Naskah, juga disebut manuskrip, adalah karangan yang ditulis dengan tangan yang menggabungkan berbagai pikiran dan perasaan dari tradisi.
Sampai saat ini, manuskrip kuno masih ditemukan di perpustakaan nasional, museum nasional, pondok pesantren dan tempat kebudayaan lokal. Tidak jarang juga masyarakat lokal masih menyimpan catatan yang diberikan turun-menurun kepada keluarga dan pejabat setempat. Karena manuskrip tersebut merupakan sejarah bagi masyarakat dan berfungsi sebagai dokumentasi tradisi.
Menyelam lebih dalam seputar pembahasan naskah tersebut, penulis merujuk kepada naskah kuno yang berjudul Balbil Al-Akhbr F Salsili Al-Akhyr. Naskah ini ditulis oleh Abi al-Asybal Salim bin Ahmad bin Jindan, nama lengkapnya Habib Salim bin Ahmad bin Husain bin Saleh bin Abdullah bin Umar bin Abdullah  bin Jindan. Lahir di Surabaya pada tanggal 18 Rajab 1324 H (7 September 1906 M) dan wafat di Jakarta pada tanggal 16 Rabiul awal 1389 H(1 Juni 1969 M).  Naskah ini berasal dari Jl. Otista Jakarta Timur, sekarang naskah ini sudah  menjadi hak milik Habib Ahmad bin Novel bin Salim dan diabadikan di Pesantren Al-Fachriah Ciledug Tangerang Banten.
Naskah tersebut memiliki kondisi yang baik dan terjilid rapi. Selain itu, tulisan yang terangkum dalam naskah tersebut tetap jelas dan dapat dibaca dengan mudah. Dilihat dari isinya, naskah tersebut berisi beberapa Musalsal yang jarang disebutkan oleh ahli ilmu, seperti Musalsal dengan kasih sayang, yang haditsnya adalah hadits Musalsal bil awwaliyyah; menanyakan nama; mengetuk pintu; mendoakan agar menjadi pelita yang menerangi; melihat dengan mata langsung; beradab; tersenyum; dan bertemu.
Sebelum melanjutkan, aksara Arab yang ditulis didalam naskah ini menggunakan tinta hitam dan merah, berukuran 22 x 15 cm untuk panjang dan lebar naskahnya dan 22 x 15 cm untuk panjang dan lebar teksnya. Naskah ini berbahasa Arab dan ditulis menggunakan aksara Arab dengan jenis Khat Naskhi dan tercantum juga penomoran halaman didalamnya. Naskah ini berjumlah 85 lembar, 82 halaman yang setiap halamannya terdiri dari 11 baris, akan tetapi terdapat halaman yang kosong 112 halaman.
Naskah tersebut juga telah didigitalisasi oleh Puslibang Lektur dan Khasanah Keagamaan, Kementerian Agama RI .
Artinya:
Telah dilahirkan seorang yang diberkahi Ubaidillah bin Umar al-Aziz bin Muhsin bin Jindan al-Alawi, lahir pada hari Jum'at pukul empat sore tangal 02 November 1995 M.
Artinya:
Kitab
Balbil Al-Akhbr F Salsili Al-Akhyr
Pengarang
Al-'Alim al-'Alamah al-Musnad al-Rawiyah al-Fahhamah
Abi Asybal Shodruddin Salim bin Ahmad al-Ma'ruf bin Jindan al-'Alawi al-Indunisi
. " " Â Â
Artinya: Â
 Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih penyayang.
Segala puji bagi Allah yang telah mengkhususkan umat ini dengan rantai sanad dan menjadikan tingginya sanad itu adalah kebahagiaan. Aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah, syahadat seorang hamba yang benar keyakinannya dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah kepada manusia secara sempurna kepada hari kiamat. Sholawat serta salam kepada sosok manusia yang baik rupa serta akhlaknya dan fasih lisan dan tuturkatanya beliau adalah nabi Muhammad dan kepada keluarganya, ahli bait, istri dan sahabatnya.
Abu Asybal berkata ini adalah kitab yang kecil yang kami beri nama "Balbil Al-Akhbr F Salsili Al-Akhyr" didalam ini kami kumpulkan banyak daripada sanad musalsal yang jarang disebutkan oleh ahli ilmu, ini ditulis karena ada beberapa murid yang meminta kepadaku sekaligus berijazah setelah mendengarkanku. Maka kami menjawab pertanyaannya, mengharap kebaikan do'anya dalam dakwahnya dan kepada Allah aku bersandar dan kepada-Nya aku bertawakal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H