"Sebulan sudah nak kita tak jumpa, tak bertatap muka secara langsung, nurut sama ayah bunda dan baik-baik di rumah ya..... "
Begitu ungkapan kerinduan saya terhadap sosok anak-anak yang selalu bergelayutan manja di pundak ataupun tak sengaja masuk kolong meja untuk memberikan kejutan - kejutan ala anak-anak pada umumnya.
Lebay! Iya memang agak lebay sepertinya, betapa tidak? Setiap hari setiap paginya saya berkutat menelusuri jalan menuju Sekolah untuk berjumpa dengan mutiara-mutiara kecilku.
Bosan, iya karena kita orang dewasa juga sudah mulai merasa bosan di rumah, apalagi anak-anak mengingat dimana sudah menjadi rutinitas dan kebiasaan sehari - hari kita mengunjungi Sekolah dan bercengkrama dengan mereka, kepolosannya, kegaduhannya, kegembiraannya, nyanyiannya, gembiranya, menangisnya, dan masih banyak lagi yang lainnya yang lebih heboh.
Hampa, iya serasa ada sesuatu yang hilang dalam diri ini, bayangkan saja saya mulai berkecimpung di dunia anak usia dini sejak Tahun 2004, artinya sudah hampir 16 Tahun bergumul dengan dunia anak-anak.
Saat saya masih duduk di bangku SMP setiap sore sekitar pukul 15.00 WIB saya selalu diminta oleh guru ngaji untuk membantu mengajarkan anak-anak kecil mengaji dan membaca hafalan do'a-do'a serta surat-surat pendek  dalam Al-qur'an.
Berlanjut hingga SMA masih sama seperti itu dan niat saya hanya untuk membantu sang guru ngaji, selebihnya saya selalu di berikan uang jajan sebulan sekali oleh beliau dan itu menjadi hal yang sangat berguna dan menarik hingga pada saat itu saya bersyukur dapat membeli keperluan sekolah sendiri.
Sekolah pun lulus dengan nilai memuaskan, terus berlanjut pada hal yang tidak pernah saya duga, saat belum menerima Ijazah saya diminta untuk mengurus sebuah sekolah Taman Kanak-Kanak yang kelak suatu harinya saya akan mengelolanya sendiri hingga saat ini.
Pengalaman memanglah guru yang sangat berharga, betul! Ungkapan peribahasa itu berlaku buat saya, karena bersama anak-anak kecil sudah menjadi kebiasaan dan menu sehari-harinya.