Mohon tunggu...
hanalisdanta
hanalisdanta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Journaling dan Diary, Apa Perbedaannya?

22 Desember 2024   20:00 Diperbarui: 22 Desember 2024   19:46 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita memiliki hal-hal yang perlu diabadikan. Hal tersebut mendorong kita untuk menyusun kenangan melalui foto, tulisan, maupun lukisan. Terkadang, susunan kenangan itu juga mampu membantu diri kita untuk berkembang menjadi individu yang lebih baik dalam kehidupan. 

Journaling merupakan salah satu cara untuk mengenal diri sendiri melalui refleksi. Berbeda dengan diary, journaling menunjukkan kreativitas yang lebih terstruktur dan terarah. Journaling biasanya disusun dengan mind map, prompt, maupun teknik journaling lainnya. Sementara itu, diary cenderung pada kisah harian dan kenangan yang disusun dalam sebuah tulisan. Namun, keduanya merupakan perpaduan yang indah untuk perkembangan diri. 

Journaling yang terstruktur memberikan kesan analitis dan refleksi dalam mencapai tujuan jangka panjang, biasanya memiliki tujuan pribadi yang berkelanjutan seperti pengembangan diri. Selain itu, journaling juga berfokus pada eksplorasi ide-ide kreatif yang mampu mendukung perkembangan diri. Meski begitu, journaling merupakan hal yang lebih abstrak karena mengedepankan perasaan, pemikiran, imajinasi, dan kreativitas yang luas. Dalam penulisannya, journaling juga tidak memerlukan bahasa yang terlalu formal sehingga cukup fleksibel untuk dilakukan. Seseorang juga tak perlu melakukannya setiap hari karena journaling dapat dilakukan cukup di waktu senggang tanpa pertimbangan lainnya. Journaling dapat berisi analisis pemikiran dan perasaan, refleksi berdasarkan pengalaman dan pengamatan terhadap diri, tujuan dan rencana ke depan. 

Diary yang dilakukan secara terjadwal dan biasanya berupa tulisan harian, biasanya menjadi bahan arsip kenangan mengenai hari tersebut dalam sudut pandang orang pertama maupun seperti berbicara pada diri sendiri. Diary ditulis berdasarkan fakta dan kejadian yang dialami. Dalam penulisannya, bahasa yang digunakan cenderung naratif dan menjelaskan detail kejadian yang membantu untuk mengingat momen-momen berharga dalam hidup. Format tanggal dan waktu kejadian juga biasa disertakan dalam sebuah diary, biasanya seseorang juga membawa buku diary kemana pun ia pergi agar lebih mudah mencatat detail kejadian ke dalam buku diary miliknya. Diary memberi makna yang mendalam pada tiap momen penting yang diabadikan, hal ini dapat mendorong seseorang untuk lebih mensyukuri setiap momen yang dimiliki dalam hidupnya, bahkan sekecil apapun kebahagiaan yang ia dapatkan.

Journaling dan diary memiliki perbedaan yang cukup signifikan dalam konteks kepenulisan, namun keduanya memiliki output dan dasar yang sama: tujuan berkelanjutan berupa perbaikan diri. Keduanya juga bermanfaat untuk memelihara kesehatan mental seseorang melalui refleksi diri dan mengekspresikan pola pikir dan perasaan individu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun