Dila terbiasa melalukan sesuatu tepat waktu, bekerja keras dan penuh ambisi. Semua itu membuatnya menjadi pribadi yang disiplin dan teratur, berkat kebiasaannya itu pula ia dapat bekerja diposisinya sekarang, dengan gaji yang sangat baik seperti impian banyak orang.
Namun pagi ini tidak seperti pagi biasanya. Dila bangun kesiangan. Ia pun terlonjak bangun dan bersiap berangkat dengan tergesa.Â
"Kami informasikan saat ini kereta anda mengalami keterlambatan, mohon maaf atas ketidaknyamanan perjalanan anda"
Suara tersebut berasal dari pusat informasi stasiun, Dila menghembuskan nafas berat, rute tersebut merupakan rute perjalanannya.Â
Arlojinya menunjukkan pukul 07.30, tersisa 30 menit untuk sampai tepat waktu. Setelah beberapa pertimbangan, ia memutuskan memesan ojek online, guna menyelamatkan dirinya dari absen merah. Tapi masalah berikutnya datang, terjadi kemacetan panjang yang mengharuskannya memutar, menggunakan rute yang lebih jauh. Dila tidak henti hentinya merutuk dalam hati, ini semua akibat dari ketelodorannya terlambat bangun.Â
"Dila Armelia : 08.10 : 10 minutes late"Â
Hembusan nafas kasar kembali terdengar saat absen menampilkan namanya dengan tulisan merah tersebut.
"Eh Dila, Tumben baru datang, kenapa?" Sapa Nana, teman kantor Dila yang super positive thinking
"Ih sebel banget deh, hari ini banyak banget masalahnya, kesiangan, kereta gangguan, macet, buruk bgt hari gue" mendengar itu Nana hanya tertawa ringan,
"Tau ngga si Dil, ngga semua yang keliatan masalah buat kita, beneran masalah. Kadang bisa jadi bawa keberuntungan buat kita, atau bahkan orang lain" kata Nana dengan pemikirannya yang super posiitif
"Keberuntungan apanya deh, absen gue jadi merah kan" keluh Dila untuk kesekian kali,
"Udah, udah cepetan mulai kerja deh, lo ngedumel terus ngga bagus bikin kerjaan makin numpuk tuh" putus Nana yang diakhiri tawa keduanya.
Pukul empat sore, jam kerja telah selesai. Dila sudah berada dijalan pulang. Kali ini keberuntungan berpihak padanya, masih tersisa beberapa kursi kosong dirangkaian yang ia naiki.Â
"Katanya tadi pagi kereta gangguan ya?" Terdengar samar suara perbincangan penumpang lain,
"Iya, lumayan lama, katanya si rel nya anjlok"
"Ohh pasti keganggu banget deh orang-orang yang berangkat kerja"
Memang sangat terganggu, batin Dila dalam hati
"Yaa kalo diliat jeleknya aja pasti keganggu si"
"Loh memang ada baiknya ya?"
Apa baiknya dari perjalanan yang terlambat? Batin Dila sekali lagi
"Buruk buat pekerja, tapi jadi rezeki buat abang ojek online, banyak pekerja beralih pakai jasa mereka, itu kan bawa keberuntungan buat mereka"
"Wah iya juga ya"
"Tadi pagi ojek yang gue naikin cerita, lagi perlu banget uang buat beli beras sama telur, karna kereta gangguan dia udah dapet 100k, bisa deh beli barang kebutuhan"
"Ternyata ngga semua yang keliatan buruk tuh beneran buruk ya, bisa aja bawa berkah buat yang lain"
"Bener banget, tergantung kita mau liat dari sudut pandang mana"
Dila tertegun, kembali teringat dengan kalimat Nana pagi tadi. Ternyata selalu terdapat kebaikan dalam peristiwa apapun, baik atau buruk tergantung cara kita memandangnya.Â
Hari ini Dila mendapat pelajaran baru tentang memaknai hari, bahwa tidak ada hari yang buruk, semua tergantung bagaimana kita memandangnya. Segala sesuatu yang terjadi pasti memiliki makna tersendiri, entah untuk kita atau orang lain. Tuhan selalu memiliki cara luar biasa untuk memberi pemahaman hambanya.
Note : penulis masih belajar membuat ceruta yang baik. Mohon tinggalkan ulasan dan saran pada kolom komentar. Terima kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H