Mohon tunggu...
Hanan Wiyoko
Hanan Wiyoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Saya menulis maka saya ada

Suka membaca dan menulis, bergiat di literasi digital dan politik, tinggal di Purwokerto, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Divaksin Covid-19, Sakitnya Tuh di Sini

26 Maret 2021   23:25 Diperbarui: 26 Maret 2021   23:46 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel ini merupakan cerita saya yang sudah menerima vaksin Sinovac. Apa saja yang saya alami pasca suntikan tersebut?

TEMAN saya Roso (35) berusaha tidak gelisah. Bayangan dan rasa takut disuntik ditepisnya jauh-jauh. Ya, Kamis (25/3/2021) kemarin, office boy ini bersama seluruh pegawai di kantornya bekerja harus siap divaksin Covid-19.

"Rasa takut ada, tapi gimana lagi, wong harus semua disuntik," katanya ketika hendak naik mobil yang membawanya ke lokasi vaksinasi di Rumah Sakit Dadi Keluarga (RSDK), Purwokerto.

Begitu sampai, bapak usia 35 tahun ini tetap terlihat tenang. Termasuk ketika melewati meja-meja pemeriksaan untuk cek kesehatan dan skrinning riwayat sakit. Warga Kembaran, Banyumas ini dinyatakan sehat dan lolos mengikuti vaksin. Dia pun menunggu giliran hingga perawat memanggilnya masuk ke ruangan vaksinasi.

"Saya beranikan diri untuk disuntik. Berani..berani..berani," katanya memotivasi.

Benar saja, jarum berisi vaksin Sinovac disuntikkan ke lengan kiri. Dengan menahan takut dan sakit, Roso berekspresi menutup mata rapat-rapat. Kepala dan badannya sontak miring bersandar ke tembok begitu jarum mulai dicepluskan ke lengannya. Dibandingkan ekspresi teman-teman kantornya, ekspresi dia yang terlihat berbeda seolah terlihat kuat menahan takut.

"Cuma sakit bentar. Ternyata saya bisa," ujarnya puas merasa menang mengalahkan rasa takutnya akan disuntik.

Saya pun sama. Awalnya sempat takut, deg-degan. Maklum sudah lama saya tidak diimunisasi. Meski sebetulnya saya rutin donor darah. Untuk menguatkan diri, saya berkomunikasi dengan batin saya menyugesti suntikan ini tidaklah selama dicubles jarum donor darah. Apa yang saya rasa pasca imunisasi.

"Jangan takut disuntik vaksin. Ini  aman dan halal. Rasa sakitnya tuh cuma di sini, di lengan," kata saya.

Setelah disuntik, kemudian menunggu 30 menit untuk observasi. Ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada dampak pasca imunisasi atau tidak. Yang saya rasakan, saya mengantuk. Jadi ketika menunggu, saya membaca koran KOMPAS. Biasanya saya jarang tertidur ketika membaca, namun kemarin saya bisa tertidur sebentar.

"Tadi pak Hanan tertidur sebentar di kursi," kata Sena, teman yang imunisasi bareng.

Kami diingatkan, meski sudah divaksin bukan berarti badan menjadi kebal dari penyakit Covid-19. Potensi tertular masih ada. Untuk itu tetap diimbau bagi yang sudah vaksin untuk menjalankan protokol Kesehatan : memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun, menjaga jarak, menjauhi kerumuman, dan mengurangi mobilitas. 14 hari berselang dari imunisasi pertama akan diadakan imunisasi kedua. Ini sebagai upaya atau ikhtiar perang melawan Covid-19. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun