Mohon tunggu...
Hanan Wiyoko
Hanan Wiyoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Saya menulis maka saya ada

Suka membaca dan menulis, bergiat di literasi digital dan politik, tinggal di Purwokerto, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Usia 75 Tahun, Budayawan Ahmad Tohari Rajin Baca Dua Koran

18 Juni 2023   06:34 Diperbarui: 18 Juni 2023   06:51 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis bersama Ahmad Tohari. dok pri

Tahun ini, Budayawan Ahmad Tohari berusia 75 Tahun.Di masa senjanya, penulis novel 'Ronggeng Duhuh Paruk' (1982) ini masih membaca surat kabar. Tiap hari, Kang Tohari, begitu namanya disapa masih membaca dua koran. Koran apa yang dibaca?

TANGGAL 13 Juni 2023 ini, sastrawan dan budayawan Ahmad Tohari genap berusia 75 tahun. Usia yang terbilang lanjut bagi rata-rata orang Indonesia. Banyak pengharapan dan doa tersemat, semoga beliau panjang umur, sehat selalu dan terus berkontribusi bagi masyarakat dan bangsa. Sampai saat ini, beliau masih kerap hadir mengisi acara bedah buku, mengisi diskusi ataupun seminar, maupun mengisi orasi budaya serta ceramah. 

"Saya sudah agak sering lupa," kata Kang Tohari saat saya bertamu di rumahnya, Sabtu (17/6) siang.

Meski demikian, ingatan lama Kang Tohari masih tetap kuat terjaga. Misalnya saat berbicara tentang proses melahirkan novel fenomenal Ronggeng Dukuh Paruk.

"Alhamdulillah, saya dikabari dari penerbit sudah 20 kali cetak ulang," kata bapak berputra lima ini.

Penulis bersama Ahmad Tohari. dok pri
Penulis bersama Ahmad Tohari. dok pri

Selain masih tajam dan detil mengisahkan proses melahirkan karya-karyanya, Kang Tohari juga fasih bicara kondisi situasi sosial dan politik hari ini. Misalnya peristiwa politik menjelang Pemilu 2024 dan kehidupan kemasyarakatan di tengah digitalisasi. Hal tersebut diakuinya diperoleh dari informasi yang diserapnya dari membaca koran.

"Saya berterima kasih pada almarhum bapak saya, karena sudah berlangganan koran Duta Masyarakat di tahun 1950an," kata Kang Tohari. Koran berafiliasi organisasi kemasyarakatan Nahdhlatul Ulama (NU) itu yang menurutnya dibaca kali pertama saat dirinya berusia sekolah dasar.

"Hingga hari ini saya masih membaca dua koran," tambahnya.

Benar saja, sejumlah koran terlihat tersebar di ruang tamu. Bertumpuk di bawah meja tamu maupun berada di atas meja dengan tanda bekas di baca. Membaca koran menurutnya memberikan manfaat, yakni menjadikan wawasannya terus mengikuti perkembangan zaman (update). Lalu koran apa yang dibacanya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun