralih ke Alfamart hingga sekarang.

Dulu, aku menyangka Alfamart hanyalah sebuah minimarket biasa, sama seperti minimarket lainnya. Namun, setelah ibuku memperkenalkan Alfamart, aku jadi mengubah nilai yang biasa menjadi luar biasa untuk Alfamart. Pelayanan di Alfamart tidak jauh beda dengan supermarket di pusat kota, tempat kami berbelanja bulanan dulu. Semua staf di Alfamart selalu baik, ramah melayani pelanggan, dan tak pernah lelah menjelaskan kepada pelanggan tentang promosi yang sedang ditawarkan (meskipun kadang saat promosi ditawarkan, uang kami pas-pasan).

Kini, Alfamart ada di mana-mana. Di perumahan Tlogosari, Semarang, Alfamart sudah didirikan di berbagai sudut yang mudah dijangkau dari arah manapun. Bahkan ada yang dibuka selama 24 jam. Ini memudahkan kami kalau sedang membutuhkan sesuatu yang genting, misalnya obat atau makanan cepat saji di tengah malam.

Ada banyak cerita yang bisa aku share-kan sama kalian tentang Alfamart. Mulai dari kisah sedih, senang, bahkan memalukan.

Cerita yang sedih:

Ketika aku disuruh ibuku membeli 2 liter minyak goreng. Saat itu, ibuku hanya punya uang 15 ribu rupiah saja. Tak ada lagi uang sepeser pun di dompetnya. Mau tak mau, beliau memberikan uang itu kepadaku untuk dibelikan minyak goreng. Beruntung di Alfamart sedang promosi potongan harga untuk pelanggan kartu Aku, aku bisa memberikan uang kembalian senilai 45oo rupiah pada ibuku. Ketika ibuku menerima uang itu, beliau langsung berkata, "Uang ini akan disimpan sebaik-baiknya dan berharap esok akan ada mujizat." Esok harinya, kami menunggu mujizat itu, tapi tak ada tanda-tanda bahwa akan ada mujizat. Namun, ibuku selalu mengingatkanku agar aku berdoa karena mujizat tak akan ada bila kita tidak mau berdoa apalagi berusaha.

Cerita Senang

Aku punya dua keponakan, namanya Ian (5 tahun) dan Echa (3,5 tahun). Mereka masih lucu-lucunya. Bahkan, saking lucunya, mereka selalu membuatku tertawa terbahak-bahak. Suatu hari Ian dan Echa ngambek. Mereka marah karena menganggap aku sebagai pembohong sejati. Alasannya simpel, dia masih ingat kalau aku pernah berjanji membelikan mereka es krim. Kemarahan mereka berujung tangis dengan suara keras yang membuat tetangga kanan kiri pun mendengar. Akhirnya, demi keamanan dan kenyamanan bertetangga, kuajak mereka ke Alfamart dan membelikan mereka sepotong es krim coklat. Untung ada Alfamart di dekat rumah, sehingga aku tak harus berjalan lebih jauh hanya untuk membelikan mereka es krim.

Cerita Menggelikan

Siang itu, aku dan ibuku pulang dari rumah Budheku di bilangan Semarang Barat. Sesampainya di dekat gapura masuk Perumahan Tlogosari, ibuku baru ingat kalau sebagian barang kebutuhan habis. Kami pun akhirnya turun di Alfamart Parang Barong. Saat lagi enjoy memilih barang, tiba-tiba ada perasaan lain di tubuhku. Ya, aku kebelet pipis. Kebetulan ada seorang oria, karyawan Alfamart, yang sedang menata sabun di rak. Aku pun basa-basi bertanya kepadanya. "Mas, ada toilet nggak?" tanyaku. Si Masnya itu menganggukkan kepala. "Ada, Mbak. Mari saya antarkan ke sana," katanya. Aku merinding setelah ada kata mari saya antarkan ke sana. "Wah jangan diantar, Mas, cukup ditunjukkan saja, saya sudah tahu nanti," kataku, polos. Semua yang ada di Alfamart itu terkekeh mendengar ucapan polosku, termasuk ibuku. "Sudah, kamu pipis saja, Ibu tunggu!" perintah ibuku. Akhirnya, aku bisa melepaskan hajatku untuk buang air kecil dan kembali melanjutkan aktivitasku berbelanja tanpa ada gangguan apa-apa.

Intinya, Alfamart itu memudahkanku, bahkan memanjakanku. Bak seorang kekasih, Alfamart itu menjadi kekasih setia untukku. Banyak hal yang kuperoleh, yakni 3K (kemudahan, kenyamanan, dan keramahan). Selain itu, Alfamart bisa menjadi tempat yang paling murah untuk berbelanja. Terima kasih Alfamart, semoga pelayananmu semakin berkembang. Happy Birthday yaaa... :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun