Mohon tunggu...
I HANA HAMDI
I HANA HAMDI Mohon Tunggu... Penulis - Just a human being trying to live justly

Bukan alasan yang menentukan benar tidaknya tindakan, melainkan cara apa yang kau gunakan di sepanjang jalan menuju ke sana.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Macau Mencekam

6 Agustus 2021   21:24 Diperbarui: 7 Agustus 2021   00:27 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Panik! Itulah yang dirasakan warga Macau saat ini. Setelah hampir 500 hari tak punya kasus coronavirus, tiba-tiba ada klaster baru muncul di Macau! 

Empat penderita positif, 90 orang dianggap pernah menjadi kontak dekat, 280 orang ditetapkan sebagai penghuni zona merah, dan 700 lainnya dicurigai sedang menjadi pembawa (carrier). Bagi penduduk Macau, angka-angka ini fantastis. Istilah Zona Merah biasanya hanya mereka dengar dalam berita, tidak pernah menjadi penyebutan bagi salah satu area dalam kota.

Sudah setahun lebih pandemi Covid-19 terjadi. Macau, kota administratif khusus milik Cina, dianggap sebagai salah satu yang berhasil mengendalikan penyebaran wabah. 

Sebagai destinasi wisata yang terkenal dengan julukan Las Vegas-nya Asia, setiap tahun Macau dikunjungi oleh sekitar 30 juta wisatawan. Itu berarti tak kurang dari 80.000 orang per hari datang ke Macau. 

Ketika wabah coronavirus baru menyebar di Wuhan pada Desember 2019, beberapa turis asal Wuhan sedang berkunjung ke Macau. Dengan sigap pemerintah Macau melakukan penelusuran pada keberadaan mereka, mengumpulkan para petandang ke satu lokasi khusus untuk dikarantina, dan pada waktu yang sama memastikan jejak kontak mereka di dalam kota. Ketujuh kasus positif pertama itu seluruhnya adalah pelancong dari Wuhan. 

Untuk penduduk Macau sendiri, pemerintah memastikan jatah masker medis yang dapat dibeli dengan harga rendah di beberapa apotek dan puskesmas. Berbekal Kartu Tanda Penduduk atau kartu pengenal tanda pekerja nonpenduduk, 10 helai masker bisa diperoleh untuk keperluan 10 hari.  Pembeliannya tercatat ke sebuah sistem daring guna menghindari kecurangan. 

Tentu saja pada awal kabar merebak sempat terjadi panic buying yang mengakibatkan masker nyaris hilang dari peredaran. Masyarakat menyerbu pasar dan toserba, berbelanja stok bahan kebutuhan hidup secara agresif. Padahal, pemerintah kota telah meyakinkan warga bahwa Macau tidak kekurangan suplai.

Pada 24 Januari 2020, liburan tahun baru Cina resmi diperpanjang hingga waktu yang belum ditentukan. Kasino, yang merupakan sumber penghasilan terbesar Macau, diperintahkan tutup. Perlakuan yang sama ditetapkan pada tempat-tempat yang biasa menjadi pusat konsentrasi warga, semacam: taman, bioskop, stadion, gym, diskotek, tempat karaoke, spa, dll. Kunjungan ke kantor-kantor pelayanan publik hanya dapat dilakukan setelah membuat janji online.

Jalanan pun kosong. Hanya anjuran dan peringatan pemerintah terdengar dari pengeras-pengeras suara di setiap sudut kota. Warga yang merasa punya keluhan mirip gejala Covid-19 wajib meminta jemputan ambulans, bukan datang secara mandiri ke pusat kesehatan menggunakan sarana transportasi publik. 

Sementara itu, pemerintah mengimbau penduduk yang masih berada di luar daerah untuk pulang secepatnya. Dengan syarat, akan ada kewajiban 14 hari karantina bagi siapa pun yang datang dari luar. 

Sepanjang Maret 2020, Macau mencatat beberapa kasus tambahan yang terdiri dari para warga kota yang kembali dari berbagai negara. Tidak ada kasus impor yang menyebar menjadi kasus lokal, karena dari perbatasan semua mereka langsung diarahkan ke pusat-pusat isolasi.

Mulai Mei 2020, pemerintah mewajibkan pengisian Health Code sebagai syarat masuk lokasi-lokasi tertentu. Data Health Code berisi kondisi harian tiap orang dan hanya berlaku untuk sepanjang enam jam. 

Hijau, kalau tak ada demam, batuk, napas sesak, dan riwayat bepergian ke luar Macau. Kuning, kalau ada gejala-gejala seperti yang disebutkan sebelumnya, tapi tak ada riwayat perjalanan. Merah, kalau satu saja keluhan fisik ada dan memang yang bersangkutan pernah bepergian ke luar kota.

Satu-satunya kasus yang kemudian sempat tercatat sebagai tambahan adalah pada Januari 2021, ketika seorang pria tiba dari perjalanan melewati Inggris dan Dubai. Seperti kasus-kasus lain, yang ini pun langsung memperoleh penanganan hingga tak sempat menyebar. Sampai saat itu, Macau hanya mencatat 59 kasus coronavirus dan 0 kasus kematian akibat virus baru tersebut.

Ketepatan dan kecepatan pemerintah kota mengendalikan situasi, membuat rasa percaya diri warga bangkit lagi. Acara kumpul-kumpul kembali wajar, sekolah-sekolah ulang dibuka, masker medis tak lagi dikejar, ditukar masker berbagai corak, warna, dan material. Semua orang merasa aman selama mereka tetap berada dalam cangkang Macau. 

Suasana adem ayem itu berubah pada Selasa, 3 Agustus 2021. Satu keluarga beranggotakan 4 orang mendadak diberitakan sebagai pengidap positif!

Awalnya, salah seorang anak keluarga itu mengeluhkan rasa tak enak badan. Dia baru saja kembali dari suatu pertunjukan di sebuah kota lain di Cina. Anak tersebut kemudian dibawa ke rumah sakit, berpapasan dan mengantri bersama sekurangnya 80 orang lain. 

Ketika ayah, ibu, dan saudaranya juga dinyatakan sebagai penderita varian Delta, dengan sang ibu berprofesi sebagai karyawan di sebuah pusat perbelanjaan, tindakan drastis pun diambil pemerintah. Gedung apartemen mereka dinyatakan sebagai zona merah, ratusan penghuninya kini dalam isolasi, dan seluruh warga kota wajib menjalani tes Covid!

Pemeriksaan massal tersebut akan dilaksanakan selama 3 hari, terhitung sejak Rabu, tanggal 4 Agustus 2021, dan bebas biaya untuk siapa saja yang sedang berada di Macau. Pendaftaran dapat dilakukan melalui sebuah website, dengan hari, jam, dan lokasi pilihan sendiri. Ada 41 lokasi Nucleic Acid Test (NAT) yang akan terbuka sepanjang siang dan malam. 

Kepatuhan dan antusiasme warga Macau untuk memastikan kota mereka kembali aman, mengakibatkan baik situs web untuk pendaftaran NAT, maupun tautan untuk Health Code sempat down, tak dapat diakses. Antrian memanjang berjam-jam, bahkan pada tengah malam. 

Meskipun demikian, dalam satu hari saja, lebih dari separuh warga kota telah menjalani pemeriksaan. Sebelum hari berikutnya menginjak malam, pada 5 Agustus, pukul 2 siang, tes telah berhasil dilakukan atas sebanyak 379.000 orang. Sejauh ini, belum ada lagi yang ditemukan positif.

Sebagai kota kecil dengan jumlah ranjang rumah sakit terbatas, Macau memang tak punya kapasitas menangani wabah. Oleh karena itulah, pemerintah mereka memaksimalkan tindakan preventif dan penanganan radikal. Data RS Conde S. Januario hanya memperlihatkan jumlah 476 ranjang, RS Kiang Wu menyediakan 466 ranjang, dan Macau University of Science and Technology (MUST) Hospital cuma memiliki 60 tempat tidur untuk pasien rawat inap. Tidak ada cukup tempat untuk merisikokan keselamatan 659.000 penduduk mereka.

Dengan semua upaya di atas, Chief Executive Macau, Ho Iat Seng, mengeluarkan pernyataan optimis bahwa situasi dapat kembali normal dalam dua pekan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun