Saya diajak traveling sekalian kuliner di Chinatown Indonesia yang terletak di Pancoran - PIK oleh rekan sekaligus partner dalam segala hal di dunia emak-emak gazebo. Wkwkwk! Lets cekidot gaess....
Sejarah Chinatown
Dalam kamus oxford Chinatown berarti penduduk yang sebagian besar dari China yang tinggal di sebuah distrik non-Asia terutama kota atau pelabuhan.
Pecinan tertua pada tahun 1594 terdapat di Manila ( Binondo) konon katanya kata Pecinan berasal dari bahasa Jawa yang artinya orang Cina, sedangkan Chinatown adalah julukan yang berasal dari bahasa Inggris.
Etnis Tionghoa menyebar / bermigrasi ke beberapa wilayah di belahan dunia karena mereka berdagang ( terbukti dari teman-teman saya juga sekarang adalah pebisnis sejati ). Hmmmm.....
Di Indonesia terbentuk karena faktor sosial dan politik, diantaranya : faktor sosial merupakan keinginan sendiri untuk berkelompok, perasaan dapat saling membantu dan aman.
Faktor politik merupakan segregasi dari pemerintah Kolonial Belanda berdasarkan latar belakang rasial, mengharuskan warga Tionghoa ditempatkan di wilayah tertentu agar lebih mudah diatur, memerlukan surat izin masuk & keluar Batavia pada waktu tersebut.
Adapun pusat perdagangan terbukti menjadi peluang ekonomi yang mendorong pembangunan Chinatown dibeberapa negara seperti :Â
- Pecinan Bangkok - Kuil Leng Buai La ( )
- Pecinan San Fransisco - Kuil Tin How ( )
- Chinatown & Malaytown di Kedah
- Pecinan Jakarta - Kuil Kim Tek Ie () dan masih banyak lagi.
Oke, itu hanya sebagian dari sejarah yang saya ulas, intinya warga etnis Tionghoa menyebar ke beberapa wilayah di dunia melalui jalur perdagangan yang akhirnya menjadi komunitas dan berdirilah Pecinan atau Chinatown.Â
"Chinatown Indonesia" Pancoran PIK yang MempesonaÂ
Baiklah, saya ulas yang ini saja yaa.... Terlepas dari sejarah di atas, yuk kita kenali salah satu destinasi wisata Chinatown yang ada di Indonesia.
Chinatown Pantai Indah Kapuk Pancoran buka setiap pukul 07.00 - 23.00 WIB terletak di Kamal Muara, Kota Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Kawasan yang dibangun dengan lahan seluas kurang lebih 5.300 m2 dibawah naungan Agung Sedayu Group dan Salim Group ( 9 Naga ).
Terdapat beberapa spot foto menarik dan Instagramable banget serasa berada di luar negeri, bagi yang belum pernah wajib coba dan datang kesini, gratisssss! Ciyussss! Hehehe
Ada Diorama yang mewakili cerita menarik yang berkaitan dengan budaya & sejarah Pancoran PIK hasil karya seniman Gladys T Simpson.
Ada Bis Keliling untuk memudahkan kita berkeliling dengan luasnya lahan yang tidak mungkin kita jelajahi semuanya hanya dengan berjalan kaki dengan harga sekitar Rp 20.000,- saja.
Pagoda dan beberapa patung dewa yang mempesona membuat kita merasa berada di luar negeri alias di Singapura, hahaha
Lukisan mural tentang pertandingan kungfu, gapura, barongsai yang tidak luput dan tidak dibiarkan kosong begitu saja cocok buat 'gagayaan' ala selebgram, wkwkwkwk
Food court memiliki kurang lebih 80 tenant, aneka ragam makanan baik restoran besar ternama maupun gerobak kecil yang dapat dibawa ke tempat duduk yang telah di sediakan.
Bagi muslim tersedia jajanan halal juga yaa, jadi ga usah khawatir, untuk sekedar ikut sholat juga bisa karena pas saya berkunjung ke sana juga banyak orang muslim yang datang dan menikmati spot pemandangan indah yang mempesona.
Kenapa demikian, kebanyakan makanan yang dijual adalah non halal jadi kamu harus benar-benar jeli menanyakannya yaa gaess.... Ada tanda 'No Pork No Lard' itu kata kunci bagi yang muslim jika mau jajan di sana.Â
Cemilan dan oleh-oleh pun kisaran harganya relatif ada yang Rp. 20.000,- sampai dengan kisaran harga Rp. 500.000,- tergantung dari budget kita ya.
Dilansir dari Kompas.com , baca juga :Â
Pokoknya siapapun yang datang wisata ke sana, hobi foto & video tidak akan menyesal dengan suasana yang begitu mempesona juga banyak UMKM khususnya pengusaha lokal Jakarta wajib dicicipi kulinernya.
Saya beli onde-onde murah meriah juga es tebu yang manis seperti yang nulis, 'Eheum!'
Hari ini sengaja aku ulas  Chinatown Pancoran PIK karena kemarin merupakan hari dialog dan pengembangan perbedaan budaya sedunia , tulisan ini sudah dua hari di draft.
Dimana saya dan rekan berdialog tentang kisah perbedaan budaya antara Tionghoa & Indonesia yang dapat bersatu padu , maju hingga menjadi sebuah percampuran tradisi yang saling menghargai satu sama lain.
Salam.
Hana Marita Sofianti
Pancoran PIK, 22 Mei 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H