Mohon tunggu...
Hana Marita Sofianti
Hana Marita Sofianti Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini, Guru , Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini , Guru, Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Surga yang Hilang

2 Agustus 2020   00:29 Diperbarui: 2 Agustus 2020   00:23 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto By Hana Marita Sofianti

Andaikan Adam tidak memakan buah khuldi

Begitupun Hawa yang tidak memprovokasi

Keduanya mendapat murka Ilahi

Tak ada lagi surga yang ditingali

Hingga mereka turun di dunia ini

*

Andai manusia semua berbuat baik

Andai pula tidak ada perbuatan buruk

Baik dan buruk sudah berpasangan

Menjadikan surga tetap ada dan tiada

*

Bayangkan tidak ada surga

Bayangkan tidak ada manusia

Bayangkan tidak ada neraka

Bayangkan tidak ada itu semua

*

Manusia tempatnya salah, tapi bukan untuk disalahkan

Manusia tempatnya khilaf, tapi bukan untuk menjadi alasan

Menyalahkan, disalahkan, sudah menjadi topik utama kehidupan

Menjadi sempurna memang bukanlah sebuah kata harapan

*

Kehidupan dan kematian adalah jalan manusia datang dan pergi dimuka bumi

Tidak dapat memilih mau jadi siapa? Dan orang mana?

Semua sudah ditakdirkan menjadi seperti kehendak-Nya

Kita hanya tinggal menjalaninya saja, bukankah begitu?

*

Surga yang hilang, tidak hanya bercerita sebuah taman-taman yang indah beserta telaga dan sungai yang mengalir didalamnya

Surga yang hilang, bukan pula sebuah pemandangan alam yang indah tiada tara

Surga yang hilang, tidak juga melulu mengenai gambaran tangga melewati jalan kanan bukan yang kiri

Surga yang hilang, didalamnya terdapat pula rasa syukur bukanlah kufur

*

Ketika semua manusia lupa akan asal usulnya

Maka disitulah malapetaka yang sebenarnya

Ketika manusia lupa apa tujuan hidupnya

Maka disitulah awal kehancurannya

Karena setiap manusia memiliki janji dengan Tuhan-Nya

*

Jika Surga itu hilang, kemanakah esensi dari Surga itu sendiri?

Berat memang, apalagi dia bersanding dengan neraka

Jika Surga itu hilang, maka apa yang akan terjadi dengan diri ini?

Sangat berat memang, sebuah pertanggungjawaban kelak di akhirat nanti

*

Surga yang hilang adalah ketika manusia lupa pada tempat-tempat ibadahnya

Surga yang hilang adalah ketika manusia lupa menyembah-Nya di atas segala-galanya

Surga yang hilang adalah ketika manusia tidak memanusiakan manusia lainnya

Surga yang hilang adalah ketika hilangnya rasa syukur manusia dalam hatinya

*

Begitu berat menuju keabadian sejati yang hakiki

Seakan menanjak bak gunung yang menjulang tinggi

Andaikan dapat aku temukan kembali

Carilah surga yang tidak akan pernah hilang dimuka bumi

Bukankah ia tidak jauh dari telapak kaki setiap ibu yang mengasihi

*

Purwakarta, 01 Agustus 2020

Hari Raya Idul Adha

Puisi Idul-Qurban

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun