"Sudah lama saya tidak menulis, rasanya sangat hampa dan seperti ada yang hilang."
Hana Marita
Ungakapan di atas adalah bentuk curahan hati seorang guru anak usia dini yang hobi sekali menulis tetapi tidak dapat mencurahkan segala isi hati dikarenakan kesibukan-kesibukannya mempersiapkan acara pelepasan anak didik.
Bagi saya seorang pendidik anak usia dini yang sudah malang melintang sekitar kurang lebih baru 15 tahun menganggap setiap hal adalah sebuah pembelajaran bermakna dan penuh hikmah.
Hal yang sangat fundamental dalam mendidik anak usia dini pada umumnya adalah hati nurani.
Begitu banyak pendidik anak usia dini di negara ini yang tidak tahu bagaimana nasibnya ketika pandemi Covid-19 menyerang dan melumpuhkan semua sektor termasuk di dunia pendidikan.
Tidak semua Sekolah untuk jenjang anak usia dini mampu merealisasikan pembelajaran melalui gadget, mungkin hanya sebagian saja.
Pada awal bulan pertama virus datang sangat oke kita belajar melalui online atau daring.
Praktek dilapangan nyatanya tidak semua orangtua menggunakan smartphone karena posisi di kampung dan gaptek membuat sekat antara tugas pembelajaran untuk anak melalui via aplikasi online.
Setelah hampir 3 bulan lebih lamanya semua jaga jarak, jaga segala-galanya tiba saatnya masa transisi dimana saya dan rekan kerja mengunjungi rumah-rumah anak didik kami.
Sikap polos anak-anak juga saya dapatkan ketika "Home Visit" mereka begitu antusias bahkan ada yang sampai memeluk tanpa mau dilepas.
Yahh.... Mau bagaiamana lagi, mereka adalah generasi yang penuh dengan cobaan dan ketangguhan.
Acara home visit dilanjutkan dengan pembagian raport atau hasil perkembangan siswa selama pembelajaran ketika pandemi tiba.
Tradisi "ngaliwet" pun tidak kalah ketinggalan ditengah-tengah pembagian raport tersebut.
Anyway, yah mau bagaimana lagi yang penting tetap menjaga kebersihan dan protokoler kesehatan tetap dipakai.
Lain halnya dengan kelompok A, Kelompok B pembagian Surat Tanda Serta Belajar (STSB) dilaksanakan di sekolah tentunya dengan melakukan protokoler kesehatan juga ya, seperti tersedianya tempat untuk mencuci tangan, hand sanitizer dll.
Acara demi acara terlaksana dengan lancar, memang sangat tidak di pungkiri khususnya di daerah Purwakarta yang kasus ODP hanya tinggal 1 orang dan sudah mendekati zona hijau membuat semua kalangan berteriak dalam hati untuk kembali menyususri jalan hidup seperti biasanya, new normal, normal.
Bagi saya apapun yang terjadi, ada hikmah dibalik itu semua, ada hal yang tidak dapat diungkapkan hanya dengan kata-kata.
Ada segores pelangi membasahi ujung mata, ada harapan yang selalu tertata dalam do'a.
Happy Graduation! Anak-anak didikku, dan semua anak usia dini di Indonesia.
Semoga semua baik-baik saja.
Salam.
Purwakarta 29 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H