Mohon tunggu...
Hanan Arasy
Hanan Arasy Mohon Tunggu... Ilmuwan - everlasting student

Menulis adalah bekerja untuk keabadian

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sosiologis Itu Artinya, Kritis!

3 Juni 2017   08:46 Diperbarui: 3 Juni 2017   09:19 9137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi : Antonio Mora

Kedua dengan klaim yang netral, Teori Tradisional berdiam diri terhadap masyarakat yang menjadi obyeknya dan membenarkan keadaan tanpa mencoba mempertanyakkanya. Ketiga, dengan memisahkan diri dari PraxisTeori Tradisional mengejar teori demi teori dan karenanya teori tidak memikirkan implikasi praktis dari teori itu. dengan jalan ini teori Tradisional tidak bertujuan mengubah keadaan malah melestarikan Status Quomasyarakat.

Dengan melihat kondisi tersebut maka positivism yang merupakan tradisi ilmiah yang kemudian diimplementasikan kedalam bidang ilmu sosiologi dapat kita ketahui bahwa sosiologi juga belum mampu  merubah keadaan masyarakat. hal tersebut juga dirasakan oleh tokoh lain mazhab Frankfurt yang mencoba mengkritik sosiologi yakn, Zoltan Tar. Menurutnya, “ sosiologi hanya menjadi bagian integral dari masyarakat yang ada ketimbang menjadi alat untuk mengkritiknya dan menjadi ragi untuk pembaruan” (1977:x) gejala tersebut dapat dilihat dari berbagai kajian sosiologi yang kurang memperhatikan individu dibandingkan masyarakat sebagai satu  kesatuan.

Sosiologi dalam Perspektif Michael Foucault

Tokoh yang mencoba menyingkap tabir dibelakang ilmu pengetahuan salah satunya adalah Michael Foucault dalam beberapa karyanya Michael Foucault mencoba merombak struktur didalam  ilmu pengetahuan dengan menggunakan metode Arkeologi dan Genealogi yang khas serta pada akhirnya menemukan sebuah relasi atau hubungan yang terjalin diluar kondisi manusia diantaranya yakni kekuasaan. 

Menurut Michael Foucault relasi kekuasaan dan ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan. Ilmu pengetahuan yang melahirkan wacana untuk mempengaruhi praktik diskursif (pengetahuan,bahasa dan tindakan) diproduksi oleh subjek tertentu, subjek tersebut merupakan individu yang memiliki kuasa untuk melahirkan pengetahuan maka pengetahuan tidak dapat dikatakan obyektif karena sejauh ini memang subjek yang melahirkan pengetahuan didasarkan pada kepentingan-kepentingan tertentu (ilmuwan,institusi politik, dll). di era modern seperti sekarang pengetahuan sendiri mendapatkan legitimasi didalam kehidupan  masyarakat. masyarakat meyakini bahwa pengetahuan adalah sumber kebenaran dari sebuah realita. maka hal tersebut dapat dimanfaatkan subjek yang memproduksi pengetahuan untuk memenuhi kepentingan dan keuntungan mereka. dari analisa tersebut kita dapat beranjak memahami bahwa pengetahuan pada dasarnya menciptakan penindasan di era modern.

Begitu pula dengan sosiologi, sebuah bidang ilmu pengetahuan yang menerapkan keilmiahan didalam disiplin ilmunya menjadi titik serang bagi kritikus yang sejalan dengan Michael Foucault. Sosiologi yang melakukan studi kemasyarakatan mencoba menggambarkan kondisi masyarakat secara umum, lewat teori-teorinya sosiologi mengklaim telah melakukan gambaran umum mengenai masyarakat. dan sejalan dengan itu maka relasi kekuasaan yang tidak dapat dipisahkan dengan ilmu pengetahuan tentu meraih keuntungan dengan produk-produk yang dapat ditawarkan yakni teori maupun kerja intelektual. atau dapat disimpulkan ilmuwan-ilmuwan yang berkelut dalam bidang ini atau dapat disebut sebagai sosiolog mendapat tempat teratas didalam pengetahuan tentang masyarakat yang dapat dimanfaatkan sebagai kepentingan politis,ekonomis atau ideologis tertentu dengan kata lain ilmu tidak lebih dari suatu nilai komodifikasi. Demikianlah[]

Jakarta,2015.

Daftar Pustaka

Hardiman,F.Budi. “Kritik Ideologi Pertautan Pengetahuan dan  Kepentingan”.Yogyakarta:Kanisius.1990.

Jones,Pip. “Pengantar Teori-Teori Sosial: Dari Teori Fungsionalisme hingga Post  

 Modernisme”Jakarta: Obor, 2009.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun