Mohon tunggu...
Hana Hamidah
Hana Hamidah Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Saya Hana Hamidah, biasa dipanggil Hana, dan saat ini berusia 22 tahun. Saya adalah mahasiswi semester 5 di Universitas Muhamadiyah Yogyakarta, jurusan konseling pada program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Mahasiswi semester 1 di Safwa University Mesir, jurusan syariah. Soft skill yang saya miliki antara lain komunikasi yang efektif, mahir menggunakan computer, dan kemampuan sebagai pendengar yang baik, serta beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Hobi saya adalah travelling dan mentaddaburi alam indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

tradisi Dugderan, Meriahnya Penyambutan Ramadan di Semarang

7 November 2024   12:00 Diperbarui: 7 November 2024   13:18 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: JPNN.com Jateng

Makna Filosofis Dugderan

Dugderan tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Semarang. Warak Ngendhog menggambarkan simbol keberagaman, mencerminkan harmonisasi tiga budaya utama yang hidup berdampingan di Semarang: Jawa, Tionghoa, dan Arab. Bentuk dan warnanya yang unik menggambarkan semangat kebersamaan di tengah perbedaan. Dugderan juga menjadi ajang untuk mempererat tali persaudaraan dan mengingatkan masyarakat akan pentingnya gotong royong.

Dugderan di Masa Kini

Seiring waktu, Dugderan mengalami beberapa perubahan dan modernisasi, namun esensi tradisionalnya tetap terjaga. Pemerintah Kota Semarang bahkan menjadikan Dugderan sebagai agenda tahunan resmi dan bagian dari kalender pariwisata. 

Wisatawan dari berbagai daerah, bahkan mancanegara, kini tertarik untuk menyaksikan keunikan Dugderan. Bagi mereka yang ingin berwisata budaya, Dugderan adalah kesempatan sempurna untuk merasakan suasana khas Semarang yang hangat, semarak, dan penuh tradisi.

Ayo Saksikan Dugderan di Semarang!

Seiring waktu, Dugderan mengalami beberapa perubahan dan modernisasi, namun esensi tradisionalnya tetap terjaga. Pemerintah Kota Semarang bahkan menjadikan Dugderan sebagai agenda tahunan resmi dan bagian dari kalender pariwisata. 

Wisatawan dari berbagai daerah, bahkan mancanegara, kini tertarik untuk menyaksikan keunikan Dugderan. Bagi mereka yang ingin berwisata budaya, Dugderan adalah kesempatan sempurna untuk merasakan suasana khas Semarang yang hangat, semarak, dan penuh tradisi.

Penulis : Hana Hamidah dan Fadhilla Izzatul Fandra Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun