Kelompok Berkah Kesumo beserta para ibu rumah tangga Desa Banyumeneng bergerak bersama tim Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro dalam kegiatan sosialisasi penerapan higiene dan sanitasi pangan pada pengolahan produk jamur tiram dalam masa pandemic Covid-19. Lokasi kegiatan diadakan di rumah Ibu Rina selaku ketua Kelompok Berkah Kesumo.
Patut disadari kesadaran dalam mencegah penyebaran Covid-19 perlu dikedepankan secara universal bukan hanya perusahaan formal atau ternama melainkan sektor informal juga wajib berkontribusi didalamnya melalui kepatuhan dalam kebijakan pemerintah dalam rangka menekan angka peningkatan Covid-19 di tanah air. Termasuk kegiatan usaha oleh kelompok Berkah Kesumo yang cukup melibatkan aktivitas yang beresiko terjadi pemaparan seperti sentuhan satu sama lain, sentuhan dengan benda, sentuhan dengan bahan makanan yang tanpa disadari telah terkontaminasi droplet virus corona.
Guna mencegah resiko penularan virus SARS-COV 2 selama program berlangsung, tim PHP2D BEM FKM Undip sebagai penanggung jawab kegiatan sekaligus berperan dalam kesehatan memutuskan untuk mensosialisasikan Penerapan Higiene dan Sanitasi Pangan Pada Pengolahan Produk Jamur Tiram Dalam Masa Pandemi Covid-19 dengan maksud untuk melengkapi misi utama dalam stabilisasi perekonomian masyarakat Desa Banyumeneng dengan pelaksanaan protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah.
Tentu dalam program Penerapan Higiene dan Sanitasi Pangan Pada Pengolahan Produk Jamur Tiram Dalam Masa Pandemi Covid-19 ini telah disesuaikan dengan pertimbangan agar para pengolah dalam kondisi aman, sehat, dan nyaman selama proses produksi, serta produk olahan jamur tiram yang dihasilkan tetap berkualitas dalam aspek estetika dan kesehatan ketika dipasarkan.
Kegiatan berjalan lancar diiringi dengan antusiasme yang dapat dilihat dari semangat para pengolah produk. Selama proses kegiatan pembuatan produk, beberapa dari mereka telah mampu mengimplentasikan dengan benar terkait sosialisasi yang telah disampaikan tetapi beberapa lainnya belum mampu mengikutinya sehingga perlu pembelajaran dan pembiasaan lebih lanjut. Â
Harapannya program ini dapat menjadi ilmu baru bagi seluruh SDM yang terlibat dalam pengolahan produk jamur tiram dan dapat direalisasikan secara berkelanjutan meskipun setiap individu merasa paham pada kondisi yang terjadi pada diri dan lingkungan. Bukan berarti apabila di daerah tempat tinggal tergolong dibawah zona hijau justru menurunkan kewaspadaan karena yang perlu diingat pandemi Covid-19 belum berakhir.
Penulis : Dafa Tajuddin (25000119140283)/Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro/Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H