Mohon tunggu...
Hana Cantika Putri 2209265
Hana Cantika Putri 2209265 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Belajar dari pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Dampak Inner Child terhadap Kehidupan Masa Depan

1 November 2023   07:45 Diperbarui: 1 November 2023   07:49 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak Inner Child terhadap Kehidupan Masa Depan

Inner Child adalah sifat kekanak-kanakan yang dimiliki pada diri seseorang. Inner Child merupakan pengalaman masa lalu yang tidak atau belum mendapatkan penyelesaian dengan baik. Orang dewasa bisa memiliki berbagai macam kondisi inner Child yang dihasilkan oleh pengalaman positif dan negatif yang dialami pada masa lalu. Misalnya, dulu waktu kecil sering dibentak sama orang tua, pernah melihat orang tua bertengkar, atau punya orang tua yang terlalu menuntut. Dengan terbentuknya inner child, akan berpengaruh terhadap kepribadian seseorang dan memberi efek bagaimana cara seorang individu bersikap dan berperilaku di masa yang akan datang. Hal ini bisa menjadi penghambat atau justru pendorong seorang individu untuk tumbuh dan berkembang, tergantung bagaimana menyikapinya.

Inner child dapat terluka ketika seseorang mendapatkan pengalaman menyakitkan seperti menjadi korban kekerasan selama masa kanak-kanak, baik kekerasan secara fisik, kekerasan verbal, juga kekerasan psikis. Buruknya pengasuhan dari orang tua serta tidak harmonisnya hubungan dalam keluarga juga dapat melukai inner child seseorang. Luka tersebut apabila tidak disadari dan tidak disembuhkan, maka akan terbawa hingga ke kehidupan dewasa. Lalu apa yang bisa dilakukan  ketika inner child terluka?   

Menyembuhkan inner child yang terluka adalah sebuah proses yang panjang dan sebuah perjalanan yang sangat personal. Setiap orang memiliki 'inner child' nya masing-masing dengan kondisi yang berbeda-beda, hal pertama yang perlu disadari adalah bagaimana hubungan kita dengan 'inner child' dalam diri kita ini. Kedua, Menurut ahli psikolog klinis Amerika Stephen A. Diamond : bahwa kita membutuhkan waktu yang disediakan untuk memahami dan mendengarkan inner child pada diri kita sendiri. Kebutuhan akan cinta, kasih sayang, penerimaan, pengasuhan serta merasa dipahami oleh orang lain adalah bagian inner child yang harus tercukupi bagi setiap orang, tentunya dengan kadar yang berbeda-beda. Ketiga, Putuslah rasa sakit yang turun temurun ini hanya pada diri kita dan tidak meneruskannya ke generasi selanjutnya. Bagaimana caranya? Sadari, akui, terima dan cintailah inner child dalam diri kita bagaimanapun keadaannya.

Kamu tidak bisa menyembuhkan luka inner child. Setelah pengalaman masa kecilmu rusak atau tidak bahagia, itu sudah menjadi sejarah yang membentuk dirimu saat ini. Namun, kamu jangan berkecil hati, ya. Meskipun tidak bisa diubah, kamu bisa, kok, mengendalikan dan merespon dengan baik luka inner child yang sewaktu-waktu bisa keluar. "Kalau pada akhirnya ada sesuatu yang mengganggu kita, berarti luka yang kita alami dulu belum sembuh. Ini bisa diterapi, tapi sebenarnya diusahakan dari diri sendiri dulu juga bisa, kok,". Sebuah penelitian menyampaikan, menuliskan tentang rasa sakit yang dulu dialami sewaktu kecil bisa menjadi salah satu cara untuk berdamai dengan luka inner child. Menulis juga membantu menyembuhkan emosi negatif yang mungkin dirasakan. Penelitian yang dilansir Psychology Today juga mengatakan, ketika tubuh menahan rasa sakit emosional atau fisik, dan bahkan mengabaikannya, rasa sakit akan tetap ada alias tidak pernah hilang.

Salurkan Emosi Coba temukan dan salurkan emosi yang selama ini kamu tekan dan pendam. Ketika sudah menemukan dan mengetahui apa yang membuat pengalaman masa kecil kita terluka, akui hal itu. Salurkan emosi tersebut ke hal yang lebih bermanfaat. Contohnya, ketika kamu marah, coba tulis apa yang mengganggu perasaanmu atau meditasi untuk meredakan emosi negatif. Kenali Kebutuhan Batin Selanjutnya, kamu bisa mencoba mengenali kebutuhan-kebutuhan batin apa saja yang belum terpenuhi. Misalnya, mengakui bahwa dulu kamu tidak mendapatkan kasih sayang atau pengabaian orang tua. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, kamu bisa berkonsultasi dengan psikolog terlebih dahulu. Nantinya, psikolog akan menganjurkan beberapa terapi atau bahkan tips bagaimana memenuhi kebutuhan yang dulu tidak didapat dari batinmu. Bisa juga dengan mengucapkan, "Kamu berharga, kamu istimewa, diri kamu berharga," sembari melakukan butterfly hug.

