Mohon tunggu...
Hana Marita Sofianti
Hana Marita Sofianti Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini, Guru , Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini , Guru, Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

5 Pilar Pendidikan Karakter Purwakarta Istimewa

23 Agustus 2021   03:02 Diperbarui: 23 Agustus 2021   03:19 4861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Buku Pendidikan Karakter di Sekolah / Kang H. Dedi Mulyadi (dokpri Hana Marita Sofianti)

Purwakarta, terkadang ketika saya mengikuti kegiatan diluar kota seringkali rekan baru selalu tertukar menyebutkannya dengan Kota Purwokerto.

Padahal beda di 'a' & 'o,e' saja, kisah ini acap kali saya alami dan sudah terbiasa dengannya, tinggal luruskan saja, sebelum Bandung. Hehehe

Istimewa merupakan kata yang disematkan setelah nama kota kelahiranku, Purwakarta Istimewa.

Memiliki pengembangan dalam Pendidikan Karakter yang membuatnya lebih dan lebih istimewa lagi. Cekidot! 

Apa itu Pendidikan karakter ?

Merupakan pendidikan yang perlu ditanamkan sejak dini untuk membentuk sumber daya manusia yang memiliki karakter positif yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

Pendidikan Karakter adalah suatu ilmu pengetahuan untuk memperbaiki karakter manusia supaya menjadikan generasi bermoral Pancasila, berakhlak mulia yang masih dalam lingkup revolusi mental. 

( Wikipedia )

Penanaman pendidikan karakter ini akan lebih efektif apabila dilaksanakan di semua jenjang pendidikan, baik formal, nonformal ataupun informal.

Nilai pendidikan karakter pada pendidikan formal dilakukan melalui kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler dan kokurikuler.

Implementasi Pendidikan Karakter sesuai Perbup no. 69 Tahun 2015 dikembangkan melalui beberapa kebijakan yaitu 5 (Lima) Pilar Pendidikan Karakter.

Foto : Buku Pendidikan Karakter di Sekolah / Kang H. Dedi Mulyadi (dokpri Hana Marita Sofianti)
Foto : Buku Pendidikan Karakter di Sekolah / Kang H. Dedi Mulyadi (dokpri Hana Marita Sofianti)

5 Pilar Pendidikan Karakter Purwakarta Istimewa 

Tentunya selain sate maranggi dan simping yang menjadi andalan khas makanannya, Purwakarta telah menjadi kota degradasi pendidikan.

Bergeser lebih maju dari program belasan tahun sebelumnya dengan lebih berinovasi dan memunculkan ide-ide baru serta dinamis khususnya di dunia pendidikan.

Degradasi pendidikan yang dimaksud adalah lahirnya lima (5) Pilar Pendidikan Karakter di Purwakarta, diantaranya :

1. 7 Poe Atikan Purwakarta Istimewa 

Merupakan tema-tema pendidikan karakter yang berbasis nilai-nilai kesundaan dan dikembangkan di kabupaten Purwakarta.

Penulis pernah mengulas hal ini ( klik disini ) diantaranya : (1) Ajeg Nusantara, (2) Mapag Buana, (3) Maneuh di Sunda, (4) Nyanding Mawangi, (5) Nyucikeun diri, (6-7) Betah di Imah.

Semua kegiatan tersebut dilaksanakan setiap hari dari senin-minggu dan merupakan penerapan pembiasaan pendidikan karakter di setiap lembaga pendidikan dan sekolah.

2. Sekolah Ramah Anak (SRA)

Satuan pendidikan formal, nonformal dan informal yang bersih, aman, sehat peduli berbudaya lingkungan hidup yang menjamin, menghargai, memenuhi dan melindungi hak-hak anak dari diskriminasi, kekerasan dan perlakuan salah lainnya.

Merupakan gerakan sosial masyarakat yang melibatkan pemerintah daerah dan sumber daya berbasis lembaga pendidikan dan sekolah.

Berupaya menangani anak yang berhadapan dengan hukum, penelantaran tindak kekerasan, eksploitasi penanganan yang salah.

Menjadi Kabupaten layak anak dengan Perbup no.02 Tahun 2021 yang berkewajiban menjamin pemenuhan hak anak, dan lain sebagainya.

3. Agama dan Keagamaan Pendalaman Kitab-kitab (AKPK)

Merupakan program pendidikan keagamaan yang dilaksanakan pada jenjang Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama.

Program AKPK ini diprakarsai oleh Bapak Dedi Mulyadi ketika beliau mengabdi menjadi bupati selama dua periode di Kabupaten Purwakarta.

Maksudnya adalah lebih mendalami dan memahami kajian kitab-kitab sebagai sarana untuk mempelajari agama masing-masing.

Selain membaca Al-qur'an, bagi siswa/i muslim akan mempelajari kajian kitab kuning agar tidak sepotong-sepotong dalam mempelajari Islam.

Begitu pula bagi non muslim mempelajari kajian kitab agama masing-masing, jelas ini sangat menumbuhkan toleransi dan kerukunan umat beragama. Tidak ada diskriminatif.

4. Pendidikan Anti Korupsi (PAK)

Gerakan budaya yang menumbuhkan nilai antikorupsi sejak dini, berdasarkan 9 nilai dasar pendidikan antikorupsi.

Diantaranya : Adil, Berani, Kejujuran, hidup sederhana, tanggungjawab, kerja keras, disiplin, mandiri dan hemat. 

Semua hal tersebut diterapkan di sekolah dan lembaga pendidikan guna melatih dan mencetak generasi bangsa yang memiliki jiwa antikorupsi.

Menanamkan 9 nilai tersebut merupakan usaha dan tujuan dari pendidikan karakter yang dilaksanakan sejak dini melalui pembiasaan di sekolah.

Pembekalan ilmu pengetahuan tenang hukum, penanaman nilai-nilai moral, adat istiadat religius dan sifat atau karakter ketimuran.

Serta kepercayaan pada Tuhan sebagai cara melahirkan dan mempersiapkan calon figur pemangku kekuasaan antikorupsi dimasa yang akan datang.

5. Tatanen di Bale Atikan (TdBA) 

Program gerakan pendidikan karakter yang menumbuhkan kesadaran hidup ekologis dalam merawat dan berguru pada bumi.

Supaya peserta didik memiliki karakter perkembangan dan pertumbuhan sesuai kodrat dirinya, kodrat alamnya, dan kodrat zamannya.

Program ini terintegrasi pada pembelajaran berbasis pancaniti dan pertanian berbasis permakultur.

Pancaniti sudah dibahas pada artikel sebelumnya ( klik disini ) yaitu : niti harti, niti surti, niti bukti, niti bakti, niti sajati.

Kelima tahapan atikan kesundaan yang berorientasi pada pencapaian tujuan pendidikan nasional dan setara dengan teori taksonomi bloom dan 4 pilar pendidikan versi UNESCO.

Pertanian berbasis permakultur merupakan sistem pengelolaan lingkungan yang mengutamakan paradigma bekerja dengan alam.

Memperlakukan semua area sebagai satu kesatuan ekosistem dengan semua fungsinya dengan menerapkan 12 prinsip permakultur (akan saya bahas pada ulasan selanjutnya).

Purwakarta, selain memiliki banyak tempat wisata yang terus berkembang salah satunya Taman Air Mancur Sribaduga.

Juga memiliki kemajuan dalam bidang degradasi Pendidikan yaitu 5 pilar pendidikan karakter di atas.

Plus empat Museum yang berorientasi pada edukasi, Museum Diorama Nusantara, Museum Diorama Purwakarta, Museum Bale Indung Rahayu, Museum Taman Wayang. 

Semoga apa yang dilaksanakan di Purwakarta di sektor Pendidikan dapat menjadikan kabupaten percontohan bagi kota atau kabupaten lainnya.

Dalam penerapannya tentunya dengan memegang prinsip yang menyesuaikan dengan kearifan budaya lokal masing-masing daerah.

Saat mengulas tulisan ini yang ada di draft minggu lalu saya bangga akan kemajuan di kota Purwakarta, juga sedih dengan PC ( laptop) yang nge-blank. Huhuhu!


Salam 

Purwakarta Istimewa , 23 Agustus 2021

Hana Marita Sofianti 

Sumber Tulisan : 

  • Buku Pendidikan Karakter di Sekolah 
  • Perbup no.69 Tahun 2015
  • Perbup no.02 Tahun 2021
  • Perbup no.103 Tahun 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun