Mohon tunggu...
HANANG SEPTIOYUDHO
HANANG SEPTIOYUDHO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prodi Jurnalistik, 11220511000083

musik, entertainment, film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Salafi-Wahhabi: Eksplorasi Gerakan Islam Puritan yang Mempengaruhi Dunia Muslim

1 Januari 2024   16:12 Diperbarui: 1 Januari 2024   16:26 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gerakan Salafi-Wahhabi berasal dari pemikiran Muhammad ibn Abd al-Wahhab, seorang ulama Sunni abad ke-18 yang hidup di wilayah Nejd, yang sekarang merupakan bagian dari Arab Saudi. Muhammad ibn Abd al-Wahhab lahir pada tahun 1703 dan meninggal pada tahun 1792. Dia memulai gerakan ini dalam upayanya untuk mengembalikan Islam ke akar-akarnya dan menghapuskan praktik-praktik yang dianggapnya sebagai bid'ah atau penyelewengan dari ajaran Islam.

Asal usul gerakan Salafi-Wahhabi dapat ditarik kembali ke kolaborasi antara Muhammad ibn Abd al-Wahhab dan Muhammad bin Saud, seorang pemimpin suku yang kemudian mendirikan kerajaan di wilayah tersebut. Pada tahun 1744, keduanya menandatangani sebuah perjanjian, yang dikenal sebagai Perjanjian Diriyah, yang menandai dimulainya kemitraan antara keluarga al-Wahhab dan al Saud.

 Ajaran-Ajaran Utama Yang Ditekankan Salafi-Wahhabi

Gerakan Salafi-Wahhabi menekankan beberapa ajaran utama yang membentuk dasar pemahaman dan praktik keagamaan mereka. Salafi-Wahhabi menempatkan penekanan besar pada konsep tauhid, yaitu pengesakan Tuhan. Mereka menekankan bahwa kepatuhan dan ibadah semata-mata harus ditujukan kepada Allah, dan setiap bentuk asosiasi atau persekutuan dengan Tuhan dianggap sebagai bentuk syirik (penyelewengan dari tauhid).

   Gerakan Salafi-Wahhabi menekankan pentingnya kembali kepada Al-Quran (Kitabullah) dan Sunnah (tradisi Nabi Muhammad) sebagai sumber utama ajaran Islam. Mereka menganjurkan agar umat Islam mengikuti pemahaman Islam yang murni dan sesuai dengan pemahaman para salaf (leluhur) awal.

   Salafi-Wahhabi menolak praktik-praktik atau inovasi yang dianggap sebagai bid'ah dalam Islam. Mereka berusaha memurnikan ajaran Islam dari elemen-elemen yang dianggap tidak sesuai dengan pemahaman awal umat Islam.

   Meskipun tidak semua Salafi-Wahhabi menganut takfirisme, beberapa kelompok yang terinspirasi oleh pemikiran ini dapat terlibat dalam menyatakan kelompok atau individu Muslim lainnya sebagai kafir (kafirisme). Ini sering kali menjadi sumber kontroversi dan kritik terhadap gerakan ini.

   Beberapa kelompok Salafi-Wahhabi mengkritik praktik-praktik yang terkait dengan tarekat sufi, seperti penggunaan dzikir dan ziarah makam, menganggapnya sebagai bentuk bid'ah atau ketidakmurnian dalam praktik keagamaan.

   Gerakan ini menolak praktik doa kepada wali-wali (para pemimpin rohani) atau makam-makam sebagai bentuk syirik. Mereka berpendapat bahwa doa dan ibadah semata-mata harus ditujukan kepada Allah.

Hubungan dengan Negara Arab Saudi

Gerakan Salafi-Wahhabi sering mengkritik dan menentang tafsir atau interpretasi yang dianggap menyimpang dari ajaran asli. Selain itu, terdapat keterlibatan signifikan dalam urusan politik, terutama di Arab Saudi, di mana negara ini mengadopsi dan mempromosikan paham Salafi-Wahhabi sebagai ideologi resmi.

Negara Arab Saudi mendasarkan legitimasinya pada interpretasi Salafi-Wahhabi dari Islam. Pemerintah Saudi memandang dirinya sebagai pelindung dan penegak tauhid (pengesakan Tuhan) yang dipromosikan oleh gerakan Salafi-Wahhabi. Arab Saudi telah menggunakan kekayaan minyaknya untuk membangun dan mendukung lembaga-lembaga keagamaan yang mempromosikan ajaran Salafi-Wahhabi. Ini termasuk pembangunan masjid, sekolah-sekolah agama, dan lembaga-lembaga pendidikan Islam di seluruh dunia yang menjadi saluran penyebaran ideologi ini.

Melalui dana-dana keagamaan, Saudi telah memainkan peran penting dalam menyebarkan pemikiran Salafi-Wahhabi di seluruh dunia. Ini telah menciptakan pengaruh yang signifikan dalam bentuk lembaga-lembaga keagamaan, literatur, dan bahkan dukungan terhadap kelompok-kelompok Islam di berbagai negara.

Meskipun gerakan ini telah memberikan landasan keagamaan bagi sebagian besar penduduk Arab Saudi, kritik terhadapnya mencakup kekhawatiran akan intoleransi terhadap variasi pemahaman Islam serta penyalahgunaan istilah takfirisme dalam mendiskreditkan kelompok Muslim lainnya. Banyak orang melihat Arab Saudi sebagai pelindung agama Islam yang ortodoks, ada juga kritik terhadap negara ini karena dianggap sebagai promotor ideologi yang konservatif dan bahkan ekstremis. Beberapa kritikus menilai bahwa dukungan finansial Saudi telah menyebabkan penyebaran ideologi yang memicu radikalisasi di beberapa wilayah. Dengan peran yang berpengaruh dan sering kali kontroversial, gerakan Salafi-Wahhabi terus menjadi fokus perdebatan dalam dunia Islam.

Dampak Terhadap Umat Islam Global

 Gerakan Salafi-Wahhabi memiliki dampak yang signifikan terhadap umat Islam global, baik dalam hal keyakinan keagamaan maupun dinamika sosial dan politik. Dalam aspek keagamaan, pengaruh Salafi-Wahhabi tercermin dalam penekanan yang kuat pada interpretasi tekstual dan literal terhadap ajaran Islam. Hal ini dapat menciptakan ketegangan dengan aliran-aliran Islam lain yang mungkin mengadopsi pendekatan interpretatif yang lebih fleksibel. Paham takfirisme yang terkait dengan gerakan ini, meskipun tidak universal, dapat memicu konflik internal di kalangan umat Islam dengan mendeskreditkan kelompok-kelompok yang dianggap tidak sesuai dengan pemahaman Salafi-Wahhabi.

Selain itu, secara politis, adanya dukungan dan penyebaran ideologi Salafi-Wahhabi oleh Arab Saudi telah membentuk dinamika kebijakan dan konflik di berbagai negara. Negara-negara yang menerima dukungan finansial dari Arab Saudi untuk pembangunan masjid, lembaga pendidikan, atau proyek-proyek sosial sering kali juga menerima pengaruh ideologis Salafi-Wahhabi. Ini dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan politik, terutama jika masyarakat memiliki keragaman keagamaan yang signifikan. Dalam beberapa kasus, gerakan ini juga telah dihubungkan dengan kelompok-kelompok ekstremis yang menggunakan pemahaman Salafi-Wahhabi untuk membenarkan tindakan kekerasan. Oleh karena itu, dampak Salafi-Wahhabi pada umat Islam global melibatkan dinamika kompleks antara keyakinan keagamaan, ketegangan internal, dan pengaruh politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun