Mohon tunggu...
Hana Mutiara
Hana Mutiara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UPI

Just wanna try to write

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sulitnya Pembelajaran Daring di Daerah Pelosok Kabupaten Tasikmalaya

22 Juli 2021   22:41 Diperbarui: 23 Juli 2021   01:12 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Semenjak pandemi Covid-19 mulai mewabah di Indonesia, pemerintah memberlakukan masa darurat covid-19 pada tanggal 16 Maret 2020. Hal ini menyebabkan timbulnya kebijakan baru muncul, yaitu diberlakukannya pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang hampir diterapkan di seluruh sekolah maupun perguruan tinggi guna mencegah penyebaran virus covid-19. 

Dengan diterapkannya kebijakan ini, tenaga pendidik dan siswa harus melaksanakan kegiatan pembelajaran dari rumah dengan memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran. 

Banyak sekali tantangan bagi tenaga pengajar dan siswa dalam melaksanakan pembelajarn daring ini, salah satunya adalah kendala jaringan internet. Pembelajaran daring mungkin dapat terlaksana dengan baik di daerah perkotaan dimana terdapat fasilitas yang bagus, seperti jaringan internet yang sangat stabil. 

Namun untuk siswa dan tenaga pendidik yang tinggal di daerah  pedesaan, mereka tidak memiliki sinyal sebagus dan sestabil di daerah perkotaan sehingga banyak siswa maupun tenaga pendidik dari pedesaan mengalami kesulitan dalam mengakses pembelajaran secara online.

Beberapa Mahasiswa UPI yang sedang melakukan kegiatan KKN Tematik di SMP Negeri 1 Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya  melakukan kegiatan diskusi bersama wakil kepala sekolah dan guru-guru  mengenai pelaksanaan kegiatan Daring di sekolah tersebut. Neni Suryani, selaku wakil kepala sekolah SMP Negeri 1 Pagerageung pada hari Senin (19/7) menuturkan, “Melakukan kegiatan daring di daerah ini sangat sulit sekali, banyak siswa yang mengalami kendala sinyal sehingga kegiatan pembelajaran hanya bisa dilakukan melalui grup Whatsapp saja, tidak bisa menggunakan media lain seperti google meet atau zoom meeting”. Bahkan, kata Neni, terdapat beberapa siswa yang memaksakan sampai naik ke tempat tinggi seperti daerah pegunungan yang cenderung dapat membahayakan keselamatan mereka demi mendapatkan cukup sinyal untuk mengikuti pembelajaran Daring. Selain pengaruh tempat, keterbatasan sinyal atau jaringan internet juga disebabkan oleh mahalnya tarif kuota internet yang berkualitas. Banyak siswa lebih memilih provider yang memiliki harga paket kuota yang cenderung terjangkau sehingga kualitas jaringannya sangat terbatas.

Maka dari itu, pihak sekolah SMP Negeri 1 Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya berharap agar pemerintah dapat memerhatikan siswa yang tinggal di daerah pedesaan dengan memberikan fasilitas jaringan internet yang baik agar pembelajaran daring dapat terlaksana dengan baik dan maksimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun