Mohon tunggu...
Hana Marita Sofianti
Hana Marita Sofianti Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini, Guru , Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini , Guru, Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pagi yang Sepi

13 April 2020   05:37 Diperbarui: 13 April 2020   05:42 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI : fotodi ambil sebelum ada Corona/ dokpri Hana Marita Sofianti

Pagi Yang Sepi

Duhai pagi kenapa engkau sepi?

Warnamu jadi mendung kelabu

Semangatku hilang tak menepi

Birumu seakan tak menentu

Hai kawan ingatkah pagi ini

Kita punya janji yang abadi

Bila di kata tak henyak berdiri

Di pagi yang menghampiri

Tatapan kosong di jendela kini

Seakan tak berarti

Semua orang mengunci diri

Karena sesuatu yang pasti

Duhai, Akhirnya pagi lagi

Kutemui kau hari demi hari

Selanjutnya menatap sang mentari

Kadang tiada kadang menghadiri

Cukup aku yang tau kau pagi

Kabutmu indah sekali

Suasana embun sejuk tertimpali

Semerbak daun dan bunga mewangi

Kurang apa lagi, pagi

Semua ku serahkan malamku sampai pagi

Hingga Sang Dewata mengabulkan hati

Hati yang suci di dada terpatri

Singgahlah setiap hari pagi

Engkau akan menemani hati yang sepi

Menawarkan cakrawala dunia

Yang kian hari kian membara

Kemanakah engkau pagi?

Tak kutemukan engkau kembali

Ramaimu telah lama pergi

Melompat bersama bara api

Berlari bersama lantunan emosi

Begitulah puisi ini setiap pagi

Aku tulis dan kutunggu di sudut pagi

Pagi yang sepi

Purwakarta, 14 April 2020

Hana Marita Sofianti

Komunitas melawan corona

Warga Kota Purwakarta

Foto : Wargakotapwk
Foto : Wargakotapwk

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun