Mohon tunggu...
Iqbal Hanafi
Iqbal Hanafi Mohon Tunggu... Administrasi - Sarjana Administrasi Publik

"Segala Sesuatu akan hancur, kecuali wajahnya" (Q.S. Al-Qashas : 88)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Himpunan Ini Sudah Tua, Sehingga Seringkali Sakit-sakitan

5 Februari 2021   17:16 Diperbarui: 5 Februari 2021   17:28 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi, prestasi tinggal-lah prestasi!

Organisasi ini sudah amat tua dan usang. Banyak peristiwa yang dia saksikan dari masa orde lama sampai masa reformasi sekarang ini. Tentu banyak juga yang dia pelajari. Banyak pula strategi yang diterapkannya. Satu lagi, juga banyak pemikiran-pemikiran yang diserap oleh kader-kadernya.

Seperti yang saya singgung di awal, ada HMI DIPO dan MPO. Saya tidak ingin panjang lebar membahas sejarah dua HMI ini dikarena tidak terlalu hafal dan terliterasi rapi pengetahuan saya mengenai sejarah keduanya. Namun, yang ingin saya tekankan adalah dualismenya yang memecah kesatuan ide awal keberadaannya.

Sampai saat sekarang, kita sebagai kader HMI sangat sering mendengat diksi-diksi 'dualisme' baik itu di tingkat komisariat sampai pada kepengurusan pusat.

Sebagai guru di HMI, saya tidak bermaksud mencampuri wilayah struktural yang bukan merupakan ranah saya. Akan tetapi, saya perlu menyampaikan bahwa saya amat kecewa dengen efek 'domino' yang ditimbulkannya. Diksi-diksi semacam itu amat berpengaruh bagi kondisi psikologis perkaderan HMI saat ini hingga menyebabkan terdegradasinya budaya intelektual yang dulu begitu melekat pada diri kader HMI.

Diksi itu lantas menjadi doktrin tersembunyi yang paling diingat oleh kader kemudian melahirkan budaya baru alih-alih dinamika dalam lingkup organisasi lalu mengesampingkan budaya alaminya. Himpunan ini menjadi sering sakit-sakitan dan terlunta-lunta dalam perjalanannya.

Penjabaran 'Yakusa' pun juga mengalami dikotomi dalam maknanya. Hal ini adalah suatu ironi ketika manusia di luar sana sudah berbicara pada tataran global sementara kita kader "intelek" masih saja begitu tendensiusnya melakukan diskursus kekuasaan internal.

Tradisi intelektual di HMI saat ini sudah menjadi abstrak, diremehkan dan mulai bertahap ditinggalkan. Forum-forum jenjang training-pun juga hanya dijadikan sebatas formalitas belaka.

Saya memahami betul adalah suatu kewajaran jika sudah tua maka akan banyak nikmat yang hilang. Mungkin saja nikmat yang hilang itu adalah nikmat pemikiran. Tetapi, jika pemikiran itu masih berada ditempatnya lalu ditinggalkan begitu saja, maka perlu dipertanyakan. Apakah kita sedang memakai suatu bentuk entitas yang lain?

Saya jadi teringat dengan warning tersirat yang diucapkan oleh Lafran Pane. Umat Islan seringkali terlena dengan kejayaan mereka di masa lampau sehingga lupa bahwa pemikiran mereka sudah sangat jauh tertinggal dan terbelakan dengan kondisi zaman.

Kita kader HMI saking seringnya berbicara kontribusi dan bergontok-gontokkan di internal organisasi, sampai-sampai lupa tujuan awal dari organisasi ini. Materi-materi HMI juga hanya dijadikan sebagai panggung eksistensi untuk suatu kepentingan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun