Mohon tunggu...
Hana Nadhifah Rahman
Hana Nadhifah Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

hayatunaa kulluha ibadatun

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Corak Pendekatan Metode Penulisan Buya Hamka dalam Buku "Sejarah Umat Islam"

16 Juni 2023   11:53 Diperbarui: 16 Juni 2023   12:12 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Haji Abdul Malik Karim Amrullah, yang dikenal dengan nama pena Buya Hamka, adalah seorang tokoh yang terkenal di Indonesia sebagai ulama, sastrawan, sejarawan, dan politikus. Beliau juga merupakan seorang autodidak dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi, dan politik, baik dalam konteks Islam maupun Barat. Pengalaman beliau meliputi penunjukan sebagai menteri agama dan keterlibatan aktif dalam dunia politik Indonesia. Lahir pada tanggal 17 Februari 1908 di desa Kampung Molek, Maninjau, Sumatera Barat, Buya Hamka wafat pada usia 73 tahun di Jakarta pada tanggal 24 Juli 1981.


Hamka banyak memberikan kontribusinya dalam penulisan sejarah. Perannya yang bukan hanya sebagai ulama melainkan ia merupakan seorang sejarawan ternama. Bahkan hingga saat ini karya-karyanya masih dikenang dan menjadi acuan dalam khazanah penulisan sejarah islam saat ini.


Salah satu karyanya yang dianggap monumental adalah berjudul "Sejarah Umat Islam". Dalam buku tersebut Hamka mencoba merekonstruksi perkembangan dan perjalanan panjang umat Islam dari masa ke masa. Dalam buku ini, Buya Hamka tidak hanya memberikan gambaran kronologis tentang sejarah umat Islam, tetapi juga mengungkapkan metode penulisan sejarah yang digunakannya.


Buku "Sejarah Umat Islam" karya Buya Hamka telah menjadi salah satu karya penting dalam literatur sejarah Islam di Indonesia. Dalam buku ini, Buya Hamka dengan cermat dan teliti menggambarkan perjalanan sejarah umat Islam dari masa ke masa, mulai dari masa awal Islam hingga perkembangan di era modern.


Buku "Sejarah Umat Islam" ini meliputi berbagai periode. Ia memulai dengan periode kenabian Nabi Muhammad, kemudian membahas masa-masa kekhalifahan Rashidun, Umayyah, Abbasiyah, dan Kesultanan Utsmaniyah. Selain itu, ia juga mengupas periode kolonialisme Eropa, gerakan pembaruan Islam, dan perjuangan kemerdekaan negara-negara Muslim. Dengan demikian, buku ini memberikan gambaran menyeluruh tentang perkembangan umat Islam dari masa ke masa.


Berangkat dari pemikirannya mengenai masalah revolusi negara dalam Bukunya yang berjudul Islam: Revolusi dan Ideologi yang berkaitan dengan kepemimpinan para tokoh yang pernah berkuasa sejak zaman Nabi Muhammad Saw hingga sejarah perkembangan umat Islam di Nusantara. Dalam hal ini menurut Hamka dasar revolusi mulai mengalami penyimpangan saat zaman kepemimpinan Muawiyyah, sejak saat itu kepemimpinan Muawiyyah dianggap telah berbelok karena adanya kepentingan pribadi yaitu keinginannya untuk hidup bermegah-megahan.


Hal tersebut diperkuat pula dalam buku "Sejarah Umat Islam" ini bahwasannya Muawiyyah merupakan ahli politik yang berasal dari Syam dan ia merupakan sosok yang licik dan mempunyai maksud tujuan kepentingan pribadi. Bahwasannya ia telah mengetahui mengenai kekacauan dan percaturan yang terjadi di pusat pemerintahan Khalifah di Madinah, baik ketika Utsman bin Affan hidup hingga naiknya Ali bin Abi Thalib sebagai pemimpin sejak saat itu. Maka kekacauan tersebut ia manfaatkan sebagai ajang untuk mengajak orang-orang agar ikut dengannya. Karena strategi dan caranya yang pandai mengatur dan menarik orang-orang banyak, sehingga terjadi kemudahan pada dirinya untuk memenangkan kekuasaan tersebut.


Pada akhirnya setelah abad ke-6 Hijriyah, yaitu setelah jatuhnya Kerajaan Abbasiyah di Baghdad, mulai terjadi kemunduran yang dialami oleh Umat Islam dan peradaban juga pengaruhnya telah hilang. Kurangnya ghirah perjuangan yang ada dalam diri Umat Islam dan kurangnya kesadaran menjadikan Islam sebagai agama yang telah mementingkan rupa dan tidak lagi mementingkan rasa.  
Dalam bukunya, Buya Hamka mengadopsi pendekatan naratif yang kuat. Ia menyajikan sejarah umat Islam dalam bentuk cerita yang mengalir, dimulai dari periode awal hingga masa kontemporer. Pendekatan naratif ini memungkinkan pembaca untuk terlibat secara emosional dan mendapatkan pemahaman yang lebih menyeluruh tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sejarah umat Islam.


Selanjutnya Buya Hamka menyelipkan aspek-aspek keagamaan yang penting dalam sejarah umat Islam. Ia menghubungkan peristiwa sejarah dengan ajaran Islam, pemikiran keagamaan, dan nilai-nilai yang melekat pada agama ini. Hal ini memberikan dimensi spiritual dan teologis yang mendalam dalam pemahaman sejarah umat Islam menurut pandangan Buya Hamka.


Dalam pemilihan materi ia melakukan seleksi materi dengan memilih peristiwa-peristiwa penting dan tokoh-tokoh signifikan dalam sejarah umat Islam. Ia memberikan penekanan pada peristiwa yang memiliki dampak besar dan relevansi yang kuat terhadap perkembangan agama dan masyarakat Muslim. Pemilihan materi yang bijak ini membantu pembaca memahami esensi dan arus sejarah umat Islam.


Kemudian dalam penggunaan Sumber dan Referensi, Hamka mengutamakan penggunaan sumber-sumber yang dapat dipercaya dan berkualitas dalam penulisan bukunya. Ia merujuk kepada kitab-kitab sejarah, hadis, tafsir Al-Qur'an, dan sumber-sumber lainnya yang terpercaya. Hal ini menunjukkan upaya Buya Hamka untuk memberikan akurasi dan keabsahan informasi dalam menyajikan sejarah umat Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun