Mohon tunggu...
Hana Marita Sofianti
Hana Marita Sofianti Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini, Guru , Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini , Guru, Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menanamkan Kasih Sayang untuk Keharmonisan Keluarga

4 Februari 2020   18:48 Diperbarui: 4 Februari 2020   18:47 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pict : www.JawaPos.com

"Siapa sih yang tidak mau mempunyai keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang? Semua orang pasti mendambakan & memimpikannya".

Setiap manusia di dunia ini pastinya selalu ada dan memiliki masalah dalam keluarga, maka dari itu kita harus bisa memupuknya dengan kata-kata yang positif dalam keseharian kita kepada pasangan hidup kita agar tercipta suasana yang tentram dan menyenangkan, sedangkan manusia pada umumnya tidak selalu menjaga kata-kata positif tersebut karena keegoisannya.

Dalam mencapai keharmonisan keluarga, tentunya dengan menanamkan kasih sayang kepada setiap pasangan masing-masing dalam kehidupan kita sehari-hari adalah perlu, contohnya bisa dengan memberikan perhatian kecil dan sepele sampai perhatian yang besar ataupun urgent.

Seperti contoh memasangkan dasi, mengantarkan dan menyambut suami ketika hendak pergi ke kantor atau bekerja, membuat masakan yang di sukai nya, membuatkan kopi, membersihkan sisa makanan di mulutnya, mengelap keringatnya ketika pulang kerja,dll.

Oleh karena itu percayalah setiap manusia di dunia ini pasti meminta di perhatikan lebih oleh pasangannya baik itu suami ataupun isteri walaupun ada yang berani membicarakannya ataupun tidak.

" Apa saja sih poin penting dalam menanamkan kasih sayang untuk keharmonisan keluarga? "

Berikut ini beberapa hal yang harus di lakukan agar tercipta keluarga yang harmonis dan penuh dengan kasih sayang, diantaranya :

1. Pengertian
Hal ini berarti saling memahami profesi masing-masing dalam setiap pasangan, yaitu tidak ada yang lebih tinggi derajatnya dan tidak ada yang lebih rendah juga derajatnya, semua sama rata.

Meskipun dalam suatu agama tertentu Suami mempunyai nilai kedudukan dan derajat yang paling tinggi lalu berikutnya isteri, hal ini tentunya tidak menjadi penghalang untuk saling mengerti, menghargai dan memahami kedudukan masing-masing dalam berkeluarga.

2. Emansipasi wanita
Pengertian dari pasangan kita yang mempunyai pekerjaan lebih dari laki-laki atau suami, sehingga tidak ada tuntutan lebih dan pasangan kita juga tidak merasa merendahkan dalam pekerjaannya serta wajib memberi motivasi yang baik terhadap pasangannya untuk kemajuan dalam keluarganya. 

Hal ini juga menimbulkan sebab akibat dalam berkeluarga seperti dikarenakan isteri bekerja maka suami boleh membantu pekerjaan isteri di rumah tentunya dengan kesepakatan bersama, begitu juga sebaliknya.

3. Mempunyai keturunan
Salah satu pemicu ketidak harmonisan dan berpisahnya keluarga adalah keturunan walaupun sedikit resiko angka perceraian akibat hal ini.

Berumah tangga atau berkeluarga tidak akan lengkap rasanya jika tidak mempunyai keturunan, karena tanpa anak rumah akan sepi dan sunyi, begitupun sebaliknya jika kita mempunyai keturunan kita harus menjaganya dan mendidiknya dengan baik, itu semua perlu kerjasama dengan pasangan kita jangan sampai  hal-hal yang tidak di inginkan terjadi terhadap keturunan kita di kemudian hari.

4. Masa depan anak
Dengan didikan dan arahan yang baik dan positif supaya anak kita memiliki masa depan yang lebih baik tentunya hal ini juga di perlukan persiapan yang lebih matang seperti pendidikan, kesehatan, dan lainnya karena setiap hari kita di sibukkan dengan pekerjaan, walaupun anak itu kesehariannya bersama pembantu tapi kita tetap harus memperhatikan anak kita melebihi segalanya agar tumbuh kasih sayang terhadap anak dan sebaliknya.

Apa yang kita tanam terhadap anak hari ini kita akan menuainya esok hari. Ini mengartikan bahwa banyak anak ketika kita tua nanti tidak akan memperhatikan kita juga.

5. Berkeluarga dan bertetangga sewajarnya
Tetangga adalah rumah kedua bagi kita, karena apabila kita ada keperluan dan ada sesuatu yang terjadi di keluarga kita, baik itu acara selamatan rumah, acara selamatan anak, pasti kita akan bicara kepada orang yang terdekat dahulu yaitu tetangga kita. Bahkan sampai menitipkan rumah ketika mudik pun kita pasti bilang ke tetangga.

Semua itu di lakukan sewajarnya artinya tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh juga dalam berkomunikasi dengan tetangga, karena mempunyai zona nyaman dan privasi masing-masing. Intinya saling menghormati dan saling membalas undangan serta menghargainya.

6. Perekonomian keluarga yang baik
Hal yang sangat penting ini berdampak bagi keharmonisan keluarga, tidak sedikit pasangan yang berpisah karena faktor ini, dengan keributan -keributan kecil hingga besar sampai pembagian harta gono gini.

Supaya hal di atas dapat di hindari baiknya dari kedua pasangan mempunyai pendapatan yang harus di atur dengan baik supaya perekonomian keluarga tersusun dengan rapih. 

Seperti contohnya : biaya setoran rumah, mobil, motor, dll. Itu semua harus terkontrol dengan apik dan baik dari kedua pasangan yaitu dengan cara saling terbuka dengan pendapatan masing-masing agar tujuan perekonomian keluarga yang harmonis dapat tercapai.

7. Mempersiapkan hari tua yang bahagia
Kiranya ini adalah tingkat pencapaian terakhir bagi setiap pasangan di dunia yaitu dengan menikmati masa tua bersama-sama pasangannya dengan penuh kasih sayang sehingga keluarga harmonis yang di impikan bisa terwujud dengan baik untuk menuju keluarga yang sakinah mawadah warohmah.

Hal yang terlihat mudah dan sepele dalam berkeluarga justru bisa menjadi hal yang sangat penting dan fatal jika kita tidak mengetahui kuncinya dalam mencapai keluarga yang harmonis.

Semua poin di atas tentunya tidak akan pernah tercapai jika kedua belah pihak baik suami ataupun isteri tidak saling menjaga dalam keharmonisan keluarga, apalagi tentang "kasih sayang" yang seiring waktu dan usia pelan-pelan akan memudar tergantung dari kita dalam mempertahankannya misalnya dengan berusaha jatuh cinta kembali kepada pasangan kita seperti saat kita pertamakali bertemu dan jatuh cinta kepadanya.

Salam Sukses Keluarga

Hana Marita Sofianti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun