Ketika surat wasiat pelaku terror dipublikasikan, apakah tidak menggemakan pesan teror itu sendiri? Perlukah public mengetahuinya? Bagaimana menyikapi surat wasiat teroris?
PENGERTIAN surat wasiat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring adalah surat yang berisi pesan, pernyataan, dan sebagainya seseorang untuk dilaksanakan sesudah ia meninggal. Wasiat tersebut jenis surat pribadi yang mengandung pesan antar personal. Jadi sifatnya terbatas, seperti mengikat anggota keluarga. Surat wasiat bisa dilaksanakan, namun terkadang ada yang tidak melaksanakan sesuai kemampuan.
Belakangan, surat wasiat menjadi bahan pemberitaan. Adalah surat wasiat dari pelaku bom bunuh diri di gereja Katedral di Makassar, Sulawesi Selatan dan penyerang polisi di Mabes Polri, Jakarta Selatan. Para pelaku sama-sama membuat surat wasiat, dan media sama-sama mempublikasikan suratnya. Ini karena mengandung nilai berita (news value)
Surat Wasiat sebagai Bahan Petunjuk
Merujuk pengertian surat wasiat di atas, maka tersirat tujuan pembuat surat agar setelah meninggal, keinginan dan harapan si penulis bisa dilaksanakan pihak keluarga. Termasuk bagi pelaku teror. Dari pemberitaan tentang surat wasiat pelaku teror di dua kota tersebut, terlihat motivasi serta wasiat yang ditinggalkan untuk keluarga. Di antaranya berisi permohonan maaf, ajakan meninggalkan riba / bunga bank, dan lainnya.
Dari kajian komunikasi massa, surat wasiat teroris membuat isi atau pesan yang bersifat pribadi menjadi dikonsumsi khalayak / orang banyak. Berbahayakah bila surat wasiat teroris dibaca orang awam? Atau bila dibaca kelompok yang sealiran atau sepaham dengan pelaku? Dari pertanyaan ini, saya berpendapat bahwa membaca surat wasiat teroris perlu disikapi dengan pemaknaan dan hati-hati.
Dengan pendekatan komunikasi massa, gaung dari surat wasiat teroris menjadi meluas. Kita jadi tahu misalnya, pandangan pelaku teror terhadap sosok Ahok yang dicap kafir dan larangan aktif berkegiatan Dasa Wisma karena dianggap bagian dari pemerintahan thogut (dalam surat wasiat AZ pelaku teror Mabes Polri). Lalu pada surat wasiat pelaku bom bunuh diri di Makasar disebutkan motivasi Tindakan sebagai bentuk penyelamatan keluarga. Bisa baca di sini.
Bila tidak berhati-hati dalam menyikapi, maka memuat surat wasiat teroris secara utuh malah bisa memperbesar / resonansi pesan dari pelaku teror. Dengan kata lain, teroris malah bisa menyampaikan pesannya lebih luas. Dari semula hanya surat wasiat yang bersifat pribadi, menjadi konsumsi khalayak.
Bagaimana Menyikapi Berita Surat Wasiat Teroris?
Salah satu manfaat dengan adanya tinggalan / bukti surat wasiat adalah menjadi bahan penyidik atau tim psikologi untuk melakukan penelitian. Meneliti faktor pribadi, motivasi melakukan teror, hubungan dengan anggota keluarga, serta ungkapan-ungkapan lain. Ini bisa menjadi petunjuk selanjutnya bagi penyidik maupun akademisi untuk bertindak.
Lalu apa yang diambil publik dari surat wasiat teroris? Menurut saya ada dua. Hal positif dan dampak negatif. Hal positifnya adalah publik mengetahui kepribadian pelaku, motivasi tindakan, serta pikiran pelaku. Hal ini seperti disebutkan di atas, bisa menjadi bahan penelitian serta kajian akademik untuk mengungkap jaringan atau menjadi bahan kajian akademik.