Joko Widodo Street diresmikan di Abu Dhabi tanggal 19 Oktober 2020, oleh Syekh Khalid bin Mohammed bin Zayed Al Nahyan.
Selain dari berita tersebut juga di kabarkan bahwa nama presiden kita juga di pakai untuk nama sebuah Masjid disana.
Sangat menarik dan sungguh prestasi yang luar biasa, sambil menyelam minum air. Maksudnya satu jalan terlewati sebuah masjid pun jadi.
Saya melihatnya di sebuah berita stasiun TV swasta, siapapun akan merasa bangga jadi warga negara Indonesia apalagi nama presidennya ada di negara lain.
Menjadi nama sebuah masjid, tempat ibadah atau tempat suci umat muslim dan salah satu simbol tenpat keagamaannya.
Jika nama sebuah Jalan sudah tidak asing lagi ditelinga kita, maka nama masjid adalah nama yang unik sepertinya menurut pandangan saya.
Selain itu, kebanyakan nama masjid bisanya adalah nama Asmaul Husna, atau yang berbau keislaman, seperti contoh : Al-Ikhlas, At-Tauhid, dan lain sebagainya.
Selain Masjid almarhumah Ibu Tien Soeharto, juga ada mesjid alm. Olga Syahputra dan yayasan yang dia bangun, tentunya masjid Jokowi ini bukan satu-satunya masjid yang memakai nama orang.
Bolehkah memakai nama orang dalam membangun masjid? Boleh-boleh saja selama itu banyak mendapat manfaat dan untuk cinderamata atau mengenang seseorang yang berjasa dan hadir dalam sebuah ikatan kerjasama yang berbentuk kekeluargaan.
Untuk mencetak sejarah penulisan nama suatu tempat atau jalan tidaklah mudah, minimal apa yang sudah diperbuat oleh orang tersebut dalam menginspirasi.
Selain itu masjid yang sama juga akan dibangun UAE di Indonesia tepatnya di daerah Solo yang masih dalam tahap pembangunan.