Tournya ini banyak banget gais, ada Sangkan Paraning Dumadi, Paraning Dumadi (aku belum tahu bedanya ini dengan Sangkan Paraning Dumadi tuh apa), Colonial Heritage, dan The Legacy. Namun, tour ini hanya tersedia 2 bus saja, nama busnya Bus Kraton dan Bus Malioboro.
Cerita Selama di Bus
Sebelum berangkat, kita dicek kehadiran dulu dan dibagi semacam lanyard peserta.
Barulah setelah dibagikan dan dipakai oleh semua peserta tour, kita langsung menuju ke busnya dengan dipandu tour guide. Setiap bus bakal dipandu oleh 1 tour guide, kemarin aku dipandu sama Kak Budi sedangkan bus satunya lagi dipandu Kak Agnes.
Yang bikin seru naik bus ini  adalah selama di perjalanan kita diceritain banyak hal tentang sejarah Yogyakarta dan keratonnya. Saat melewati Jalan Taman Siswa atau biasa disingkat Jalan Tamsis, kita diceritain tentang tokoh pendidikan yaitu Ki Hajar Dewantoro. Selama tour, kita juga mengelilingi Pojok Beteng atau Jokteng, diceritakan bahwa Jokteng ini umurnya sudah lama. Selain itu, kita mengelilingi Plengkung Gading, menurut yang diceritakan Kak  Budi, ada beberapa Plengkung Gading yang dulunya dihancurkan oleh penjajah.
Tidak hanya itu, kita diceritakan tentang sejarah Mataram Islam, tokoh-tokohnya hingga masa kejayaannya. Sampai cerita ini terus berlanjut hingga berdirinya Keraton Yogyakarta, tentang sumbu filosofi, dan kenapa bisa sampai ada aturan berpakaian di hari Kamis Pon. Dulunya, ada aturan berpakaian di Kamis Pahing, namun aturan itu diubah menjadi hari Kamis Pon
Kita mampir sebentar untuk masuk di area arca Museum Sonobudoyo. Di sana kita diceritakan tentang peninggalan arca kerajaan zaman dahulu sebelum masuknya Islam. Ternyata banyak filosofi kehidupan dari arca-arca ini.