Senin 13 Januari 2020 saya bertemu dengan sosok penjual Es Cendol yang melegenda di Purwakarta yaitu Bapak Nanang Suparman, pria kelahiran Tahun 1961 ini, membuat hatiku menelisik ingin bertanya lebih jauh tentang Es Cendol nya yang begitu gurih dan nikmat rasanya dan selalu membuat tenggorokan ini menagih kembali jika melihat gerobaknya.
Sejak kecil di daerah saya sekitar tahun 1992 waktu itu saya baru kelas 1 SD, teringat jajanan yang melegenda dan tidak ada jajanan kemasan seperti sekarang ini, Es Cendol merupakan salah satu jajanan favorit pada masa kejayaannya selain Es Orson (sejenis sirup seperti botol ABC) dan jagung sangrai (tidak memakai minyak goreng hanya di tambah garam saja).
Di awali dengan seringnya lewat di kawasan sekitar rel statsiun Purwakarta dan sering lewat kawasan Situ Buleud yang mengarah ke lokasi Pasar Rebo Purwakarta, saya sering singgah membeli jajanan kuliner yang satu ini untuk sekedar melepas dahaga dan pengganjal lapar. Karena kegiatan yang begitu seabrek membuat saya tidak boleh telat makan.
Bapak dari empat anak ini mengakui setelah bisnis berjualan es cendol sejak Tahun 2013 sampai sekarang dia bisa menyekolahkan anak bungsunya hingga ke perguruan tinggi, karena sebelumnya dia bekerja serabutan saja.Â
Bisa di bilang perekonomian keluarga relatif meningkat setelah berjualan es cendol ini tuturnya. Pabrik rumahan Es cendol buatannya bermarkas di Kp. Upas RT 07/RK 08 Kel. Nagri Kidul - Purwakarta.
Es Cendol yang di bandrol dengan harga terjangkau ini hanya Rp. 5000,- saja, bisa di pesan untuk pesta-pesta hajatan ujarnya, dan mereka pernah keluar kota seperti Bogor, Bandung, dll tidak lain untuk memenuhi permintaan pelanggannya yang merayakan suatu pesta.Â
Es Cendol ASPUR ini awalnya mempunyai 5 cabang di Purwakarta dan di karenakan suatu hal yang tidak memungkinkan jadi cabangnya sekarang tinggal 2 saja, yaitu satu di kelola beliau sendiri yang berada di depan STIE MUTTAQIEN Purwakarta dan yang kedua di kelola isterinya yang berjualan di sepanjang depan rel kereta api statsiun Purwakarta dan penghasilannya bisa mencapai Rp. 500-700 ribu/hari itupun jika ramai pembeli tuturnya.
Atau jangan-jangan Cendol ini juga salah satu kudapan favorit Raja tanah Pasundan tersebut, Wallahu'alam. Wahhh merasa bangga ya berarti memang Es Cendol itu salah satu jajanan kuliner tertua di Indonesia.
Bravo! Semoga warisan kuliner ini tetap terjaga sepanjang zaman, dan semoga usaha bapak ini terus bertambah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H