Mohon tunggu...
Hana Marita Sofianti
Hana Marita Sofianti Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini, Guru , Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini , Guru, Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

"Caladium" yang Menjadi Primadona di Indonesia

18 November 2020   09:47 Diperbarui: 18 November 2020   09:48 1499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bunga Caladium (Dokumentasi Pribadi : Hana Marita Sofianti)

"Keladi adalah sekelompok tumbuhan / tanaman yang berasal dari suku talas-talasan, araceae (genus caladium)" (Wikipedia)

Entahlah sindrom apalagi yang sedang terjadi di negeri kita ini, setelah batu akik yang ramai diperbincangkan dan harganya yang fantastis membuat semua orang memburu jenis bebatuan tersebut.

Akan tetapi sekarang yang sedang menjadi perhatian banyak orang adalah merujuk pada sebuah kegiatan yang positif lainnya diantaranya "tanaman bunga talas keladi".

Menjadi hobi & perbincangan maka menurut opini saya itu adalah hal yang baik dan sah-sah saja selama tidak ada pihak yang dirugikan.

Adapun tanaman yang menjadi hobi dan primadona pada gambar adalah bunga talas keladi atau dalam bahasa lain adalah "Caladium".

"Caladium" yang Menjadi Primadona di Indonesia

Perumpamaan sebuah bunga talas pada gambar, tadinya bunga talas ini apapun jenisnya adalah bunga yang tumbuh liar baik itu di kebun ataupun di hutan.

Ketika saya kecil, oleh nenek saya tanaman ini seringkali dicabut dan dibuang karena dianggap tidak ternilai bahkan diabaikan.

Tumbuhan atau tanaman hias Caladium dan dikenal dengan sebutan Talas Keladi ini sekarang telah menjadi primadona, padahal dulunya tidak pernah dilirik sama sekali.

Bagaimana bisa? Entah siapa yang pertama kali membuat bunga jarian (Bahasa Sunda) ini menjadi bunga yang viral dan menjadi naik pangkat seperti primadona saat ini.

Dimana semua orang yang melihatnya terbukti langsung melirik, menggali dan memindahkannya kepada sebuah pot bunga yang indah nan cantik.

Dalam perjalanan pun ketika melewati sebuah kebun dan hutan semua mata yang melewatinya tertuju pada sosok bunga tersebut, dan keesokan harinya pasti bunga itu lenyap entah kemana. Hahaha

Kisaran harga bunga ini juga dimulai dari harga yang terendah Rp. 14.000,- hingga mencapai ratusan juta rupiah. Wow Fantastis!

Bahkan di media dikabarkan ada yang rela menukar sebuah unit mobil pribadinya dengan 4 buah tanaman ini yang berbeda jenisnya. Alasannya karena memang hobi dan mencintai jenis tanaman tersebut.

Sungguh mencengangkan dan membuat semua orang kaget serta membuat sang primadona bunga talas keladi ini semakin diburu dan di koleksi oleh setiap orang yang mendengarnya.

Tetapi yang bernilai tinggi itu adalah sebuah hasil karya dari bentuk pelestarian dan perawatan tanaman tersebut serta jenisnya yang kemungkinan langka.

Foto bunga Caladium (Dokumentasi Pribadi : Hana Marita Sofianti)
Foto bunga Caladium (Dokumentasi Pribadi : Hana Marita Sofianti)
Apa yang dapat kita ambil dari kisah Bunga Talas Keladi ini?

Sebagai tumbuhan dan tanaman yang diabaikan bahkan tidak ada peminatnya sama sekali pada awalnya, membuktikan bahwa tidak selamanya hal yang dipandang sebelah mata itu tidak bernilai.

Seperti halnya manusia, ketika seseorang dianggap tidak memiliki kemampuan bahkan dinilai tidak berguna dan tidak bisa apa-apa oleh sebagian manusia lainnya.

Maka tuhan akan memberikan jalan dari mana saja yang Dia kehendaki jika kita yakin akan sebuah keajaiban dari sebuah doa dan usaha.

Sesungguhnya segala sesuatu yang berada di dunia ini memiliki sebuah nilai masing-masing sesuai dengan porsinya, apapun itu.

Bahkan setiap hal terendah dan terkecil sekalipun semuanya memiliki tempatnya di alam ini, tanpa terkecuali.

Seperti halnya tanaman talas keladi ini, yang mendadak menjadi primadona tergantung dari jenis dan bentuk tanamannya.

Memiliki nilai jual sehingga banyak orang memburunya sampai saat tulisan ini juga muncul dan tayang disini.

Bagaimana cara menyikapi dan tetap rendah hati sesuai jenis dan bentuk keahlian kita seperti halnya tanaman talas ini? 

Sehingga seperti kata pepatah : ketika kita dipuji tidak tinggi hati, dicaci pun tidak sakit hati, dan disanjung pun tidak menjadi lupa diri.

Tergantung bagaimana kita melihat dan menyikapi dari berbagai aspek sudut pandang /persepsi masing-masing yang tentunya dari kacamata yang berbeda-beda.

Sehingga membuat kita tidak lupa diri dari mana kita berawal dan berasal itulah kiranya beberapa hal yang dapat kita ambil dan petik dari pembelajaran kisah bunga talas atau Caladium yang menjadi primadona di Indonesia.

Tertarik untuk mengoleksi Tanaman Bunga Talas Keladi?

Nah, jika anda masih penasaran dan ingin mengoleksi sebagai hobi atau lainnya dengan tanaman bunga talas keladi silahkan baca dibawah ini, dilansir dari Kompas.com : 

"Jenis-jenis Tanaman Keladi yang Perlu Diketahui Sebelum Mengoleksi" (Kompas.com/02 November 2020)

Ini bukanlah tentang sebuah karya sinetron tua-tua keladi, bukan! Tetapi ini sebuah cerita bahwa tanaman ini sekarang memiliki nilai jual yang sangat tinggi jika para pembaca hendak mengoleksinya. Sekali lagi tergantung dari jenis dan bentuknya.

Dari semua tanaman talas keladi ini yang memiliki jenis yang berbeda-beda, bahkan ketika saya kecil ada juga yang memiliki umbi dan dapat dimakan tetapi ini jenis dari talas yang ukuran tanamannya besar.

Tulisan ini saya buat karena memang tanaman talas ini sejak kecil dikampung selalu saya jumpai dan tumbuh liar baik di kebun, di hutan, di pinggir sungai dan di manapun.

Sekarang karena banyaknya bangunan dan pabrik yang menggantikan posisi kebun dan hutan tersebut menjadi berubah.

Tidak menutup kemungkinan tanaman liar ini juga akan semakin langka baik yang nilai harga jualnya rendah ataupun tinggi.

Saya tertarik mengulasnya juga ketika berkunjung ke rumah ibu kemarin dan melihat di halaman belakang berjejer bunga keladi warna-warni nan indah dipandang mata tanpa melihat nilai dan harga jualnya.

Ibu memang hobi menanam seperti nenek yang sudah tiada, maklum dikampung menanam itu sudah menjadi kegiatan rutin walaupun terhadap sekaliber sosok bunga biasa sekalipun selain palawija.

Kata ibu sih sebagian ada yang membeli ketika beberapa orang tidak sengaja lewat dan melintasi rumah.

Jadi, apakah pembaca tertarik juga mengoleksi dan menjadikannya sebagai sumber penghasilan?

Salam. Emak-emak biasa saja.

Purwakarta, 18 November 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun