Mohon tunggu...
Hana Eka Putri Salsabilah
Hana Eka Putri Salsabilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Perempuan dalam Peradaban Islam

4 April 2023   22:13 Diperbarui: 4 April 2023   22:23 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebelum datangnya islam terjadi dehumanisasi seperti yang terjadi pada kelompok perempuan yang dianggap berada pada tingkat kerendahan. perempuan menjadi symbol keterbelakangan dan kehinaan. perempuan pada masa itu seringkali mendapat perbuatan-perbuatan yang tidak manusiawi salah satunya  perempuan sangat di injak-injak, dan  hanya dijadikan objek seksualitas para kaum laki-laki yang cukup sering melakukan kekerasan terhadap perempuan.

Berikut akan dipaparkan beberapa pandangan di dunia terhadap perempuan

Pandangan terhadap perempuan di Arab, pada zaman jahiliyah

Orang-orang Arab Jahiliyah sangat menghina wanita bahkan kelahiran seorang anak perempuan dianggap aib sehingga mereka membunuhnya dengan menguburnya hidup-hidup ketika dia lahir.

Pandangan terhadap perempuan di yunani

Sebelum kedatangan Islam, Yunani membenci wanita. Perempuan tidak memiliki kedudukan dan status yang mulia dalam masyarakat. Bahkan diyakini bahwa perempuan adalah penyebab dari semua penderitaan dan kemalangan yang menimpa manusia. Dan wanita adalah makhluk tingkat terendah. Wanita yang paling dihormati pada saat itu adalah seorang pelacur. Dengan demikian pelacur menjadi Mekah masyarakat Yunani. Bahkan kisah mereka disebut dongeng

Pandangan terhadap perempuan di romawi

Bangsa Romawi sebelum datangnya Islam menganggap wanita hanya sebagai tempat pemuas nafsu pria. Bahkan dengan slogan mereka "ikat mereka dan jangan biarkan mereka pergi..." laki-laki memiliki hak penuh atas keluarganya seperti raja memiliki hak atas rakyatnya. Ia berhak menjodohkan istri dan anak perempuannya sesuai dengan keinginannya

Pandangan Yahudi terhadap perempuan

menurut orang Yahudi, wanita adalah makhluk yang paling keji dan hina. Wanita seperti komoditas yang tidak berharga untuk dibeli di pasar. Mereka mengira wanita adalah gerbang neraka bagi pria karena wanita dituduh bergerak dan mengarah pada dosa. Dari perempuanlah sumber bencana yang menimpa seluruh umat manusia. Mereka percaya bahwa wanita dikutuk karena menggoda Adam.

Dunia yang memandang buruk perempuan, yang mengutuk kehadiran perempuan, yang memandang lemah dan tak berdaya, hanya dijadikan alat untuk menyenangkan laki-laki, tidak mempedulikan hak-haknya bahkan malu ketika bersama anak perempuan diberkahi. sebagai kutukan bagi keluarganya, yang lebih memilukan adalah dikubur hidup-hidup.

Datangnya Islam seolah membawa harapan baik bagi kaum wanita, kaum wanita naik ke posisi yang lebih tinggi pada masa turunnya wahyu tetapi mereka juga kehilangan peran dan statusnya karena cahaya wahyu mulai meredup. Sejarah hukum negara-negara di dunia seperti Yunani, Romawi, Persia, Yahudi, Nasrani dan Arab Jahiliyah menunjukkan bahwa kondisi dan hukum manusia tersebut melanggar hak-hak perempuan bahkan memperlakukannya sebagai sampah. Ini terjadi sebelum terbitnya matahari Islam, yang memuliakan wanita dan menempatkan mereka pada tempatnya yang semestinya.

Begitu    Islam    datang    dengan    sempurna,    perempuan    diberikan    hak-haknya sepenuhnya  yaitu  dengan  memberi  warisan  kepada  perempuan,  memberikan  kepemilikan penuh  terhadap  hartanya,  bahkan  tidak  boleh  pihak  lain  ikut  campur  kecuali  setelah mendapat izin darinya.

Aisyah Al-Qurthubiyah adalah ulama perempuan seorang tokoh sastrawan dari Andalusia, Laila Al-Ghifariyah sebagai juru rawat saat ikut berperang bersama Rosulullah SAW dan Fatima Al-Fihri adalah pendiri universitas tertua di dunia Al-Qarawiyyin di kota Fez, Maroko.

Itulah sederet nama kaum perempuan yang benar-benar berperan untuk mendidik generasi dan mempersiapkan dalam pembangunan peradaban. Selain itu pula mereka berperan dalam amar ma'ruf nahi mungkar. Mereka tidak melupakan kodratnya tetapi peran praktis keduanya sungguh membuat decak kagum dalam sejarah Islam.

Islam juga tidak membiarkan generasi penerus menjadi rusak dan tidak berguna hanya karena sang ibu harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang rentan secara ekonomi, yang mengabaikan pendidikan anak-anaknya.

Islam membuka kesempatan kerja bagi laki-laki, sehingga yang terlibat dalam pekerjaan dan penghidupan adalah laki-laki (ayah), perempuan memiliki tugas dan wewenang untuk mendidik dan menciptakan generasi penerus yang dapat membawa kejayaan peradaban Islam.

Islam melarang siapapun yang memanfaatkan wanita untuk kesenangan dalam seni apapun, tidak menjadikan wanita sebagai promotor suatu produk, atau untuk pemuas nafsu pria.

Islam benar-benar agama yang sempurna yang mengatur segala aktivitasnya bagi umatnya agar semuanya sesuai dengan kehendak Allah SWT dan dunia ini mengenal Islam sebagai agama rahmatan lil 'Alamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun