Jujur, sayapun kangen dengan mereka, alangkah beratnya rindu yang seperti Dilan katakan itu.
Dampak psikologi dari anak didik pun mulai terlihat setelah dua pekan tidak bertemu atau bertatap muka, mengingat ponsel yang mereka gunakan adalah punya orang tua sehingga tidak dapat bersapa dengan anak-anak langsung.
Ketika orang lain menggunakan aplikasi canggih dan lebih moderen dari aplikasi biasanya, seperti google duo, zoom, skype, saya hanya menggunakan aplikasi via Whatsapp saja karena tidak semua orang tua melek internet dan berhubung tidak semua dari mereka mempunyai ponsel pintar menurut pertimbangan saya itu sudah lebih dari cukup.
Pertama-tama saya jadwalkan dulu siapa perharinya yang akan mendapat kejutan dan surprise untuk anak-anak didik saya bertatap muka dengan gurunya yang sudah berat rindunya ini.
Fix lah membuat jadwal terencana dan berstruktur agar semua dapat berkomunikasi dengan baik, tapi mengingat kuota paket internet di ponsel salah satu orang tua juga menjadi faktor dan kendala dalam melaksanakan tugas ini.
Lagi - lagi terbentur problem, namun hal tersebut menjadikan saya pribadi dan orang tua yang lainnya tidak menjadi masalah.Â
Setelah membaca informasi agar guru PAUD, TK/RA/KB/SPS dan lain sebagainya untuk tidak memberikan PR yang di instruksikan oleh Mas Menteri Nadiem Makarim maka sayapun bertindak dari awal masa karantina untuk lebih memberikan edukasi yang menyenangkan terkait pemahaman Covid-19 terhadap orang tua dan anak melalui sebuah eksperimen atau permainan yang menyenangkan serta pembelajaran pembiasaan diri di rumah (akan di kupas di artikel saya yang part 2).
Terlihat jelas wajah riang mereka setelah tatap muka secara online melalui Video Call (Foto : dokpri)
Video Call Menjadi Solusi Kerinduan Antara Guru dan Murid
Jawaban dari kerinduan kita adalah dengan Video Calling atau disingkat Video Call atau VC, keseruan yang terjadi dari Video Call tersebut merupakan salah satu pengobat rindu dan titik jenuh saya sebagai pendidik yang bekerja jarak jauh tanpa melihat malaikat-malaikat kecil polos itu secara langsung.
Secara psikologis mereka (anak-anak didik saya) sudah mendekap erat di relung hati ini karena memang mereka sudah terbiasa menatap gurunya dan bercengkrama setiap harinya.Â
Suasana menjadi riang dan celotehan mereka yang kangen guru, teman dan suasana sekolah sangatlah membuat saya menghela nafas dalam-dalam, betapa kami pun sangat merindukan kalian semuanya sehingga dengan menghubungi kalian melalui video call kerinduan kami dan kerinduan kalian pun jelas terobati.