Jangan sepelekan masalah uang karena uang bisa menjadi sumber kebahagian, tapi uang juga bisa menjadi sumber kesengsaraan bagi seseorang. Masalah uang menjadi topik pembahasan hangat akhir - akhir ini. Banyak topik pengelolaan keuangan yang diadakan oleh para pakar keuangan. Mereka mengajak masyarakat untuk lebih melek keuangan. Mengikuti pembahasan yang mereka paparkan, membuat kita semakin sadar bahwa ternyata uang harus kita kelola dengan baik dan bijaksana. Banyak orang di luar sana yang hidup bahagia karena berhasil dalam pengelolaan keuangan, tapi juga banyak dari mereka yang hancur karena tidak mampu mengelola keuangannya.Â
Maukah kita menjadi orang yang pandai dalam mengelola keuangan, atau tidak?Â
Bulan ramadan bisa menjadi pijakan awal bagi kita untuk mulai menyadari pentingnya mengelola uang. Di bulan ini tidak hanya masalah ibadahnya saja yang istimewa, tetapi juga bulan ramadan  membuka pintu rejeki bagi umat muslim. Ada sumber penghasilan yang bisa kita manfaatkan dari momen puasa ini. Selain menambah rezeki, bulan ramadan juga menambah pengeluaran kita. Maka, belajar mengatur keuangan selama bulan ramadan tidak ada salahnya. Kita yang masih pemula ini, bisa jadi akan memperoleh ilmu dan manfaat dari proses mengelola keuangan. Yuk kita belajar bersama.Â
Inilah beberapa tips mengelola keuangan selama bulan ramadan yang ingin saya bagikan kepada teman - teman.Â
1 . Catat setiap penerimaan yang adaÂ
Bulan ramadan menjadi bulan yang istimewa bagi sebagian besar umat muslim. Istimewanya bulan ramadan karena kita bisa menambah pundi - pundi rupiah. Ada sumber tambahan penghasilan bagi kita yang mau memanfaatkan momen ini. Untuk itu, jangan lupa untuk mencatat penghasilan yang bisa kita dapatkan di bulan puasa ini. Terdapat 3 kategori sumber penghasilan yang harus kita sadari, yaitu :
- Sumber penghasilan dari perusahaan
Bagi kita yang bekerja di perusahaan atau instansi apapun, gaji menjadi sumber penghasilan  yang setiap bulan pasti akan kita dapatkan. Pencatatan gaji bisa kamu lihat dari slip gaji yang kamu terima setiap bulan. Pada bulan ramadan, perusahaan juga akan memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi para pegawainya. THR menambah penghasilan kita di bulan puasa.
- Sumber penghasilan sampingan
Selain dari gaji bulanan, ada sebagian dari kita yang memiliki penghasilan sampingan. Terlebih lagi kita yang hidup di era digital ini menjadi keberuntungan bagi kita dalam mumbuka pintu rezeki. Kemudahan dan kecanggihan teknologi memberikan kita ruang untuk berkarya dan berinovasi.  Ada yang membuka online shop, menjadi freelancer, content creator, selebgram, youtuber, menjadi ojek online sepulang kerja dan lain sebagainya. Penghasilan sampinganmu ini berapapun jumlahnya jangan sampai terlewat dari pencatatan ya.Â
- sumber penghasilan di bulan ramadanÂ
Sumber penghasilan tambahan di bulan ramadan bagi kamu yang mau memanfaatkannya. Contohnya kamu berjualan takjil, kurma, pakaian, kue lebaran, amplop lebaran dan lain sebagainya. Semua yang berbau khas bulan ramadan menjadi sesuatu yang diburu oleh masyarakat. Kamu bisa memproyeksikan penghasilan yang bisa kamu dapatkan selama sebulan. Penghasilan yang kamu dapatkan selama bulan puasa jangan lupa dicatat juga ya.Â
Mencatat semua sumber penghasilan yang kita miliki bermanfaat untuk mengetahui sebenarnya berapa sih uang yang bisa kita hasilkan selama sebulan ini. Dari total penghasilan yang kita peroleh, kita kemudian bisa melakukan rencana pengeluaran sesuai dengan kondisi keuangan kita pribadi. Supaya pengeluaran kita tidak membengkak.
Jangan sampai kita menganut ajaran besar pasak dari pada tiang.Â
2. Catat dan anggarkan pos pengeluaran
Setelah mencatat semua sumber penghasilan, saatnya kita tentukan pos pengeluaran selama bulan ramadan. Selain menambah sumber penghasilan, bulan ramadan juga menambah pos pengeluaran lho. Jadi, harus kita sadari juga.Â
- Pos pengeluaran wajib dan harus segera disisihkan
Ramadan hanya sebulan saja, tapi bukan berarti pengeluaran wajib bulanan tidak kita bayarkan. Pos pengeluaran wajib ini bisa terdiri dari cicilan bulanan seperti rumah, kendaraan atau lainnya, pembayaran asuransi, hutang kepada seseorang yang akan kamu bayarkan di bulan ini, listrik, air, membayar spp dan lain sebagainya. Seluruh kewajiban yang harus kita bayarkan setiap bulan, ada jatuh temponya, ada sebuah janji di dalamnya, dan ada konsekuensi jika tidak segera dibayarkan, maka kamu harus sisihkan terlebih dahulu di awal. Setiap orang memiliki pos pengeluaran wajib yang berbeda. Jadi, sebaiknya kamu aware terhadap pengeluaran ini.Â
- Pos pengeluaran kebutuhan harian
Kebutuhan sehari - hari juga harus kita pikirkan. Untuk pos kebutuhan sehari - hari sebaiknya gunakan skala prioritas kebutuhan bukan keinginan. Kebutuhan harian setiap orang juga berbeda. Kamu bisa membuat list kebutuhan harian untuk memudahkan kamu menentukan mana harus segera dipenuhi. Di pos ini contohnya kebutuhan makan selama puasa, transportasi, pulsa, peralatan mandi,dan lainnya.Â
- Pos pengeluaran tabunganÂ
Sisihkan tabungan di awal, jangan menabung ketika ada sisa uang. Kalau tidak ada sisa uang kamu tidak jadi menabung. Kamu bisa pisahkan tabungan ini dari rekening kebutuhan harian. Selama ramadan jangan sampai kamu lupa untuk menabung. Tujuan menabung setiap orang juga berbeda. Kamu bisa menentukan diawal berapa rupiah yang harus kamu tabung.
- Pos pengeluaran khusus ramadanÂ
Bulan ramadan selain membuka pintu rezeki, juga membuka pintu pengeluaran. Ada beberapa pengeluaran tambahan selama bulan ramadan yang harus kamu pertimbangkan juga.Â
Zakat fitrah pengeluaran wajib yang hanya dikeluarkan ketika bulan ramadan. Untuk kamu yang sudah layak, sesuai dengan kriteria wajib mengeluarkan zakat fitrah. Salurkanlah zakat fitrah ini segera sebelum habis waktunya. Janganlah jadikan zakat fitrah sebagai beban, tapi ingatlah bahwa zakat fitrah untuk mensucikan diri dan berbagi kepada sesama. Janganlah kita mampu mengeluarkan uang untuk membeli ini itu, tetapi untuk membayar zakat fitrah yang hanya setahun sekali menjadi merasa tidak mampu.Â
Sedekah selama bulan ramadan menjadi salah satu kebaikan yang sayang untuk dilewatkan. Pahala sedekah akan dilipat gandakan oleh Allah SWT, sehingga jangan kita lewatkan begitu saja. Kamu bisa menyisihkan sekian rupiah untuk bersedekah selama bulan ramadan. Kamu bisa menyalurkan sedekahmu lewat lembaga atau kamu salurkan sendiri. Bersedekahlah sesuai kemampuanmu, tidak perlu memaksakan diri.Â
Buka bersama, tidak bisa dipungkuri ajakan untuk berbuka puasa sulit untuk ditolak. Semakin dewasa ajakan buka bersama semakin banyak. Mulai dari teman sekolah, teman kerja, teman masa kecil, teman organisasi dan lain sebagainya. Buka bersama memang baik untuk mempererat silaturahmi dengan mereka, tetapi perlu kamu sesuaikan dengan kondisi keuanganmu. Jangan sampai kamu mengiyakan semua ajakan mereka membuat pengeluaranmu membengkak. Kamu harus selektif dalam mengikuti kegiatan buka bersama.Â
Jajan takjil, bulan ramadan identik dengan takjil yang luar biasa menggiurkan. Ingin rasanya mencoba ini dan itu. Perlu diperhatikan, jangan sampai kalap yaa. Bolehlah sesekali jajan takjil, tapi janganlah bersikap boros. Takjil memang harganya tidaklah mahal, tetapi kalau beli takjilnya banyak kan, pengeluaran jadi ikut membengkak.Â
Bagi - bagi parcel untuk sanak saudara dan teman, bulan puasa menjadi momen terbaik untuk berbagi bingkisan untuk mereka. Dari mengirimkan sembako, pakaian, makanan hingga parcel mewah. Kamu yang melakukan tradisi ini pun juga harus memikirkannya. Berapa orang yang akan kamu beri bingkisan dan berapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap bingkisan itu.Â
Mudik dan buah tangan, menjadi salah satu ciri khas bulan ramadan. Meskipun, selama pandemi mudik dilarang, tetapi ada sejumlah daerah yang diijinkan untuk tetap melakukan mudik. Untuk kamu yang akan mudik, pengeluaran selama mudik harus kamu perhitungkan.Â
- Pos pengeluaran hiburan
Setelah semuanya tercatat dan dianggarkan, pos berikutnya adalah pos hiburan. Selama ramadan kamu bisa menggunakan pos ini untuk membeli baju baru, travelling, belanja online dan lain sebagainya.Â
3. Waspada dengan bocor halus selama ramadanÂ
Di dunia keuangan ada istilah bocor halus atau Latte Factor. Bocor halus adalah gaya hidup seseorang yang konsumtif dengan cara melakukan pengeluaran  untuk hal - hal kecil, namun jika dijumlahkan pengeluaran ternyata besar. Selama ramadan latte factor bisa saja terjadi kepada kamu. Misalnya, kamu  yang hobi belanja baik offline maupun online. Di bulan ramadan ini banyak sekali promo, diskon besar - besaran yang akan mengikat para konsumen. Dengan dalih"mumpung ada diskon" bisa saja kamu akan membelinya. Jika setiap ada promo dan diskon kamu melakukan pembelian, bisa - bisa keuanganmu akan berantakan.Â
Setiap orang memiliki latte factor yang berbeda - beda. Kamu bisa mencoba untuk mencari tahu latte factor kamu dimana. Ketika sudah menemukannya kamu bisa segera mengantisipasi hal itu. Salah satu solusi untuk mencegah terjadinya bocor halus adala dengan membuat skala prioritas dan menentukan alasan seberapa pentingnya kamu untuk memiliki barang ini. Bergaya hiduplah sesuai kantongmu, jangan memaksakan diri mengikuti trend yang sedang hits.Â
Mengelola keuangan dengan melakukan pencatatan seperti ini memanglah terlihat rumit bagi yang tidak terbiasa. Akan tetapi, kamu tidak perlu khawatir. Kamu bisa membuat pencatatan dengan model yang sangat sederhana atau kamu bisa menggunakan aplikasi pencatatan yang ada di smartphone kamu.Â
Jika kamu belum pernah melakukan pencatatan keuangan pribadi, kamu bisa mulai dari sekarang. Menjadikan bulan ramadan sebagai evaluasi kondisi keuangan dan mulai belajar untuk mengelola keuangan sendiri. Bijaklah dalam menggunakan uangmu karena uang susah susah gampang untuk dicari, tapi sangat mudah untuk dihabiskan.Â
Semoga bermafaat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H