Banyak sekali kejadian yang 'menurut saya' tidak semuanya harus diceritakan, agar pembaca penasaran dan ingin tahu langsung ceritanya silahkan kunjungi bioskop kesayangan anda, dijamin tidak bisa berkata-kata, bergumam 'kok ada ya orang sekeji dan sekejam itu?' Huhuhu pengen nangis saya gak kebayang sakitnya Vina saat itu. Sedih.... Alfatihah...Â
Tidak bermaksud lebay ya, hanya jiwa perempuan saya meronta-ronta andaikan saja itu tidak terjadi, andaikan saja saat itu Vina pulang bersama sahabatnya, ah.... Mungkin jika tidak ada kejadian seperti Vina kita tidak bisa belajar dari kisah itu.Â
Yang terpenting adalah saya tetap mengedukasi anak-anak sejak dini tentang bahaya Perundungan, bagaimana cara menganalisis Perundungan sejak dini, bagaimana cara agar itu tidak terjadi walaupun hanya berupa kata-kata verbal, itu adalah PR saya sebagai seorang pendidik.
Penerapan bahasa dan tutur kata yang positif dan efektif tentunya menjadi cara saya dan tim guru lainnya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sejak dini dan di kemudian hari, ada program Sekolah Ramah Anak, ramah otak, ramah, aman dan nyaman untuk menghindari dan mencegah  Perundungan.
Penerapan bahasa positif dan efektif dapat mencegah bullying sejak dini seperti : berteman dengan baik ya, sayang teman ya, terima kasih sudah berteman dengan baik, terima kasih sudah sayang teman. Dan lain sebagainya.
Itu hanya beberapa penerapan bahasa positif di sekolah yang saya harap jika diulang-ulang akan menjadi pembiasaan baik dan melekat pada diri dan ingatan sehingga menjadi sikap, perilaku dan karakter anak menuju yang lebih baik dan positif.
Sebenarnya pro dan kontra terjadi di dunia Maya (medsos) namun saya yakin sng sutradara dan produser tentunya adalah orang profesional yang sebelum tayang melakukan dulu langkah-langkah yang wajib ditempuh, juga dengan persetujuan pihak keluarga.
Sebenarnya saya mengulas ini mendengar salah satu anak didik saya yang berceloteh 'Film Vina ada di tiktok' namun saya hanya membawa anak tersebut dan memberikan pemahaman yang sesuai dengan kodrat dirinya, bahwa ada hal-hal yang bisa dimengerti ya kelak jika di sudah dewasa.
Walaupun hanya sebagian atau potongan-potongan film di medsos seharusnya sih tidak ditayangkan secara real seharusnya yang unggah di blur atau bagaimana ya, mengingat anak-anak usia dini rentan meniru hal-hal disekitarnya, mengenal boleh namun mengenal yang positif saja.
Lebih ke mengarahkan kegiatan main beragam dan senam 'perasaan' supaya tenang dan nyaman, fokus jantung anak usia dini, dan kaulinan atau permainan anak yang menyenangkan dan menenangkan, memberikan pengalaman seru atau berimajinasi agar fokus lokus neuron Alpha nya terstimulasi dengan baik.
Begitulah kira-kira pengalaman saya menonton film Vina, dan kejadian celotehan anak-anak (terkontaminasi gadget) di sekolah yang langsung saya ajak bercerita di sudut lain berdua dengannya dengan memberikan edukasi bahwa hal itu tidak baik, tidak seharusnya terjadi, dan memberikan arahan untuk menyayangi teman dan berteman dengan baik.