Mohon tunggu...
Hanan Wiyoko
Hanan Wiyoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Saya menulis maka saya ada

Suka membaca dan menulis, bergiat di literasi digital dan politik, tinggal di Purwokerto, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Ada Apa di Balik Wacana Penundaan Pemilu 2024?

24 Februari 2022   20:38 Diperbarui: 25 Februari 2022   07:42 1174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adanya wacana penundaan Pemilu 2024 dengan alasan dapat menjadikan stagnasi perekonomian nasional akibat transisi dan ketidakpastian politik, menurut penulis tidak sepenuhnya benar. 

Penulis berpendapat, tahapan Pemilu secara langsung berkorelasi dengan perputaran uang yang tinggi dan dapat memacu pertumbuhan ekonomi. 

Perputaran uang di sini yang dimaksud adalah pemilu dapat menciptakan efek berganda dalam dunia bisnis. Misalnya, mendorong industri percetakan, bisnis konveksi, sektor riil, dan bisnis jasa terkait kebutuhan pemilu. 

Adapun kekhawatiran munculnya ketidakpastian situasi politik akibat transisi kepemimpinan nasional dan potensi konflik sosial akibat pemilu menurut penulis bisa diminimalisir dengan peran stakeholder. 

Dengan pertimbangan sederhana tersebut, penulis berpendapat wacana penundaan Pemilu 2024 tidak beralasan. Justru ketika Pemilu 2024 diundur akan menimbulkan ketidakpastian politik. 

Penulis membayangkan, dengan menunda Pemilu 2024 akan memunculkan kekosongan hukum pada masa jabatan presiden. Yang seharusnya habis pada 2024, lalu karena pemilu yang diundur lalu dibutuhkan regulasi untuk mengatur kekosongan tersebut. 

Apakah dengan menunda pemilu, maka akan terjadi perpanjangan jabatan presiden?

Kita lihat nanti. Penulis berpendapat, penundaan Pemilu 2024 bukanlah solusi yang tepat dengan alasan untuk memulihkan perekonomian nasional pasca Covid-19. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun