Hingga hari ini, belum ada kabar terkait kondisi 53 awak KRI Nanggala 402 yang dinyatakan tenggelam di Laut utara Bali. Kita doakan, tim penyelamat segara bisa melakukan evakuasi para korban. Untuk keluarga korban, senantisa tabah dan berdoa agar evakuasi bisa sukses.
ADALAH film Kursk (2018) menggambarkan tragedi tenggelamnya kapal selam nuklir milik Rusia, Kursk K-141 pada 12 Agustus 2000 di Laut Barents. Dari film ini, kita diperlihatkan bagaimana situasi-situasi genting para awak kapal selam yang selamat bertahan hidup menunggu upaya evakuasi. Situasi awak kapal yang berupaya mengirim kode pertolongan dengan memukul palu, menyalakan generator oksigen, hingga gambaran putus asa terekam dalam film ini.Â
Film ini menggambarkan tiga segmen. Pertama, perjuangan para kru kapal selam di dalam kompartemen pasca kapal tenggelam beserta drama kehidupan sebelum kejadian. Digambarkan, para awak kapal memiliki keluarga, dan ikatan antar pelaut yang kuat. Ada yang baru saja menikah, dan langsung berangkat dinas. Ada yang istrinya tengah hamil. Ini persis kondisi keluarga awak Nanggala 402.
Kedua, menggambarkan sisi-sisi humanis keluarga kru kapal selam dalam upaya mencari informasi kondisi para pelaut. Pasca kabar kapal tenggelam adalah hari-hari kelam bagi istri dan anak dari para pelaut. Mereka berupaya mencari informasi kesana-kemari untuk mengetahui update. Dan ketiga, penggambaran upaya evakuasi yang dilakukan pihak militer. Dalam film ini digambarkan keterbatasan alat milik Rusia untuk melakukan evakuasi, dan keterlambatan menyetujui masuknya bantuan internasional.
Dari film sutradara Thomas Vinterg yang tayang pada 2018 ini, penonton bisa melihat detil bagaimana sulitnya situasi awal kapal yang terjebak dalam kapal selam yang karam. Para penyintas berjuang bertahan hidup di ruangan yang sempit, listrik padam, genangan air laut yang dingin menembus kompartemen, dan paling mengancam adalah menipisnya cadangan oksigen.
Menonton film ini di tengah kabar musibah KRI Nanggala-402 yang subsunk membuat pikiran saya membayangkan 53 nasib awak Nanggala. Kapal selam ini dinyatakan hilang kontak sejak 21 April 2021 pukul 04.30 WIB ketika hendak latihan penembakan torpedo di Laut Bali. Cadangan oksigen dinyatakan cukup selama 72 jam bila kondisi kelistrikan mati total. Dan bila kondisi listrik masih berfungsi cukup hingga 5 hari atau sampai tanggal 26 April 2021. Apakah ada kemungkinan korban selamat dalam kapal selam tersebut yang masih menunggu pertolongan dari dunia luar? Rasanya harapan itu tipis. Mari kita panjatkan doa untuk para awak kapal agar segera dievakuasi dalam kondisi bagaimanapun. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H