Beberapa riset menemukan bahwa perilaku yang dimunculkan di usia dewasa berakar dari trauma yang dialami seseorang di masa kecil. Peristiwa yang dialami seorang anak dan sifatnya mengancam kehidupan merupakan hal-hal yang bisa membentuk perilaku-perilaku di masa dewasa. Pelecehan seksual, perundungan, atau kekerasan dari orang tua merupakan beberapa trauma masa kecil yang mengakibatkan stres pada anak dan dapat berdampak pada masa depan anak di usia dewasa (Kim et al, 2017). Kendala dalam mengatur emosi Bagi beberapa individu, trauma masa kecil yang tidak diatasi dengan baik dapat menyebabkan gangguan PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder)  atau gangguan stres pascatrauma, Kondisi ini umumnya mengakibatkan seseorang tidak bisa mengatur emosi dengan baik karena adanya trauma di masa sebelumnya. Orang-orang dengan hyperarousal cenderung bereaksi berlebihan saat mengalami kondisi yang memicu stres dan kurang memikirkan tindakannya secara matang. Mereka juga cenderung mencari pelarian atau lari dari tanggung jawab. Selain itu, hyperarousal juga ditandai dengan kewaspadaan berlebihan.

Kesulitan untuk fokus dan berkonsentrasi Trauma masa kecil yang membekas di otak anak juga berdampak pada perkembangan otak. Studi yang dilakukan Suzuki et al (2014) menemukan bahwa anak-anak yang berada di usia 6-12 tahun dan terus menerus mengalami kejadian traumatis yang memicu stres memiliki kortisol yang merespon lebih lemah dalam situasi yang memicu stres dibandingkan mereka yang tidak mengalami pengalaman traumatis. Hormon kortisol dihasilkan untuk mempersiapkan individu menghadapi hal yang dianggap sebagai ancaman.  seseorang membutuhkan rasa aman dan terhindar dari stres ataupun pengalaman traumatik,  Mereka yang memiliki trauma masa kecil merasa kegiatan belajar di sekolah menjadi hal yang sulit,  Anak-anak tersebut akan sulit berkonsentrasi apalagi saat ingatan trauma kembali terngiang di kepalanya. Kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain, dalam kehidupan sehari-hari, trauma dapat memiliki dampak yang signifikan dan beragam pada fungsi sosial atau karakter seseorang. Berkaitan dengan trauma masa kecil, pada umumnya, masalah mental ini bisa berupa kondisi seseorang yang kurang mampu mengendalikan dirinya sendiri.

Untuk berdamai dengan luka masa kecil yang dialami, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan individu, antara lain melakukan kegiatan yang dapat lebih mengenal inner child seperti, menulis jurnal, refleksi diri, melakukan kegiatan self-care, atau berkonsultasi pada para profesional. Orang dengan inner child yang terluka biasanya akan memendam atau menunjukkan rasa negatif, seperti kemarahan, kecemasan, kekecewaan, atau ketakutan berlebih terhadap situasi yang berkaitan dengan pemicu traumanya. Meski begitu, tidak semua orang dapat dengan mudah memahami apa yang terjadi pada inner child dalam dirinya. Oleh karena itu, jika Anda merasa kesulitan untuk mengenali penyebab atau memahami perasaan negatif yang kerap muncul, cobalah untuk mencari pertolongan dengan berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.

Menulis jurnal, Selain sebagai media untuk melepas emosi, menulis jurnal juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan refleksi diri terhadap pengalaman-pengalaman yang telah dilalui. Melalui proses refleksi tersebut, Anda dapat mengenali dan memilah hal-hal apa yang kurang baik dan ingin diubah, seperti sikap, perasaan, atau respons terhadap sesuatu. Selain itu, melalui meditasi Anda dapat lebih mudah menerima dan mengakui berbagai perasaan yang muncul. Seiring waktu, Anda terbiasa mengekspresikan perasaan dengan cara yang sehat sehingga tidak ada kemarahan yang terpendam tau pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab. Setiap orang umumnya memiliki aktivitas yang disukai atau hobi yang berbeda-beda. Dengan melakukan hobi atau aktivitas yang menyenangkan, Anda bisa melupakan sejenak masalah yang sedang dihadapi dan membangkitkan energi positif dalam diri. Itulah langkah-langkah yang dapat Anda lakukan untuk menyembuhkan inner child yang terluka. Setelah berhasil mengenali dan mengatasi luka inner child, Anda tentunya bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan dapat menjalani hidup dengan lebih bahagia. 

     

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun