Mohon tunggu...
Hanan Wiyoko
Hanan Wiyoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Saya menulis maka saya ada

Suka membaca dan menulis, bergiat di literasi digital dan politik, tinggal di Purwokerto, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Apakah Pilkada Berkorelasi dengan Kesejahteraan Rakyat?

19 Juni 2024   09:40 Diperbarui: 19 Juni 2024   17:22 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana ruang diskusi. dokpri

Hal di atas berkaitan dengan pilar nomor dua, yakni pemilih cerdas. Saya mengajak agar audiens berani menolak politik uang. Tujuannya agar bisa memperjuangkan pilar pertama, yakni mewujudkan pemimpin ideal sesuai harapan pemilih. Ini menjadi hal sulit, mengingat pengalaman Pemilu 2024 kemarin disebut sebagai pemilu yang brutal, ugal-ugalan dari sisi penilaian terjadinya politik uang.

Pilar pertama dan kedua tidak bermakna apabila ternyata penyelenggara dan pengawas pilkadanya tidak berintegritas: curang, bermain mata dengan peserta pilkada sehingga menguntungkan dan atau merugikan salah satu pihak.

Saya mendapat pertanyaan dari audiens, apakah harus percaya 100 persen kepada penyelenggara pilkada? Tentu saya jawab tidak, rakyat harus ikut mengawasi. Misalnya menjadi saksi, atau membentuk kelompok pengawasan. Bila terjadi ada kecurangan, bisa melapor secara online kepada Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).

Suasana ruang diskusi. dokpri
Suasana ruang diskusi. dokpri

Pemimpin Pro Rakyat

Singkat cerita, untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, siapapun pemimpin hasil pilkada nantinya harus berkomitmen bekerja untuk rakyat. Meski terdengar klise atau utopis, cita-cita ideal ini harus selalu ada.

Cara yang bisa dilakukan adalah memilih pemimpin berkualitas, menolak politik uang, dan mengawal pilkada termasuk hasil pilkada. Yang menjadi hambatan pilkada untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat adalah apabila calon pemimpin tersandera kepentingan pribadi atau kelompok yang dikhawatirkan menggadaikan kepentingan rakyat.

Selain saya, ada tiga narasumber lain, yakni Ketua Komisi C DPRD Provinsi Jawa Tengah yang juga sekaligus inisator acara, Bambang Hariyanto dan dosen Ilmu Politik FISIP Unsoed, Ahmad Rofik.

Kedua narasumber menekankan bahwa tujuan pilkada sebagai kesejahteraan rakyat dapat dicapai. Lahir pemimpin daerah yang pro kepentingan rakyat. Ahmad Rofik dalam paparannya menampilkan bagan sistem politik David Easton: input-output.

"Input yang baik dalam sistem politik akan menghasilkan output yang baik. Tujuan kesejahteraan rakyat dapat tercapai," kata Rofik.

Soal input politik disebutkan antara lain dukungan politik dari pemilih dan calon pemimpin. Kemudian output yang diharapkan adalah pemimpin terpilih hasil Pilkada 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun