"Bermain adalah nyawa setiap anak, cara untuk mengekspresikan diri dan menyenangkan diri juga merupakan kebutuhan dari setiap individu atau kelompok manusia baik balita, anak, remaja, dewasa maupun orangtua."Â (Hana Marita Sofianti)
Bermain melalui belajar atau sebaliknya belajar melalui bermain adalah hal yang penting untuk diterapkan pada jenjang anak usia dini karena mengandung makna dan mencipta pola pikir anak dalam melaksanakannya.
Bermain tidak hanya anak yang melakukannya kadang kita orang dewasa juga senang dengan aktivitas main, walau konteksnya sudah berubah dari main boneka, mobil ketika kecil menjadi jalan-jalan, shopping, belanja, healing, dan lain sebagainya.
Menjadikannya sebuah alasan agar diterima bahwa kita orang dewasa adalah memiliki hak untuk bahagia, maaf, apalagi dalihnya setelah suntuk atau stres dengan pekerjaan yang seperti dikejar-kejar setan, ups! Maaf kasar.... Hehe
Saya yakin setiap orang pernah bermain walaupun sendiri, sejak kecil, remaja, dewasa, pasti mengalami yang namanya bermain, walau hanya seadanya. Artinya bermain adalah hal yang wajar dan memang menjadi sebuah kebutuhan bagi manusia terutama anak usia dini.
Merdeka Bermain adalah sebuah kebijakan yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menurut Ki Hajar Dewantara yaitu mendidik manusia sesuai dengan kodrat dirinya, kodrat alamnya, dan kodrat zamannya.
Sesuai kodrat dirinya bahwa anak-anak memang benar-benar kodratnya masih senang bermain, kodrat alamnya, dunia anak memanglah dunia bermain dan permainan yang dipakai biasanya sesuai dengan lingkungan dan karakteristik tempat atau daerahnya masing-masing.
Sesuai kodrat zamannya adalah anak sekarang adalah anak dengan generasi yang terpapar era digitalisasi yang tidak mungkin juga dijauhkan dengan teknologi karena memang sudah berada pada tahap revolusi industri 4.0 yang bertransformasi.
Namun tidak menutup kemungkinan apabila di satuan pendidikan menerapkan sesuai dengan ketiga cara tersebut, mendidik anak sesuai dengan kodrat dirinya, kodrat alamnya dan kodrat alamnya dengan memperkenalkan dunia digital juga tidak meninggalkan kearifan lokal melalui kaulinan budak di daerahnya masing-masing.
Mengenal "Kaulinan Budak" Bagi Anak Usia Dini