Dalam hal tulis menulis kita juga sedang berbicara, beretika atau tidak tergantung sejauh mana kita berinteraksi dengan sesama profesi dengan cukup baik dan berlatih bicara baik juga.
Tidak ada yang instan di dunia ini, termasuk dalam hal etika berbicara karena menyeduh mie instan saja perlu waktu walau hanya beberapa menit saja maka berlatihlah untuk beretika dalam berbicara.
Nah yang satu ini jangan sampai yang keluar adalah sampah ataupun sumpah serapah, maka berhati-hatilah. Bicara Beretika adalah bobot kualitas bicaranya seorang manusia dan menjadi tolak ukur lisannya dalam menghadapi percakapan lawan bicaranya, lebih tepatnya yaitu akhlaqnya dalam berbicara. Bukankah lisan itu lebih tajam daripada pedang?
Norma ini kadang di tinggalkan oleh sebagian orang karena merasa sudah tidak penting lagi. Bukan karena dia tidak tahu tapi memang tidak mau tahu dengan hal berbicara yang berkualitas dan beretika.
Setiap manusia pastilah tidak menginginkan pembicaraan yang mubadzir ataupun tak berkelas. Kecuali ya biang-biang rumpi dan biang-biang gossip ataupun ghibah mereka akan dengan seenang hati berbicara tanpa etika mengenai suatu topik pembicaraan tertentu dan bahkan kebanyakan tidak beretika.
Baca juga : Ke Mana Perginya Etika Berkomunikasi?
Anak kecil saja jika di latih untuk sopan berbicara serta beretika dalam berbicara akan bisa melatih dirinya untuk terbiasa seperti itu. Kenapa kita tidak?
Percayalah sumber bicara yang kita ungkapkan adalah nilai dari diri kita sendiri. Jadi apa yang kita bicarakan itu akan kembali pada diri kita sendiri.
Kesimpulannya, etika berbicara dan bicara beretika sangat erat kaitannya satu sama lain. Hal yang pertama tertuju pada kualitas seseorang yaitu lebih kepada manusianya, sejauh mana dia mempunyai kecakapan kualitas keilmuan yang di milikinya untuk di pertimbangan ketika dia berkata-kata.Â
Sedangkan hal yang kedua yaitu bicara beretika lebih menitik beratkan pada apa yang di bicarakan bukan orangnya. Sejauh mana kualitas pembicaraan yang di bicarakan, apakah penting ataupun tidak. Bahkan bagaimana menghadapi pembicaraan yang bersifat pribadi atau sebaliknya.