Mohon tunggu...
Hana Restu Oktavia
Hana Restu Oktavia Mohon Tunggu... Lainnya - Indonesia

Mahasiswi Biologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Biota Laut: Hiu Berjalan Endemik Halmahera

5 Desember 2020   02:55 Diperbarui: 6 Desember 2020   18:36 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Allen, dkk., 2013.

Hemiscyllium halmahera atau hiu berjalan Halmahera, merupakan spesies hiu endemik yang berasal dari perairan laut Maluku Utara. H. halmahera memiliki banyak nama lokal hasil pemberian dari penduduk setempat. Nama-nama lokal tersebut yaitu gurango tokek, gurango bodo, gurango buta, gurango loreng, gurango nyare, dan gurango haga. Spesies hiu yang aktif pada malam hari ini dapat dijumpai pada daerah terumbu karang atau daerah laut bersubstrat pasir.  

Sumber gambar: Allen, dkk., 2013.
Sumber gambar: Allen, dkk., 2013.

Spesies ini pertama kali dideskripsikan oleh Allen, Erdmann, dan Dudgeon pada tahun 2013. Mereka mendeskripsikan bahwa H. halmahera memliki corak unik pada tubuhnya. Corak tersebut yaitu bintik-bintik berwarna coklat muda dan coklat tua yang saling berselingan pada bagian atas tubuhnya. Sedangkan bagian bawah tubuhnya berwarna putih keabuan dengan sepasang bintik hitam pada bagian bawah kepalanya. Selain itu, terdapat pula pola samar berbentuk “U” berwarna coklat pada bagian bawah kepalanya.

Corak pada bagian bawah kepala. Sumber gambar: Allen, dkk., 2016.
Corak pada bagian bawah kepala. Sumber gambar: Allen, dkk., 2016.

Ukuran dan bentuk tubuh antara H. halmahera jantan dan betina tidak berbeda jauh. Perbedaan keduanya terdapat pada bentuk alat kelaminnya saja. Terdapat perpanjangan daging menyerupai bentuk torpedo pada H. halmahera jantan yang terletak di antara sirip analnya. Sedangkan di antara sirip anal H. halmahera betina hanya ditemukan lubang kecil. Penelitian yang dilakukan Jutan dan rekan-rekannya menemukan bahwa betina dewasa H. halmahera dapat menghasilkan 8--12 telur dalam sekali bereproduksi.

Kelompok hiu dari genus Hemiscyllium, termasuk H. halmahera, dikenal dengan kemampuan bergeraknya yang berbeda dengan kelompok hiu lain. Hiu dari genus Hemiscyllium diketahui lebih aktif berjalan pada dasar laut dibandingkan dengan berenang. Pergerakan berjalan pada dasar laut tersebut disebabkan oleh dorongan dari sepasang sirip pektoral, yaitu sirip yang terdapat pada bagian dadanya. Kemampuan berjalan kelompok hiu Hemiscyllium berfungsi untuk mencari makan pada substrat di dasar laut.


Keunikan H. halmahera dan sifatnya yang endemik tidak lantas menjadikannya terhindar dari berbagai ancaman. H. halmahera biasa diburu untuk dikonsumsi dagingnya atau dijadikan peliharaan dalam akuarium. Hal tersebut menjadikannya rentan terhadap aktivitas penangkapan ikan secara berlebihan atau overfishing. Belum adanya penetapan status konservasi terhadap H. halmahera akibat kurangnya data juga memperparah kondisi ini. Selain itu, pencemaran sianida dan merkuri yang terjadi pada habitat H. halmahera diketahui dapat merusak jaringan bahkan dapat mengakibatkan kematian pada hiu tersebut. Faktor lainnya adalah tingkat pertumbuh dan reproduksi hiu karang tersebut tergolong rendah. Oleh sebab itu, konservasi terhadap H. halmahera dirasa sangat penting untuk menjaga keberadaannya di alam agar tidak punah di kemudian hari.

Daftar Acuan: 

Akbar, N., I. Tahir, A. Baksir, R.E. Paembonan, & F. Ismail. 2019. Deskripsi morfologis spesies endemik hiu berjalan (Hemiscyllium halmahera, Allen & Erdmann, 2013) di perairan Laut Maluku Utara. Jurnal Iktiologi Indonesia 19(2): 297--314.

Allen, G.R., M.V. Erdmann, & C.L. Dudgeon. 2013. Hemiscyllium halmahera, a new species of bamboo shark (Hemiscyllidae) from Indonesia. Aqua, International Journal of Ichthyology 19(3): 123--136.

Allen, G.R., M.V. Erdmann, W.T. White, Fahmi, & C.L. Dudgeon. 2016. Review of the bamboo shark genus Hemiscyllium (Orectolobiformes: Hemiscyllidae). Journal of the Ocean Science Foundation 23(1): 51--97.

Doyle, S. 2007. Walking sharks: evolution in action?. Journal of Creation 21(1): 10--11.

Jutan, Y., A.S.W. Retraubun,  A.S. Khouw, V.P.H. Nikiju-luw, & J.A. Pattikawa. 2018. Study on the population of Halmahera walking shark (Hemiscyllium halmahera) in Kao Bay, North Maluku, Indonesia. International Journal of Fisheries and Aquatic Studies 6(4): 36--41.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun